5 Lalat Unik yang Mirip dengan Tawon, Tidak Bisa Menyengat dan Tidak Berbahaya!

- Lalat drone menirukan lebah eropa untuk menghindari predator dan hidup di hampir seluruh dunia kecuali Antartika.
- Marmalade hoverfly adalah spesies hoverfly paling melimpah di Eropa Tengah dengan kebiasaan bermigrasi di musim dingin.
- Lalat batman, lalat drone eurasia, dan lalat matahari memiliki peran penting dalam penyerbukan tumbuhan serta habitat yang berbeda-beda.
Lalat merupakan serangga berukuran kecil yang memiliki kemampuan terbang sangat baik. Ia memiliki beberapa ciri khas, seperti ukuran kecil, badan yang agak membulat, dan mata besar di bagian depan kepala. Biasanya, lalat memiliki warna yang gelap dan agak pudar, seperti hitam, abu-abu, atau cokelat. Uniknya, ada juga lalat berwarna kuning yang sangat mirip dengan tawon.
Karena hal tersebut, mereka sering disalahpahami dan akhirnya dibunuh karena dianggap membahayakan. Padahal, lalat-lalat tersebut sama sekali tidak berbahaya dan justru memiliki peran penting di alam. Tak cuma mirip tawon, lalat-lalat tersebut juga menyimpan segudang keunikan. Jadi, kali ini kita akan membahas beberapa lalat unik yang mirip tawon agar wawasanmu makin luas!
1. Lalat drone

Dilansir Ask IFAS, Eristalis tenax atau lalat drone menirukan satu spesies lebah, yaitu Apis mellifera (lebah madu eropa). Nah, peniruan tersebut membuatnya lebih aman dari predator karena predator akan menganggapnya sebagai hewan berbisa dan takut mendekatinya. Sayapnya sendiri cukup lebar dengan bentang sayap yang mencapai 1.5 centimeter.
Penyebarannya sangat luas, bahkan lalat ini bisa dijumpai hampir di seluruh dunia kecuali Antartika. Di musim panas, lalat drone akan menjadi teritorial dan tak takut untuk mengusir apapun yang masuk ke wilayah kekuasaannya. Uniknya, penelitian membuktikan kalau lalat drone jantan akan hidup di satu teritori selama hidupnya. Terakhir, habitatnya mencakup kebun, taman, hutan, dan pemukiman.
2. Marmalade hoverfly

Laman NatureSpot menjelaskan kalau hewan dengan nama ilmiah Episyrphus balteatus ini bisa ditemukan di taman, kebun, area berkayu, dan area terbuka yang panas. Penyebarannya sendiri mencakup wilayah Paleartik, yaitu Eropa, Asia Utara, dan Afrika Utara. Gak cuma itu, lalat ini juga menyandang gelar sebagai spesies hoverfly dengan populasi paling melimpah di Eropa Tengah.
Layaknya tawon, marmalade hoverfly punya tubuh memanjang dan corak hitam kuning. Hanya saja, ia memiliki mata yang sangat besar dan mata tersebut bisa kamu jadikan patokan untuk membedakan hewan ini dengan tawon. Tak hanya itu, marmalade hoverfly juga memiliki kebiasaan bermigrasi. Di musim dingin, ia akan bermigrasi dari Eropa Utara ke Eropa Tengah.
3. Lalat batman

Kata batman di nama lalat ini merujuk pada corak berwarna hitam di badannya yang mirip dengan tengkorak atau kepala superhero tersebut. Dilansir National Biodeversity Data Center, lalat batman sangat suka tinggal di area hutan, kebun, area berkayu, daerah lembap, dan area dengan vegetasi rapat. Ia juga memiliki bunga kesukaan, yaitu bunga-bunga dari genus Castanea, Concolvulus, Crataegus, danChaerophyllum. Individu dewasanya memang lebih suka memakan nektar di bunga, namun larva atau belatungnya sama seperti larva lalat lain, yaitu memakan bangkai dan kotoran.
4. Lalat drone eurasia

Lalat dengan nama ilmiah Eristalis arbustorum ini sering terlihat beterbangan dan menempel di berbagai jenis bunga. Seperti lalat lain di daftar ini, lalat drone eurasia merupakan pemakan nektar, mirip seperti kupu-kupu. Selain itu, ia juga membantu penyerbukan tumbuhan dan membuatnya menjadi spesies lalat yang penting bagi keseimbangan ekosistem.
Dilansir iNaturalist, lalat drone eurasia bisa hidup di hutan, kebun, taman, hingga area pemukiman. Penyebarannya sendiri mencakup Afrika Utara hingga India Utara. Uniknya, larva atau belatung lalat ini merupakan hewan akuatik yang hidup di dalam air. Biasanya, larvanya sering ditemukan di perairan dangkal atau di kolam yang berair tenang.
5. Lalat matahari

Laman Animalia menerangkan kalau Helophilus pendulus atau lalat matahari bisa dijumpai di Eropa, Siberia, hingga daerah Samudra Pasifik. Nama matahari sendiri ia peroleh dari kebiasaannya aktif di siang hari saat matahari sedang terik-teriknya. Lebih lanjut, biasanya ia akan berkelana di kebun, hutan, rawa, kolam, dan sungai dalam rangka mencari bunga untuk diambil nektarnya. Sembari berpindah dari satu bunga ke bunga lain, lalat matahari akan membantu proses penyerbukan mereka.
Gak cuma punya perawakan yang mirip tawon, ternyata lalat-lalat tersebut juga memakan nektar. Tentunya, hal tersebut sangat berbeda dari lalat lain yang menjijikan dan sering memakan bangkai dan mengotori makanan manusia. Oleh sebab itu, kehadiran lalat-lalat tersebut menjadi bukti kalau tak semua spesies lalat merugikan dan menjijikan.