Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Gagasan Sains Zaman Yunani Kuno yang Masih Relevan Hingga Saat Ini

ilustrasi kehidupan di Yunani Kuno (unsplash.com/Art Institute of Chicago)
Intinya sih...
  • Metode ilmiah Yunani Kuno masih menjadi dasar riset modern, dengan fokus pada pengamatan, hipotesis, dan eksperimen.
  • Geometri dan matematika dari tokoh seperti Euclid dan Archimedes masih digunakan dalam sistem GPS modern dan eksplorasi antariksa.
  • Klasifikasi makhluk hidup Aristoteles menjadi dasar taksonomi modern dalam biologi, meskipun belum mempertimbangkan teori evolusi.

Ilmu pengetahuan tidak lahir dalam sekejap—ia tumbuh dari pemikiran panjang yang diwariskan oleh peradaban masa lalu. Salah satu tonggak penting dalam sejarah sains adalah zaman Yunani Kuno, ketika para filsuf dan ilmuwan mulai menggali jawaban tentang alam semesta menggunakan akal dan pengamatan sistematis.

Meskipun zaman itu sudah ribuan tahun berlalu, banyak gagasan mereka tetap bertahan, menjadi fondasi dari berbagai disiplin ilmu modern. Pada ulasan ini, terdapat lima gagasan utama dari ilmu pengetahuan Yunani Kuno yang hingga kini masih sangat relevan. Dari metode ilmiah yang menjadi standar riset, hingga klasifikasi makhluk hidup, warisan intelektual ini membuktikan bahwa ide-ide besar tidak lekang oleh waktu.

1. Metode ilmiah

Thales dari Miletus (commons.wikimedia.org/Flappiefh)

Metode ilmiah merupakan salah satu warisan paling fundamental dari pemikiran Yunani Kuno yang masih digunakan hingga saat ini. Gagasan tentang penyelidikan sistematis terhadap alam semesta, yang menekankan pentingnya pengamatan langsung, pembentukan hipotesis, dan eksperimen, pertama kali muncul dari pemikir seperti Thales dari Miletus.

Konsep ini kemudian dikembangkan lebih jauh oleh Aristoteles, yang memberi penekanan besar pada pengamatan empiris dan proses klasifikasi. Walaupun bentuk modern dari metode ilmiah baru disempurnakan di era kemudian, dasar logika terhadap fenomena alam berasal dari tradisi ini. Aristoteles juga menekankan pentingnya argumen yang disusun secara logis, yang kemudian menjadi pondasi dalam debat.

2. Geometri dan matematika

Euclid (commons.wikimedia.org/Wellcome Collection)

Geometri dan matematika adalah dua bidang yang sangat dipengaruhi oleh pemikiran ilmuwan Yunani Kuno, terutama tokoh seperti Euclid dan Archimedes. Euclid, melalui karya monumentalnya Elemen, memperkenalkan pendekatan matematis berbasis aksioma dan pembuktian yang ketat, yang masih menjadi dasar dalam pengajaran matematika modern.

Archimedes, di sisi lain, dikenal atas kontribusinya dalam pengukuran volume, prinsip tuas, dan metode ekshaustif—yang menjadi cikal bakal kalkulus. Pengetahuan ini tidak hanya digunakan dalam bidang akademik, tetapi juga diaplikasikan secara luas. Bahkan, sistem GPS modern dan eksplorasi antariksa turut bergantung pada prinsip-prinsip geometri yang dikembangkan sejak zaman itu.

3. Klasifikasi makhluk hidup

Aristoteles (commons.wikimedia.org/Marco Almbauer)

Konsep klasifikasi makhluk hidup telah dikenal sejak zaman Yunani Kuno dan masih menjadi bagian penting dalam biologi modern. Aristoteles, yang dianggap sebagai pelopor dalam bidang ini, mengembangkan pendekatan sistematis untuk mengelompokkan tumbuhan dan hewan berdasarkan ciri-ciri yang dapat diamati.

Aristoteles memperhatikan faktor-faktor seperti habitat hingga struktur tubuh untuk membuat kategorisasi yang logis. Meskipun pendekatannya belum mempertimbangkan teori evolusi, Aristoteles berhasil meletakkan dasar pemikiran untuk taksonomi. Konsep seperti genus dan spesies yang ia gunakan terus berkembang dan disempurnakan hingga menjadi sistem klasifikasi modern.

4. Kedokteran dan sumpah Hippocrates

Hippocrates (commons.wikimedia.org/Wellcome Collection)

Dari semua bidang sains yang diwariskan oleh Yunani Kuno, kedokteran dan etika medis menempati posisi penting melalui tokoh legendaris Hippocrates. Ia memperkenalkan prinsip-prinsip dasar etika medis yang masih dijunjung tinggi hingga sekarang, seperti kewajiban untuk melakukan kebaikan, menghindari tindakan yang membahayakan, menjaga kerahasiaan pasien, dan mengutamakan kesejahteraan pasien.

Sumpah Hippocrates yang ia susun menjadi semacam kompas moral bagi para praktisi medis, meskipun dalam versi yang telah diperbarui sesuai dengan perkembangan zaman. Inti dari sumpah tersebut tetap menjadi pondasi dalam kode etik profesi dokter di berbagai belahan dunia. Selain aspek etika, pendekatan Hippocrates terhadap penyakit juga berlandaskan pada pengamatan klinis, bukan takhayul atau intervensi mistis.

5. Astronomi dan hipotesis heliosentris

Aristarchus dari Samos (commons.wikimedia.org/Eliseevmn)

Pemikiran astronomi dari Yunani Kuno memberikan dasar penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan luar angkasa saat ini. Meskipun model geosentris Ptolemy mendominasi pemikiran astronomi selama berabad-abad, gagasan heliosentris yang menyatakan bahwa Matahari berada di pusat alam semesta pertama kali dikemukakan oleh Aristarchus dari Samos.

Walau tidak diterima luas pada masanya, hipotesis ini menjadi batu loncatan bagi Revolusi Ilmiah yang dipelopori oleh Copernicus berabad-abad kemudian. Para astronom Yunani juga memperkenalkan teknik pengamatan, serta membuat model-model matematis untuk memahami gerak benda langit. Kontribusinya turut memengaruhi astronom-astronom Islam dan Eropa yang kemudian mengembangkan teori yang lebih kompleks.

Meskipun telah berlalu lebih dari dua milenium, pemikiran sains dari Yunani Kuno masih menjadi bagian integral dari ilmu pengetahuan modern. Dari metode ilmiah hingga etika kedokteran, warisan intelektual mereka terus membentuk cara kita memahami dunia dan menyelesaikan masalah dengan pendekatan rasional.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us