5 Kota Kuno yang Hancur dalam Waktu Singkat, Apa yang Terjadi?

Lokasi kota Pompeii pertama kali ditemukan pada tahun 1755 oleh para arkeolog, lengkap dengan penduduknya yang sudah berubah wujud menjadi batu. Namun kota ini sebenarnya sudah ada sejak tahun 2 sebelum Masehi (SM). Terletak di kaki Gunung Vesuvius, Pompeii adalah sebuah kota maju, lengkap dengan berbagai fasilitas. Sayangnya, tidak banyak penduduknya menyadari bahwa Gunung Vesuvius yang berada tidak jauh dari kota, menyembunyikan bahaya.

Aktifitas Gunung Vesuvius meningkat pada 62 SM, ditandai dengan gempa 7,5 skala Richter pada 5 Februari 62 M. Tahun 79 M, berbagai fenomena aneh mulai menghantui kota. Dimulai dari suhu yang meningkat, ikan-ikan danau yang mati secara misterius, mata air mengering, hingga tanaman di sekitar lereng gunung yang mendadak layu. Puncaknya pada Oktober 79 M, tiga ledakan terdengar dari puncak Gunung Vesuvius.

Tidak tanggung-tanggung, letusan gunung ini bahkan seratus ribu kali lebih kuat dari bom atom yang dijatuhkan di kota Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945, dan menyebabkan kematian lebih dari 20.000 penduduk Pompeii. Ledakan ini diikuti dengan abu, awan panas, aliran magma, batu-batu apung yang mengubur kota Pompeii dalam waktu satu hari.

Dalam bahasa Yunani, petra berarti batu. Kenyataannya, kota kuno satu ini memang terdiri dari tebing batu berwarna merah yang dipahat menjadi bangunan tempat tinggal. Terletak 150 mil dari Amman di Yordania, Petra merupakan kota kuno yang sudah ditinggali sejak 1200 SM. Penghuni awal Petra adalah orang-orang Nabatean, yang kemudian membangun kota ini, dan menjadikannya sebagai pusat perdagangan.

Kesuksesan Petra nyatanya mengundang rasa iri banyak peradaban besar. Kekaisaran Yunani pernah berusaha untuk 'mencaplok' kota ini pada tahun 312 M, begitu juga dengan Romawi yang menyerang Petra pada 106 M. Serangan Romawi pada akhirnya memang mampu menaklukkan Petra, namun bukan Romawi yang membuat kota ini hancur.

Sekitar abad ke 4 M, Petra yang kala itu masih berada dibawah kekuasaan Romawi, diguncang oleh gempa besar yang menghancurkan banyak bangunan dalam waktu sehari. Setelah gempa, kota ini memang sempat difungsikan kembali, sebelum akhirnya ditinggalkan begitu saja.

Terletak di Lembah Indus yang subur, keberadaan Mohenjo Daro tidak diketahui oleh siapa pun hingga tahun 1911. Satu dekade kemudian, penggalian pun dilakukan. Hasilnya, para arkeolog berhasil menemukan sebuah kota seluas 100 hektar lengkap dengan sisa bangunan rumah, sumur, bahkan kamar mandi.

Menurut penelitian, kota ini dibangun sekitar tahun 2500 SM, dan ditinggalkan sekitar tahun 1900 SM. Masalahnya, para arkeolog belum menemukan penyebab mengapa orang-orang meninggalkan kota ini dan membiarkannya runtuh. Beberapa kemungkinan dikemukakan oleh para ahli untuk memecahkan misteri kota ini. Mulai dari banjir, perubahan arah aliran sungai, hingga penyerangan oleh suku lain.

Awalnya, Port Royal hanyalah sebuah pulau di pantai selatan Jamaika yang berpenduduk sedikit. Sebelum tahun 1655, pulau itu dikuasai Spanyol hingga Inggris datang, dan mencaploknya. Karena lokasinya yang dekat dengan wilayah pendudukan Spanyol, Inggris khawatir jika Spanyol akan merebut Port Royal kembali.

Sebagai solusinya, Inggris mulai membangun Benteng Charles di pelabuhan, dan beberapa benteng kecil lainnya. Tidak cukup dengan benteng, Inggris juga mengundang para bajak laut untuk tinggal. Tidak membutuhkan waktu lama, Port Royal berubah menjadi kota bajak laut. Berbagai fasilitas seperti kedai minum, hingga rumah bordil dibangun untuk membuat bajak laut betah.

Sayangnya, semua fasilitas dan kebesaran kota ini hancur begitu saja pada 7 Juni 1692. Sebuah gempa bumi besar melanda kota, menenggelamkan sebagian besar wilayah ke dalam laut, dan menewaskan lebih dari 5.000 jiwa dalam waktu singkat.

Dibangun pada 8 SM, Heracleion atau yang dikenal juga dengan nama Thônis merupakan salah satu kota favorit bangsa Mesir Kuno. Bagaimana tidak, kota ini merupakan pelabuhan utama bagi masuknya semua kapal Yunani, dimana pemerintah dapat mengenakan pajak bagi para pendatang.

Ditambah dengan perdagangan yang terjadi di kota itu, membuat Thônis menghasilkan banyak uang. Bagi para penduduk, kota ini merupakan tempat ibadah dengan banyaknya kuil dan patung para Dewa untuk disembah. Sayangnya pada tahun 2 SM, kota itu dilanda banjir bandang yang menghancurkan mayoritas bangunan di kota itu dalam sekejap. Ditambah naiknya permukaan air laut, dan tsunami membuat kota megah ini tenggelam sedalam 45 meter di bawah Laut Mediterania.

Kota-kota kuno yang diulas di atas hanya sebagian dari banyaknya peninggalan sejarah. Tentu masih banyak misteri yang ada di kehidupan lalu, yang masih belum kita ketahui. Semoga ulasan barusan bisa menambah pengetahuanmu, ya.