Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
cecak kerdil cape, salah satu reptil terkecil (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Intinya sih...

  • Bunglon nano, reptil terkecil di dunia dengan panjang 2,2--2,9 cm, hanya ditemukan di Madagaskar dan merupakan pemakan daging.

  • Bunglon daun nosy hara hanya bisa ditemukan di Madagaskar, suka memakan serangga, dan populasinya cukup melimpah.

  • Cecak kerdil kepulauan virgin memiliki tubuh sedikit lebih besar dari uang koin, warna cokelat untuk berkamuflase, dan saat ini masuk ke kategori terancam.

Hewan melata seperti reptil biasanya tidak terlalu diperhatikan oleh banyak orang. Sebab, reptil dianggap sebagai hewan yang menjijikan, menggelikan, aneh, dan berbahaya. Jika bertemu reptil, orang-orang lebih sering mengabaikan, mengusir, bahkan tak jarang reptil juga dibunuh.

Padahal, reptil merupakan hewan yang sangat unik dan menarik. Saking uniknya, bahkan ada beberapa reptil yang ukurannya sangat kecil. Karena sangat kecil, reptil-reptil tersebut hampir tak terlihat di alam. Bayangkan saja, ukuran mereka bahkan tak lebih besar dari jari manusia. Nah, mari kita bahas beberapa reptil terkecil di dunia agar wawasanmu makin luas!

1. Bunglon nano

bunglon nano (commons.wikimedia.org/Frank Glaw, Jörn Köhler, Oliver Hawlitschek, Fanomezana M. Ratsoavina, Andolalao Rakotoarison, Mark D. Scherz, dan Miguel Vences)

Punya panjang sekitar 2,2--2,9 centimeter, kadal dengan nama ilmiah Brookesia nana ini menyandang gelar sebagai reptil terkecil nomor satu di dunia. Hewan ini lebih pendek dari cacing, kelabang, bahkan jari manusia. Dilansir National Geographic, bunglon nano bersembunyi dengan cara masuk ke sela-sela dedaunan kering. Nah, badan kecil dan warna cokelatnya membuat hewan ini bisa menyatu secara sempurna dengan lingkungan sekitar.

Di balik ukuran kecilnya, bunglon nano merupakan pemakan daging. Kemungkinan, makanannya tak jauh-jauh dari invertebrata, telur serangga, dan larva serangga yang hidup di tanah atau semak-semak. Sama seperti bunglon lain, ia memiliki lidah yang lengket dan panjang yang digunakan untuk menangkap mangsa. Terakhir, kadal ini hanya bisa ditemukan di Madagaskar.

2. Bunglon daun nosy hara

bunglon daun nosy hara (commons.wikimedia.org/Frank Glaw, Jörn Köhler, Ted M. Townsend, dan Miguel Vences)

Hewan dengan nama ilmiah Brookesia micra ini berkerabat dekat dengan bunglon nano, jadi jangan heran jika ukurannya juga kecil. Soal ukuran, kadal berwarna cokelat dan bermata besar hanya mampu tumbuh hingga sepanjang 2,9 centimeter. Sama seperti kerabatnya, bunglon daun nosy hara hanya bisa ditemukan di Madagaskar dan biasanya ia hidup di semak-semak dan dedaunan kering.

Di malam hari, bunglon daun nosy hara bisa mengubah warna tubuhnya menjadi abu-abu. Anehnya, perubahan warna tersebut justru membuat kadal ini semakin mudah dideteksi oleh predator. Di alam liar, ia sangat suka memakan serangga, seperti lalat, semut, dan larva serangga. Populasinya juga cukup melimpah dan para ahli memperkirakan ada sekitar 75--90 ribu individu di alam liar.

3. Cecak kerdil kepualauan virgin

cecak kerdil kepulauan virgin (commons.wikimedia.org/Alejandro Sánchez)

Hewan dengan nama ilmiah Sphaerodactylus parthenopion cukup unik karena panjang tubuhnya hanya sedikit lebih besar dari uang koin. Dilansir GeckoWeb, individu dewasanya hanya mampu tumbuh hingga sepanjang 3,4 centimeter. Bobotnya juga sangat ringan, yaitu kurang 1 gram. Tak cuma kecil, cecak ini juga punya tubuh berwarna cokelat yang membuatnya bisa berkamuflase dengan baik.

Sayangnya, populasi cecak kerdil kepulauan virgin terus menurun. Saat ini, ia masuk ke kategori endangered atau terancam. Awalnya, populasinya cukup melimpah dan ia cukup mudah dijumpai, namun kerusakan habitat dan kehadiran spesies invasif terus mengancam eksistensi hewan ini. Apalagi penyebarannya sangat sempit di mana hewan ini hanya menghuni wilayah Kepulauan Virgin yang tidak terlalu luas.

4. Cecak kerdil cape

cecak kerdil cape (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Dilansir The Reptile Database, Lygodactylus capensis atau cecak kerdil cape merupakan cecak kecil yang menghuni Benua Afrika. Dalam hal ini, penyebarannya mencakup daerah Kenya, Afrika Selatan, Angola, Namibia, Mozambique, hingga Tanzania. Seperti cecak lain, hewan sepanjang 2--4 centimeter ini sering terlihat memanjat pohon, kayu, tiang, dan dinding rumah.

Cecak ini juga bisa memutuskan ekornya, uniknya ia memiliki regenerasi yang lebih cepat dari spesies cecak lain. Alhasil, ekornya cepat tumbuh dan reptil ini sering memutuskan ekornya saat merasa terancam. Nah, dari hal tersebut maka dapat disimpulkan kalau kemampuan autotomi atau memutuskan ekor merupakan kemampuan yang sangat penting bagi kehidupan cecak ini.

5. Tokek biru tanzania (Lygodactylus williamsi)

tokek biru tanzania (commons.wikimedia.org/Donar Reiskoffer)

Seperti namanya, Lygodactylus williamsi atau tokek biru tanzania memiliki tubuh berwarna biru yang terang, mencolok, dan sangat khas. Gak cuma biru, terkadang ada juga individu yang punya warna cokelat muda. Soal ukuran, laman iNaturalist menjelaskan kalau panjang maksimal hewan ini ada di angka 8 centimeter. Berbeda dari tokek lain, tokek biru tanzania merupakan hewan diurnal yang aktif pada siang hari.

Ia termasuk hewan sosial, sering berinteraksi dengan sesamanya, dan memiliki sifat teritorial. Penyebarannya juga sempit di mana ia hanya menghuni beberapa daerah di Pegunungan Uluguru, Tanzania. Saat ini, tokek biru tanzania terancam oleh kerusakan habitat dan perburuan liar. Alhasil, hewan ini masuk ke kategori critically endangered atau sangat terancam.

Memiliki ukuran yang mungil, reptil-reptil tersebut sangat rentan oleh berbagai ancaman. Oleh sebab itu, perubahan di alam sangat berpengaruh terhadap kehidupan mereka. Karenanya, mnausia memiliki peran yang besar dalam menjaga dan menstabilkan populasi reptil-reptil tersebut. Dalam hal ini, kita harus menjaga, melindungi, dan selalu mengawasi mereka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team