Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi situs yang terkait dengan buck moon (commons.wikimedia.org/Joe Mabel)

Intinya sih...

  • Stonehenge, portal kosmis untuk purnama musim panas

  • Stonehenge menjadi pusat ziarah saat buck moon muncul di langit malam.

  • Situs ini memperlihatkan presisi luar biasa dalam mengamati fenomena langit, termasuk pergerakan lunar.

  • Perayaan bulan purnama musim panas di Stonehenge telah menjadi tradisi tersendiri.

  • Chaco Canyon, jejak ritus dan perhitungan lunar

  • Reruntuhan Chaco Canyon merupakan tempat kontemplasi bagi pecinta arkeologi dan penganut spiritualitas bumi.

  • Chacoans menghitung siklus 18,6 tahun lunar standstill secara ritual

Fenomena buck moon atau bulan purnama yang muncul setiap bulan Juli, dikenal dalam budaya penduduk asli Amerika sebagai simbol pertumbuhan, kekuatan, dan siklus alam. Nama “buck” merujuk pada rusa jantan yang tanduknya mulai tumbuh kembali di bulan ini—simbol maskulinitas dan pembaruan hidup.

Meski tak banyak yang tahu, sejumlah situs bersejarah dan spiritual di dunia ternyata memiliki hubungan erat dengan perayaan bulan purnama musim panas. Beberapa di antaranya bahkan menjadi pusat ziarah dan kontemplasi ketika buck moon muncul di langit malam. Yuk, kita ziarah virtual lewat ulasan di bawah!

1. Stonehenge, portal kosmis untuk purnama musim panas

Ilustrasi stonehenge yang jadi situs terkait buck moon (commons.wikimedia.org/Joe Mabel)

Meski lebih dikenal karena keterkaitannya dengan matahari, Stonehenge juga menjadi titik penting dalam pengamatan bulan purnama, termasuk saat buck moon. Situs prasejarah ini dibangun dengan orientasi astronomi, termasuk posisi bulan dan matahari.

Setiap tahun, saat purnama Juli mencapai puncaknya, pengunjung—mulai dari spiritualis hingga fotografer—berkumpul di situs ini untuk menyambut malam penuh energi kosmik. Menurut peneliti English Heritage, struktur lingkaran batu ini memperlihatkan presisi luar biasa dalam mengamati fenomena langit, termasuk pergerakan lunar.

Meskipun tidak secara eksplisit dinamai untuk buck moon, perayaan bulan purnama musim panas di Stonehenge telah menjadi tradisi tersendiri, menggambarkan hubungan manusia purba dengan siklus langit.

2. Chaco Canyon, jejak ritus dan perhitungan lunar

Ilustrasi Chaco Canyon yang dijadikan jejak ritus masyarakat kuno dalam menghitung masa lunar buck moon (commons.wikimedia.org/National Park Service (United States))

Di jantung padang pasir New Mexico, terdapat reruntuhan Chaco Canyon, peninggalan masyarakat Ancestral Puebloans. Di sinilah arsitektur kuno menyatu dengan ketelitian astronomi, banyak bangunan seperti Casa Rinconada dan Fajada Butte mengarah pada fenomena matahari dan bulan tertentu.

Peneliti dari Cambridge University menemukan bahwa Chacoans menghitung dan memperingati siklus 18,6 tahun lunar standstill—di mana sudut bulan mencapai ekstrem tertinggi dan terendahnya. Kemungkinan besar, purnama musim panas seperti buck moon juga dipantau secara ritualistik.

Hari ini, situs ini menjadi tempat kontemplasi bagi pecinta arkeologi dan penganut spiritualitas bumi yang percaya bahwa setiap fase bulan memiliki makna tersendiri.

3. Gunung Shasta, titik simbolik pencerahan new age

Ilustrasi Gunung Shasta yang kerap dijadikan titik simbol pencerahan bagi kaum spiritual di masa buck moon (commons.wikimedia.org/Frank Schulenburg)

Gunung Shasta bukan hanya lanskap memesona di California, tetapi juga salah satu situs spiritual terkuat di dunia versi komunitas New Age. Saat buck moon muncul di bulan Juli, banyak kelompok melakukan meditasi massal, pengisian kristal, hingga ritual lunar.

Menurut laman digital Ancient Origins, Shasta dianggap sebagai cakra bumi dan pusat energi metafisik. Bulan purnama Juli sering dianggap sebagai momentum untuk memperkuat niat, penyembuhan, dan pembaruan energi jiwa.

Tak heran jika malam purnama musim panas di Shasta dipenuhi tenda, musik etnik, dan doa menghadap langit bulan.

4. Borobudur, menyimpan spiritualitas dan cahaya purnama

Ilustrasi Borobudur yang menyimpan spiritualitas dan cahaya purnama layaknya buck moon (commons.wikimedia.org/Gunawan Kartapranata)

Meskipun takada hubungan eksplisit dengan buck moon, Candi Borobudur secara spiritual sering dihubungkan dengan bulan purnama, terutama dalam perayaan Waisak. Saat purnama musim panas bersinar, banyak biksu dan umat berkumpul untuk meditasi dan penyalaan lilin.

Sinar bulan purnama diyakini sebagai lambang kebijaksanaan dan kesadaran. Bagi sebagian spiritualis modern, buck moon adalah waktu untuk mengaitkan diri dengan semesta melalui keheningan dan kontemplasi, sebagaimana tradisi meditasi di candi-candi Buddha.

Bulan purnama yang naik perlahan di atas relief karmawibangga menjadi pertunjukan langit yang menggetarkan, baik secara estetika maupun spiritual.

5. Great Lakes Region, asal mula nama buck moon

Ilustrasi Great Lakes yang membentang antara Amerika dan Kanada kerap dijadikan tempat sakral saat buck moon (pexels.com/Yihan Wang)

Terakhir, kita kembali ke tempat asal istilah buck moon, wilayah Great Lakes yang membentang dari AS ke Kanada, termasuk tanah suci bagi suku Algonquin, Ojibwe, dan Cree. Nama-nama bulan mereka berdasar pada siklus kehidupan alam, bukan kalender Gregorian.

Menurut The Old Farmer’s Almanac, bulan Juli disebut sebagai buck moon karena tanduk rusa jantan mulai tumbuh kembali—pertanda kebangkitan kekuatan dan kedewasaan pria muda dalam masyarakat mereka

Meski tidak ada bangunan monumental, situs alam seperti kawasan hutan dan danau di Michigan dan Ontario menjadi tempat ritual musim panas. Di sanalah buck moon dianggap momen sakral untuk berburu secara seremonial, berdoa kepada leluhur, atau sekadar menyatu dengan semesta malam.

Fenomena buck moon lebih dari sekadar cahaya putih bulat di langit malam Juli. Ia menjadi cermin—bagi rusa, manusia, dan bahkan batu-batu kuno yang menatap langit selama ribuan tahun. Situs-situs seperti Stonehenge, Chaco Canyon, hingga Borobudur mengingatkan kita bahwa bulan purnama selalu mengandung makna, tergantung siapa yang memandang dan apa yang diyakininya.

Maka, saat kamu melihat buck moon berikutnya, ingatlah bahwa kamu sedang menyaksikan simbol pertumbuhan, ritme purba, dan pancaran cahaya yang disembah banyak budaya—dari hutan Algonquin hingga puncak Gunung Shasta.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team