Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Viper boa (inaturalist.org/joachimbertrands)

Intinya sih...

  • Ular boa di Indonesia tidak sebesar anaconda, ukurannya kecil dan tidak berbisa
  • Viper boa hanya ada di Indonesia bagian timur, terancam punah karena kerusakan habitat
  • Viper boa adalah ular tanah yang tidak berbisa, melahirkan ovovivipar, dan memiliki perbedaan dengan ular viper sejati

Banyak orang yang menganggap kalau ular-ular boa berukuran raksasa seperti anaconda ada di Indonesia, padahal hal tersebut sebenarnya tidak benar. Memang benar di Indonesia terdapat beberapa spesies ular yang berasal dari famili boidae atau lebih akrab disebut ular boa. Namun ular boa yang ada di Indonesia tidak sampai sebesar anaconda, bahkan ukurannya bisa terbilang kecil, lho.

Ular boa yang ada di Indonesia adalah ular boa dari genus Candoia, genus ini juga biasa disebut sebagai viper boa karena kemiripannya dengan ular dari famili viperidae. Ukuran, bentuk tubuh, warna, dan kebiasaan viper boa sangat mirip dengan ular-ular viper.

Namun kamu tak perlu khawatir karena selayaknya ular boa lain viper boa merupakan ular tidak berbisa dan tidak berbahaya. Bahkan ular ini tergolong ular yang tenang dan tidak agresif sehingga sangat jarang menggigit atau menyerang manusia. Simak artikel ini dengan seksama jika kamu ingin tahu lebih dalam mengenai viper boa.

1. Viper boa menghuni Indonesia bagian timur

Viper boa (inaturalist.org/carlosbocos)

Ular viper boa memang ada di Indonesia, namun ular ini tidak menghuni seluruh wilayah Indonesia. Penyebarannya hanya mencakup Indonesia bagian timur seperti Halmahera, Papua dan Sulawesi, jelas The Reptile Database. Namun tentunya ular ini tidak cuma bisa ditemukan di wilayah Indonesia, ia juga mendiami beberapa negara lain. Selain di Indonesia ular ini dapat ditemukan di negara-negara yang berada di daerah Kepulauan Pasifik seperti Papua Nugini, Vanuatu, Kepulauan Solomon, Palau, Samoa, dan Kaledonia Baru.

Uniknya dari lima spesies viper boa hanya tiga spesies yang mendiami daerah Indonesia, yaitu Candoia carinata, Candoia paulsoni, dan Candoia aspera. Dua spesies lain, yaitu Candoia superciliosa dan Candoia bibroni hanya menguhuni negara-negara di Kepulauan Pasifik. Sayangnya populasi tiga spesies viper boa yang ada di Indonesia juga mulai terancam karena industrialisasi dan kerusakan habitat yang masif. Tiga spesies viper boa tersebut juga jadi satu-satunya ular boa yang ada di Indonesia, jadi tidak ada ular boa lain seperti anaconda di nusantara.

2. Panjang maksimalnya sekitar 1 meter

Viper boa (inaturalist.org/jonodashper)

Panjang ular ini sebenarnya bervariasi, laman kingsnake.com menjelaskan kalau ular ini punya panjang di kisaran 16 inchi sampai 6 kaki. Jika dikonversikan ke cm dan meter maka sama dengan 40 cm sampai 1.8 meter. Tentunya ukuran seperti itu bisa dibilang sangat kecil jika dibandingkan dengan ular boa raksasa seperti anaconda dan boa pembelit yang panjangnya melebihi 3 meter. Dengan ukurannya yang tak terlalu besar ia juga hanya mampu memakan hewan berukuran kecil. Biasanya ular ini memakan amfibi seperti kodok, reptil kecil seperti kadal atau mamalia kecil seperti tikus.

3. Mampu hidup di berbagai tipe habitat

Viper boa (inaturalist.org/jonodashper)

Selain viper boa sebenarnya ular-ular dari genus Candoia juga sering disebut sebagai ground boa atau boa tanah. Penyebutan tersebut bukan tanpa alasan karena ular viper boa adalah ular terestrial yang sering terlihat di daratan atau di atas tanah. Bahkan ia juga kerap terlihat bersembunyi di bawah daun kering atau masuk ke lubang-lubang yang ada di tanah.

