Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
buaya
buaya nil (commons.wikimedia.org/Diego Delso)

Intinya sih...

  • Penyebaran buaya muara lebih luas dari buaya nil, bisa dijumpai di Asia Selatan, Asia Tenggara, Australia, dan Oseania.

  • Ukuran buaya muara lebih besar dari buaya nil, panjang maksimalnya 7 meter dengan berat mencapai 1,2 ton.

  • Kekuatan gigitan buaya nil jauh lebih besar dari buaya muara, dengan kekuatan gigitan mencapai 5,000 psi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Terdapat dua buaya yang menjadi spesies buaya terbesar di dunia, yaitu Crocodylus porosus (buaya muara) dan Crocodylus niloticus (buaya nil). Sekilas, mereka memang terlihat mirip, entah dari ukuran, bentuk tubuh, atau kebiasaannya. Saking miripnya, orang awam akan kesulitan membedakan kedua reptil tersebut jika hanya dilihat sekilas tanpa memperhatikan detail-detail kecil.

Padahal, buaya nil dan buaya muara memiliki segudang perbedaan yang cukup mencolok, lho. Contohnya, buaya muara dan buaya nil memiliki bentuk moncong yang berbeda. Kemudian, penyebaran mereka juga sangat berbeda. Tak hanya itu, bahkan buaya nil dan buaya muara bisa dibedakan dari kekuatan gigitannya. Lebih lanjut, mari kita bahas semua perbedaan tersebut di artikel ini.

1. Penyebaran buaya muara lebih luas dari buaya nil

buaya muara (commons.wikimedia.org/Holger Krisp)

Dilansir GBIF, kedua buaya raksasa tersebut memiliki penyebaran yang sangat berbeda. Pertama, buaya muara bisa dijumpai di beberapa tempat, yaitu Asia Selatan, Asia Tenggara, Australia, dan Oseania. Di sisi lain, buaya nil hanya bisa dijumpai di benua Afrika dan Madagaskar. Jadi, karena penyebarannya yang bertolak belakang mereka tak pernah bertemu atau berkonflik.

Walau begitu, mereka tetap memiliki habitat yang tak terlalu berbeda. Dalam hal ini, entah buaya nil atau buaya muara sama-sama bisa dijumpai di sungai, danau, rawa, genangan air, area lembap, hutan, dan perairan air payau. Di sana, kedua reptil raksasa tersebut sering berjemur, berenang, berburu, kawin, atau sekadar beristirahat dengan tenang.

2. Ukuran buaya muara lebih besar dari buaya nil

buaya nil (commons.wikimedia.org/Diego Delso)

Sebenarnya, buaya muara dan buaya nil merupakan dua reptil raksasa yang ukurannya jauh di atas reptil lain. Namun, ukuran buaya muara sedikit lebih besar dari buaya nil. Dilansir Britannica, panjang maksimal buaya muara ada di angka 7 meter dan bobotnya bisa mencapai 1,2 ton. Di sisi lain, panjang maksimal buaya nil ada di angka 6 meter dan berat rata-ratanya sekitar 410 - 680 kilogram. Lebih lanjut, buaya nil merupakan reptil terbesar di Afrika sementara buaya muara menyandang gelar sebagai reptil terbesar di dunia.

3. Kekuatan gigitan buaya nil jauh lebih besar dari buaya muara

buaya muara (commons.wikimedia.org/Tisha Mukherjee)

Soal kekuatan gigitan, buaya nil lebih unggul dari buaya muara. Dilansir BBC Science Focus Magazine, kekuatan gigitan buaya nil ada di angka 5,000 psi. Di sisi lain, kekuatan gigitan buaya muara hanya sekitar 3,700 psi. Jadi, jika dihadapkan dengan tulang yang lebih keras atau cangkang yang lebih kuat, buaya nil bisa menghancurkan dan memakannya dengan lebih mudah daripada buaya muara.

Kemungkinan, perbedaan kekuatan gigitan tersebut bisa terjadi akibat beberapa faktor, seperti kebiasaan, pilihan makanan, bentuk rahang, dan ketebalan otot. Sebenarnya, hal tersebut tidak mengherankan mengingat kedua hewan tersebut punya adaptasi yang berbeda. Gigitan buaya muara memang tidak sekuat buaya nil, namun ia tetaplah predator ganas yang bisa memakan apapun.

4. Buaya nil memiliki moncong yang lebih pendek dari buaya muara

buaya nil (commons.wikimedia.org/Bernard Gagnon)

Buaya nil dan buaya muara juga menunjukan perbedaan ciri fisik yang cukup menonjol. Pertama, buaya nil memiliki warna yang lebih cerah seperti cokelat dan kekuningan. Di sisi lain, warna buaya muara jauh lebih gelap, yaitu abu-abu dan hitam. Bentuk moncongnya juga berbeda karena moncong buaya muara lebih panjang dan ramping sementara moncong buaya nil lebih tebal, pendek, dan besar.

Karena moncongnya yang lebih panjang, buaya muara lebih sering memburu hewan air yang licin. Ikan, ular, kura-kura kepiting, kerbau air, dan babi menjadi makanan utamanya. Sangat berbeda, rahang dan moncong buaya nil secara khusus dirancang untuk menerkam mamalia berukuran besar. Mau itu antelop, zebra, jerapah, badak, hingga anakan gajah semuanya bisa dimakan oleh buaya nil.

5. Buaya muara punya ketahanan air asin yang lebih tinggi

buaya muara (commons.wikimedia.org/Paul Thomsen)

Dilansir iNaturalist, buaya muara terkenal karena kemampuannya untuk hidup di laut. Nah, hal tersebut bisa terjadi karena buaya muara memiliki toleransi yang tinggi terhadap perubahan salinitas air. Artinya, ia bisa beradaptasi dengan perubahan dari air tawar hingga air asin. Lebih lanjut, kemampuan tersebut membuat buaya muara bisa berenang di pantai, laut lepas, bahkan ia bisa menyeberangi pulau.

Sebenarnya, buaya nil juga kerap ditemukan di area pesisir. Namun, ia tak memiliki toleransi yang tinggi terhadap perubahan salinitas air. Karenanya, buaya nil hanya sanggup bertahan di perairan air tawar dan air payau yang kadar garamnya tak terlalu tinggi. Misal pun berenang di laut, buaya nil hanya bisa melakukannya dalam waktu singkat.

Setelah dibahas, seharusnya kamu sudah bisa membedakan buaya muara dan buaya nil. Maka dari itu, kamu gak boleh salah saat mengidentifikasi atau mengenali mereka. Sebaliknya, pengetahuan yang sudah kamu dapat harus disebarkan ke banyak orang. Pasalnya, di luar sana masih banyak orang yang tak tahu soal perbedaan antara buaya nil dan buaya muara.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team