Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Mamalia Berbisa Terunik, Bisanya Gak Kalah dari Ular dan Tawon!

tikus tanah eropa (commons.wikimedia.org/Luc hoogenstein)
Intinya sih...
  • Solenodon, mamalia berbisa yang dianggap punah namun ditemukan kembali di Kuba pada tahun 1974 dan 2016.
  • Platypus, hewan semi akuatik endemik Australia dengan taji yang bisa menyuntikan bisa dan menyebabkan rasa sakit pada manusia.
  • Tikus tanah eropa, hewan imut ini memiliki gigitan berbisa yang digunakan untuk melumpuhkan mangsa namun tidak berbahaya bagi manusia.

Jika membahas hewan berbisa, pasti kamu langsung tertuju pada ular, lebah, kalajengking, atau laba-laba. Sebab, mereka merupakan beberapa hewan berbisa paling terkenal dan paling berbahaya bagi manusia. Nah, apakah kamu tahu kalau terdapat mamalia berbisa? Seperti hewan berbisa lain, mamalia mampu menyuntikan bisa dari gigitan hingga tusukan.

Contohnya, ada platypus yang bisanya disuntikan lewat taji. Kemudian, hewan kecil seperti celurut juga mampu menyuntikan bisanya lewat gigitan. Tak mau kalah, bahkan ada juga primata yang berbisa. Merasa tertarik dengan hewan-hewan tersebut? Nah, maka dari itu, simak artikel ini dengan seksama!

1. Solenodon

solenodon (inaturalist.org/Amiel Hopkins)

Dilansir AMNH, dahulu solenodon dianggap sudah punah oleh para ahli. Uniknya, pada tahun 1974 para ahli berhasil menemukan hewan ini di wilayah Kuba. Setelah itu, pada tahun 2016 para ahli kembali melakukan ekspedisi dan akhirnya kembali menemukan 11 individu. Nah, akhirnya 11 individu tersebut diobservasi, diteliti, dan dilepaskan kembali ke alam dalam keadaan sehat.

Hanya tersisa dua spesies solenodon yang masih hidup, yaitu Solenodon paradoxus (solenodon hispaniola) dan Atopogale cubana (solenodon kuba). Soal bisa, hewan yang berasal dari famili Solenodontidae ini punya bisa di air liur. Saat menggigit, bisanya akan mengalir lewat air liur dan masuk ke tubuh lewat luka gigitan. Bagi manusia, bisa tersebut hanya menyebabkan gejala menengah.

2. Platypus

platypus (commons.wikimedia.org/Charles J. Sharp)

Ornithorhynchus anatinus atau platypus merupakan satwa endemik Australia. Dilansir Atlas of Living Australia, hewan semi akuatik tersebut bisa ditemukan di Tasmania dan Australia bagian timur. Panjangnya sendiri sekitar 55 centimeter, ia punya ekor pipih, tubuh berbulu, paruh yang mirip dengan bebek, dan bereproduksi dengan cara bertelur.

Platypus memiliki taji yang berlokasi di kaki belakangnya. Taji tersebut pendek, melengkung, tajam, dan bisa menyuntikan bisa. Sebenarnya, individu jantan dan betina sama-sama memiliki taji. Hanya saja, hanya individu jantan yang tajinya tetap bertahan hingga dewasa. Lebih lanjut, taji dan bisa tersebut digunakan platypus untuk mempertahankan diri. Bagi manusia, bisanya mampu menyebabkan rasa sakit yang luar biasa.

3. Tikus tanah eropa

tikus tanah eropa (commons.wikimedia.org/Luc hoogenstein)

Hewan dengan nama ilmiah Talpa europaea ini memang terlihat imut, namun ia berbisa, lho. Dilansir ScienceDirect, tikus tanah eropa memiliki gigitan berbisa. Mirip seperti solenodon, bisa tersebut disuntikan lewat gigitan dan mengalir lewat air liur. Dalam hal ini, gigitannya digunakan untuk melumpuhkan mangsa. Setelah mangsanya lumpuh, hewan ini juga bisa menyimpannya untuk dimakan di kemudian hari.

Untungnya, bisanya tidak berbahaya bagi manusia dan ia jarang menggigit. Sebaliknya, ia merupakan hewan pemalu yang lebih sering menghabiskan waktunya di dalam tanah. Uniknya, tikus tanah eropa dianggap sebagai hama karena bisa merusak akar tanaman, membuat tanah berlubang, dan memakan cacing yang baik bagi kesuburan tanah. Alhasil, ia kerap ditangkap dan dibasmi oleh para petani.

4. Celurut

celurut (commons.wikimedia.org/Lies Van Rompaey)

Sekilas, celurut yang berasal dari famili Soricidae memang mirip dengan tikus. Hanya saja, mereka punya beberapa perbedaan. Contohnya, moncong celurut lebih memanjang, matanya lebih kecil, penglihatannya buruk, dan beberapa spesies celurut merupakan hewan berbisa. Dilansir Critter Control, hewan ini mampu menyuntikan bisa lewat gigitannya

Seperti hewan lain, bisa tersebut digunakan untuk melumpuhkan dan menangkap mangsa. Jika celurut menggigit manusia, bisanya hanya menyebabkan rasa sakit dan pembengkakan. Sampai saat ini, tak ada kasus kematian akibat gigitan celurut. Celurut sendiri merupakan hewan nokturnal. Ia juga tidak agresif, pemalu, takut dengan manusia, dan tak pernah menyerang manusia.

5. Kukang

kukang (commons.wikimedia.org/Wich'yanan L)

Laman Britannica menjelaskan kalau hewan dari genus Nycticebus ini merupakan satu-satunya primata berbisa di dunia. Bisanya sendiri disimpan di kantung yang berlokasi di bawah ketiak. Saat menggigit, bisa tersebut akan mengalir, bercampur dengan air liur, dan akhirnya masuk ke tubuh lewat luka gigitan. Biasanya, bisa tersebut digunakan untuk berburu dan melindungi diri.

Secara umum, bisanya tidak berbahaya, namun terkadang mampu menyebabkan syok anafilaktik pada manusia. Kukang sendiri bisa ditemukan di beberapa daerah, seperti Thailand, Malaysia, Indonesia, dan Myanmar. Lebih lanjut, ia merupakan hewan arboreal yang sangat aktif pada malam hari. Gak cuma itu, kukang juga merupakan satwa terancam punah yang dilindungi oleh pemerintah.

Tak kalah dari ular atau tawon, ternyata bisa mamalia mampu memberikan rasa sakit, pembengkakan, hingga syok. Memang tak sanggup membunuh manusia, namun kamu harus tetap hati-hati dengan mereka. Jika bertemu mamalia berbisa, kamu tak boleh mengganggunya. Sebaliknya, biarkan mereka hidup bebas di alam liar.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us