Namun tak cuma di tanah, viper boa terkadang juga mampu memanjat pohon yang tidak terlalu tinggi. Hal tersebut ia lakukan dalam upaya mencari mangsa atau kabur dari kejaran predator. Di beberapa kesempatan ular ini juga sesekali terlihat berenang di sungai, danau atau genangan air, kemungkinan ia melakukan itu untuk mendinginkan suhu tubuh atau berpindah tempat. Tapi secara umum ular viper boa dapat ditemukan hutan, daerah dengan banyak tanaman dan area pertanian atau perkebunan, terang Ecologyasia.

4. Merupakan hewan ovovivipar

Viper boa (inaturalist.org/jonodashper)

Dilansir iNaturalist viper boa merupakan hewan ovovivipar yang artinya ia bertelur dan juga melahirkan, hal ini mirip dengan ular boa lain. Dalam hal ini ular betina tetap akan bertelur namun telur tersebut akan dikerami, diinkubasi dan menetas di dalam tubuh ular betina. Barulah setelah menetas bayi-bayi ular akan keluar dari tubuh ular betina, uniknya bayi-bayi tersebut langsung bisa mencari mangsa dan hidup sendiri. Biasanya viper boa mampu melahirkan sekitar 10 bayi ular dengan pengecualian pada Candoia paulsoni yang mampu melahirkan 30 sampai 40 bayi ular.

Musim kawin ular ini juga tak sering terjadi, yaitu hanya terjadi sekitar setahun sekali. Saat musim kawin tiba biasanya beberapa ekor ular jantan akan mengejar dan mengawini seekor betani. Namun uniknya ular-ular jantan tersebut tidak akan berkelahi saat hendak mengejar atau mengawini ular betina. Masa ovulasi ular betina juga cukup lama, yaitu ular betina hanya akan mengalami ovulasi sekali dalam dua atau tiga tahun. Musim kawin yang hanya setahun sekali dan masa ovulasi yang lambat membuat kegiatan reproduksi terhambat yang akhirnya membuat populasi ular ini terus menurun.

5. Punya bentuk mirip ular viper yang berbahaya

Viper boa (inaturalist.org/sparkn)

Tentunya nama viper yang disandang ular ini disematkan karena kemiripannya dengan ular dari famili viperidae. Namun berbeda dari ular-ular viper yang berbisa tinggi dan berbahaya ternyata ular viper boa ini tidak berbisa dan tidak berbahaya, terang laman Mindat. Kemiripan bentuk tubuh keduanya bisa muncul karena adanya kemiripan mangsa, habitat, lingkungan dan gaya hidup. Walau jika diamati lebih teliti sebenarnya kedua jenis ular ini punya beberapa perbedaan.

Ular viper boa punya kepala yang berbentuk segitiga memanjang sementara ular viper sejati punya kepala berbentuk segitiga sempurna. Sebagai ular tidak berbisa tentunya viper boa juga tak punya taring bisa berbeda dengan viper sejati yang punya taring bisa panjang dan melengkung di depan rahang. Warna dari viper boa juga cenderung gelap seperti hitam, cokelat, abu-abu, jingga, dan kemerahan. Sementara itu viper sejati punya warna yang lebih beragam mulai dari hitam, abu-abu, kuning, biru, hijau, sampai merah.

Walau menyandang nama viper namun viper boa merupakan ular boa yang berasal dari famili boidae dan bukan ular viper sejati yang berasal dari famili viperidae. Ular ini juga merupakan ular tidak berbisa dan tidak berbahaya bagi manusia. Namun walau merupakan ular boa ia punya ukuran yang tidak terlalu besar, berbeda dari saudaranya yang berukuran raksasa seperti anaconda atau boa pembelit. Ular ini juga merupakan satu-satunya jenis ular boa yang ada di Indonesia jadi kita harus menjaga dan melestarikan populasinya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team