5 Fakta Unik Tupai Ekor Sikat! Sering Konsumsi Alkohol

Tupai ekor sikat memiliki panjang tubuh sekitar 130–140 mm, dengan panjang ekor 160–190 mm. Lebih panjang ekor dibandingkan tubuhnya! Dilansir dari Global Biodiversity Information Facility, bagian punggung hewan ini berwarna abu-abu kecokelatan, dengan bagian perut berwarna putih kekuningan. Ekor tupai ini memiliki bentuk seperti pena bulu karena ujung ekornya memiliki rambut yang membentuk seperti bulu di pena. Warna ekor bulunya ini juga unik karena berwarna hitam yang memudar hingga berwarna putih di bagian ujung ekor.

Spesies tupai ini merupakan hewan yang rutin mengonsumsi alkohol di setiap malamnya. Mamalia ini akan menghabiskan waktu rata-rata 2 jam setiap malamnya untuk mengonsumsi nektar yang terfermentasi secara alami dari bunga palem bertam (Eugeissona tristis).

Dikutip dari Mybis, tumbuhan palem ini memang merupakan sumber makanan utama dari tupai ekor sikat. Hewan ini sering mengonsumsi alkohol dengan kadar alkohol yang setara dengan 9 gelas wine, yang umumnya dapat membuat manusia mabuk. Namun, ajaibnya tupai ini tidak menunjukkan tanda-tanda mabuk loh walau mengonsumsi alkohol dalam jumlah banyak! Tubuhnya sudah teradaptasi dengan baik sehingga kadar toleransi alkohol tupai ini cukup tinggi.

Ptilocercus lowii memiliki masa periode kehamilan selama 45–55 hari. Dikutip dari Human Ageing Genomic Resources, tupai ini akan melahirkan sekitar 2 anak pada tiap kehamilan dengan berat anak sebesar 10 gram saja. Sangat kecil dan imut! Anak tupai ini akan menyusu kepada induknya hingga berusia 4 pekan, kemudian dapat meninggalkan sarang untuk hidup mandiri.

Tupai ekor sikat hidup secara berkelompok yang terdiri dari 2 hingga 5 ekor. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, tupai ekor sikat ini merupakan hewan yang aktif pada malam hari. Saat siang hari, tupai ini cenderung tidak aktif, lemas, dan memilih untuk beristirahat. Oleh karena itu, ketika terdapat gangguan dari manusia saat siang hari, tupai ini hanya akan membalikkan badan kemudian memperlihatkan perutnya, mendesis keras, buang air kecil, hingga defekasi. Berbeda ketika malam hari, hewan ini akan segera berlari kencang ketika terdapat gangguan.

Ptilocercus lowii membuat sarangnya di dalam pohon, yang dibentuk dari daun kering, ranting, hingga serat kayu. Seperti tupai jenis lainnya, tupai ekor sikat ini dapat bergerak di bagian bawah dahan pohon. Berdasarkan informasi dari Animal Diversity, ekor tupai ini sangat sensitif terhadap sentuhan dan sering digunakan untuk berkomunikasi. Tupai ini akan mengibaskan ekornya untuk menunjukkan agresivitas, serta mengangkat tegak ekornya untuk menunjukkan kegembiraan.

Menarik juga ya tupai ekor sikat ini! Bisa mengonsumsi alkohol sebanyak itu tapi tidak mabuk sama sekali! Selain itu, hewan ini juga menunjukkan perutnya ketika terancam. Padahal jadi gemas nggak sih kalau ditunjukkin perut begitu? Sayangnya hewan imut ini juga menghadapi konflik dengan manusia yang melakukan penebangan hingga pembakaran hutan. Oleh karena itu, habitat dari tupai ekor sikat saat ini tengah terancam. Menyedihkan sekali, ya?