Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fenomena Sosial yang Mungkin Terjadi di Negara Konflik, Sulit!

ilustrasi perang (unsplash.com/@jakobowens1)
ilustrasi perang (unsplash.com/@jakobowens1)

Memiliki tempat tinggal yang nyaman merupakan satu hal yang diidamkan oleh banyak orang. Hal ini bukan hanya terbatas pada rumah yang dimiliki, tapi juga kedamaian pada negara dan orang-orang di sekitar.

Namun, myatanya tidak semua orang bisa memperoleh hak yang sama untuk bisa tinggal dengan nyaman. Beberapa orang justru harus rela tinggal di tengah kekhawatiran, karena tinggal di negara konflik. Tidak jarang hal tersebut akan mendatangkan beberapa fenomena sosial berikut ini.

1. Sistem masyarakat yang berantakan

ilustrasi masyarakat sejahtera (unsplash.com/@dylu)

Setiap negara sejatinya memiliki sistem pemerintahan tersendiri dan hal ini memiliki fungsi yang penting. Segala urusan akan tertata dengan baik melalui sistem yang juga jelas, sehingga dapat memberikan pelayanan dan perlindungan untuk masyarakatnya.

Melansir United Nationsi, hal berbeda justru akan terjadi di negara yang berkonflik. Sebab, tanpa ada solusi atau gencatan senjata, hal itu hanya akan merusak tatanan sistem negara dan peraturannya. Hal inilah yang kemudian membuat sistem pemerintahan hingga masyarakatnya juga jadi turut berantakan.

2. Masyarakat akan hidup berkoloni dalam satu tempat

ilustrasi pengungsi (unsplash.com/@jricard)

Ketika suatu negara dilanda konflik di dalamnya, maka tentu akan memunculkan rasa kekhawatiran dan kesengsaraan bagi penduduknya. Hal ini membuat masyarakat lokal pun jadi tak mampu untuk tinggal di rumah masing-masing, sehingga mereka  cenderung menempati suatu wilayah pengungsian.

Mengutip UNICEF, para pengungsi yang berisi ragam usia tertentu mulai dari dewasa hingga anak-anak, akhirnya akan tinggal secara berkoloni. Hal seperti ini jauh lebih baik untuk memastikan keamanan, serta kebutuhan pangan yang tentu diperlukan. 

3. Kesejahteraan yang jelas merosot

ilustrasi kemiskinan (pexels.com/@dazzlejam)

Suatu negara dapat dikatakan sejahtera apabila dilihat dari banyak hal, yaitu ekonomi, fasilitas, pendidikan, hingga kualitas hidup yang dimiliki oleh masyarakat lokalnya. Sayangnya, hal ini tidak sejalan untuk masyarakat yang tinggal di negara rawan konflik.

Bukan tidak mungkin, bahwa konflik yang terjadi pada suatu negara justru menyebabkan beberapa hal, seperti rusaknya infrastruktur, naiknya angka pengangguran, inflamasi, dan masih banyak lagi, seperti dilansir Economics Help. Inilah yang kemudian menjadi alasan mengapa ekonomi bisa merosot tajam apabila suatu negara dilanda konflik berkepanjangan.

4. Konflik negara menyebabkan trauma

ilustrasi trauma (pexels.com/Liza Summer)

Konflik yang terjadi di beberapa negara ternyata tidak hanya berisiko menyebabkan rusaknya infrastruktur di sana. Ternyata konflik tersebut juga bisa menyebabkan trauma jangka panjang untuk para korbannya, khususnya anak-anak yang ada di sana.

Sumber yang menjadi trauma tersendiri bagi anak adalah mengenai kematian, kecelakaan akibat perang, kekerasan seksual, hingga malnutrisi yang disebabkan karena krisis pangan, seperti dikutip American Psychological Association. Inilah yang sebenarnya membuat perang tidak sama sekali bermanfaat, karena justru banyak menyimpan dampak buruknya.

5. Hilangnya fasilitas untuk masyarakat

ilustrasi infrastruktur rusuk (unsplash.com/@levimeirclancy)

Di zaman yang memiliki persenjataan modern kini, justru perang terasa amat sangat mengancam. Sebab, satu sama lain bisa saling menggunakan senjata api hingga bom yang bertujuan untuk saling menjatuhkan.

Hal seperti ini justru akan menyebabkan hilangnya fasilitas penting di suatu negara. Mulai dari fasilitas rumah sakit, pendidikan, hingga sarana transportasi dan sosial pun akan turut terdampak. Masyarakat lokal pun jadi sulit untuk kembali menata diri agar bisa seperti sebelumnya.

Perang tidak akan memberikan manfaat apa pun, karena hanya akan memberikan kesengsaraan. Sebab konflik antar pemerintahnya, justru jadi banyak warga tak berdosa yang pada akhirnya menjadi korban. Semoga tidak ada lagi perang di dunia, ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Topics
Editorial Team
Salsabila Manlan
EditorSalsabila Manlan
Follow Us