Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ular derik punya ekor yang bisa mengeluarkan suara (commons.wikimedia.org/Scutdude)
Ular derik punya ekor yang bisa mengeluarkan suara (commons.wikimedia.org/Scutdude)

Intinya sih...

  • Ekor ular memiliki fungsi dan kegunaan penting
  • Ular menggunakan ekornya untuk berburu dan mencari mangsa, serta mengusir predator
  • Kebanyakan ular arboreal memiliki ekor kuat yang digunakan untuk mencengkeram, sementara ular laut memiliki ekor pipih untuk berenang
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Secara umum ular lebih terkenal akan bisanya yang mematikan, lilitannya yang kuat, atau warnanya yang bervariasi. Hal tersebut sebenarnya tidak mengherankan mengingat ketiga hal tersebut jadi ciri khas dan keunikan yang melekat pada reptil tak berkaki ini. Tapi jika diulik lebih dalam nyatanya ekor ular juga tak kalah menarik dari ketiga hal tersebut, lho. Bahkan ekor ular memiliki fungsi dan kegunaan yang sangat penting dan ular tidak bisa hidup tanpa ekornya.

Sekilas ekor ular memang terlihat biasa saja dan tidak ada bedanya dengan ekor reptil lain. Namun jangan salah, tiap ular memiliki bentuk, ukuran, dan warna ekor yang berbeda. Nah, perbedaan-perbedaan itulah yang membuat ekor ular sangat unik dan memiliki fungsinya masing-masing. Sayangnya tak banyak orang yang tahu mengenai fungsi dan kegunaan yang dimiliki ekor ular. Oleh karena itu artikel ini akan membahas fungsi dan kegunaan ekor ular supaya pengetahuanmu bertambah dan supaya kamu tidak meremehkan ekor ular!

1. Sebagai alat untuk menarik perhatian mangsa

Viper bertanduk ekor laba-laba menggunakan ekornya untuk menarik perhatian mangsa (commons.wikimedia.org/Omid Mozaffari)

Berburu dan mencari mangsa merupakan salah satu hal paling penting yang harus dilakukan oleh ular. Dalam hal ini ular tak hanya mengandalkan lilitan, gigitan, atau bisanya yang mematikan tapi ia juga bisa mengandalkan ekornya. Tapi daripada digunakan untuk melumpuhkan mangsa ular justru memanfaatkan ekornya untuk menarik perhatian mangsa. Nah, hal ini salah satunya sangat terlihat pada Pseudocerastes urarachnoides atau viper bertanduk ekor laba-laba.

Laman iNaturalist menjelaskan kalau viper bertanduk ekor laba-laba punya ekor yang sudah dimodifikasi hingga bentuknya menyerupai laba-laba. Saat berburu ia akan berkamuflase dan menggerakan ekornya ke berbagai arah. Bagi burung ekor tersebut terlihat seperti laba-laba dan membuat burung tertarik untuk menangkapnya. Alhasil burung akan mengampiri ekor tersebut dan mencoba untuk menangkapnya. Saat burung sudah terpancing oleh umpan tersebut ular berbisa ini akan langsung menerkam dan memakannya.

2. Sebagai senjata untuk mengusir predator

Ular derik menggunakan ekornya untuk mengusir predatornya (commons.wikimedia.org/Alan D. Wilson)

Tak hanya untuk mendapatkan makanan, beberapa jenis ular juga bisa menggunakan ekornya untuk mengusir predator, jelas Thailand Snakes dan National Geographic Kids. Bahkan hal ini tak hanya dilakukan oleh satu jenis ular melainkan dilakukan oleh berbagai jenis ular, seperti ular derik dan ular cabai. Namun keduanya adalah dua jenis ular yang sangat berbeda, alhasil penggunaan dan strategi yang mereka lakukan juga sedikit berbeda.

Ular derik punya ujung ekor yang bisa mengeluarkan suara saat digerakan ke kanan dan ke kiri. Saat predator mendekat ular derik akan mengangkat kepala, menekuk leher, dan membunyikan ekornya. Suara ekornya sangat kencang dan biasanya predator akan pergi karena merasa takut. Di sisi lain, ular cabai punya strategi lain, yaitu ia akan berdiam diri, menyembunyikan kepala, dan mengangkat ekornya. Ekor ular cabai cenderung lancip dan biasanya punya warna mencolok seperti merah. Dengan mengangkat ekor dan menunjukan warna mencolok tersebut biasanya predator akan kaget, takut, dan akhirnya pergi menjauh.

