5 Manfaat ASI untuk Imunitas Bayi, Pengaruhi Kesehatan Jangka Panjang

Terdapat beberapa molekul dalam ASI yang mencegah mikroba menempel di permukaan mukosa. Misalnya adalah oligosakarida yang merupakan rantai gula sederhana dan memiliki sifat menghalau bakteri, mengikatnya dalam kompleks yang tidak berbahaya, dan kemudian dikeluarkan oleh bayi.

Selain itu, ASI mengandung molekul besar yang disebut musin yang mengandung banyak protein dan karbohidrat. Molekul ini juga mampu menempel pada bakteri dan virus serta menghilangkannya dari tubuh.

Antibodi yang disebut sebagai imunoglobulin memiliki lima bentuk dasar dan dilambangkan sebagai IgG, IgA, IgM, IgD, dan IgE. Semua antibodi ini terdapat dalam ASI, tetapi yang paling melimpah adalah IgA, khususnya IgA sekretori. IgA sekretori paling banyak ditemukan dalam di usus dan sistem pernapasan orang dewasa.

IgA sekretori melindungi molekul antibodi supaya tidak rusak oleh asam lambung dan enzim pencernaan yang ada di lambung dan usus. Molekul IgA sekretorik dapat diteruskan dari ibu ke bayi melalui ASI. Molekul IgA sekretorik ini sangat membantu tubuh bayi mengikat mikroorganisme dan menjauhkannya dari jaringan tubuh.

Toleransi oral adalah saat sistem kekebalan tidak bereaksi ketika kita terkena sesuatu secara oral yang seharusnya tidak berbahaya, misalnya makanan. ASI membawa bermacam-macam alergen potensial yang bersumber dari lingkungan ibu. Jadi, bisa dibilang bahwa ASI memainkan peran penting dalam pengembangan toleransi oral.

Karena alasan ini, ASI dapat menjadi aspek penting untuk mencegah alergi dan penyakit autoimun. Dengan demikian, sudah jelas bahwa menyusui memegang peran penting dalam membangun sistem kekebalan tubuh, baik dalam jangka pendek maupun panjang.

Kelenjar timus merupakan organ pusat dari sistem kekebalan tubuh. Organ ini berperan penting dalam produksi sel darah putih yang memegang peran penting dalam sistem kekebalan tubuh. Organ timus juga membuat sel T regulator yang berfungsi membantu mencegah penyakit autoimun.

Dengan begitu, bisa dibilang kelenjar timus yang lebih besar penting untuk fungsi optimal sistem kekebalan tubuh dalam jangka panjang. Bayi yang diberi ASI cenderung memiliki kelenjar timus yang lebih besar daripada bayi yang diberi susu formula.

Pada tahap awal kehidupan, mikrobioma usus dapat dengan mudah dipengaruhi oleh apa yang terjadi pada peristiwa kehidupan awal. Saat bayi berkembang, mikrobioma usus menjadi lebih tahan terhadap perubahan. Artinya, ini mungkin 'mengunci' mikrobioma usus yang ideal atau tidak ideal hingga dewasa. Bayi yang disusui mengambil bakteri dari kulit ibu dan susunya.

ASI juga mengandung banyak faktor pertumbuhan, seperti HCF dan EGF, yang dapat membantu perkembangan usus termasuk lapisannya. Oleh sebab itu, menyusui dapat membantu usus bayi mempertahankan integritasnya dan mencegah patogen masuk.

Ternyata, ASI bukan hanya menyediakan makanan bagi bayi, tetapi juga menyediakan banyak aspek penting lainnya. ASI melindungi bayi dari infeksi dan membantu membentuk kekebalan bayi sampai mereka dapat melindungi diri mereka sendiri.