Potret kota Salem (unsplash.com/Dan Meyers)
Salem, Massachusetts, mungkin terdengar seperti kota kecil biasa di Amerika. Namun pada abad ke-17, kota ini jadi panggung pengadilan penyihir paling terkenal dalam sejarah. Tahun 1692, puluhan orang dituduh sebagai penyihir, dan belasan di antaranya dihukum mati.
Menurut arsip dan kajian dalam Salem Possessed, sebagian besar tuduhan bermula dari konflik pribadi, iri hati, atau rumor yang diperbesar. Pernyataan-pernyataan saksi acapkali berbasis prasangka, bukan bukti konkret, sehingga banyak jiwa melayang hanya karena bisikan dan ketakutan kolektif.
Beberapa teori menyebut perburuan penyihir dipicu oleh keracunan jamur ergot pada gandum, sehingga menyebabkan halusinasi. Teori lain menuding perebutan tanah dan kekuasaan antar keluarga sebagai akar masalah. Apa pun penyebabnya, puluhan nyawa melayang tanpa bukti kuat. Misteri itu membuat Salem tetap jadi simbol bahaya histeria massal.
Sejarah selalu menyimpan dua sisi: kejayaan dan kehancuran. Kota-kota seperti Pompeii, Tenochtitlan, Sarajevo, Nanjing, dan Salem adalah bukti bahwa darah dan air mata juga ikut membentuk wajah dunia. Mereka bukan sekadar cerita lama, tapi cermin betapa rapuhnya peradaban manusia. Misteri yang menyelimuti kota-kota ini membuat kita tak pernah benar-benar bisa menutup buku sejarahnya. Ada pertanyaan-pertanyaan yang tetap menggantung, mengingatkan bahwa masa lalu tak selalu bisa kita pahami sepenuhnya.