3. Ekor ular bisa digunakan untuk mencengkeram dahan atau ranting

Sanca pohon hijau menggunakan ekornya untuk mencengkeram ranting (commons.wikimedia.org/Iqbal Nizar Arafat)

Artikel di jurnal Fuctional Ecology menjelaskan kalau kebanyakan ular arboreal yang hidup di pepohonan punya ekor kuat yang bisa digunakan untuk mencengkeram batang, ranting, atau dahan pohon. Ekor yang kuat tersebut juga memiliki sebutan tersendiri, yaitu prehensile tail atau ekor prehensile. Bentuk ekor demikian juga sangat berguna bagi ular karena membantunya saat memanjat, mencengkeram, bergelantungan, atau bertengger di pohon. Spesies ular yang memiliki ekor prehensile juga ada banyak, mulai dari ular pucuk, ular sanca, sampai ular viper.

Biasanya ekor prehensile pada ular punya ciri-ciri khusus, seperti punya ujung yang lancip, punya otot yang kuat, dan bentuknya memanjang. Ekor prehensile juga merupakan adaptasi dan evolusi yang umum ditemukan pada hewan arboreal. Karenanya tak hanya ular yang memiliki tipe ekor ini. Tercatat beberapa hewan seperti binturong, lemur, monyet, owa, biawak, dan kadal juga memiliki tipe ekor prehensile.

4. Membantu ular menyeimbangkan tubuh

Ular arboreal menggunakan ekornya untuk menyeimbangkan tubuh (commons.wikimedia.org/David V Raju)

Seperti hewan lain tentunya ular juga menggunakan ekornya untuk menyeimbangkan tubuh. Jika kamu perhatikan, tiap spesies ular punya ukuran dan bentuk ekor yang berbeda. Perbedaan ekor tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti perbedaan habitat, kebiasaan, makanan, dan spesies. Nah, dari perbedaan-perbedaan tersebut ular mampu menggunakan ekornya untuk mengatur keseimbangan tubuhnya. Sebagai contoh, ular arboreal bertubuh panjang menggunakan ekornya sebagai penopang tubuh saat memanjat pohon. Di lain sisi, ular terestrial justru menggunakan ekornya untuk menyeimbangkan diri saat sedang bergerak di atas tanah. Oleh karena itu ular tidak boleh kehilangan ekornya karena dapat mengganggu aktivitas dan pergerakan.

5. Ekor ular bisa digunakan sebagai dayung saat berenang

Ular laut menggunakan ekornya sebagai dayung (commons.wikimedia.org/Bramadi Arya)

Di saat ular arboreal memiliki ekor kuat yang bisa mencengkeram batang atau ranting pohon, ular akuatik seperti ular laut justru punya ekor pipih yang bentuknya seperti dayung. Dilansir Natural History Museum, bentuk ekor demikian sangat berguna bagi ular laut karena memudahkannya berenang, bermanuver, berbelok, dan meluncur di dalam air. Apalagi terkadang arus air laut cukup kencang dan kuat, alhasil dengan bantuan ekornya gerakan ular laut tetap bisa terarah dan ia tidak akan terbawa arus air laut.

Namun tentunya ekor pipih bukan satu-satunya hal yang membuat ular laut mampu bergerak dengan bebas di dalam air. Setidaknya kemampuan berenang yang ia miliki merupakan perpaduan dari berbagai hal. Pertama, ia punya ekor pipih yang berfungsi sebagai dayung dan sirip. Kedua, badannya yang panjang dan ramping membuatnya bisa bergerak dengan sangat lincah. Ketiga, bobotnya yang ringan membuat gerakan ular laut bisa lebih cepat. Terakhir, tubuhnya yang memanjang juga membuat gerakan ular laut lebih stabil, efisien, dan gesit.

Ekor yang dimiliki ular bukan sekadar bagian tubuh yang panjang, lancip, dan berwarna hijau. Justru lebih dari itu, ekor ular merupakan bagian tubuh yang sangat penting karena memiliki berbagai fungsi krusial. Setidaknya ekor ular bisa digunakan untuk lima hal, yaitu untuk berburu, untuk mengusir predator, untuk mencengkeram, untuk berenang, dan untuk menyeimbangkan tubuh. Karena memiliki banyak fungsi dan kegunaan maka ular tidak boleh kehilangan ekornya. Tak hanya itu, tidak seperti cecak atau kadal, ular tidak bisa menumbuhkan ekornya saat ekor tersebut putus.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team