5 Spesies di Kawasan Himalaya yang Bisa Bertahan dalam Kondisi Ekstrem

- Snow Leopard hidup di zona alpen dan subalpen Himalaya, dengan bulu tebal dan tubuh kekar untuk bertahan dalam iklim dingin dan medan berbatu.
- Panda Merah habitatnya berada di ketinggian 2.600 hingga 3.600 meter, cocok dengan kondisi dingin sedang di dataran menengah Himalaya.
- Tahr Himalaya memiliki kakinya yang pendek namun kuat untuk menapak stabil di medan curam, serta melakukan migrasi musiman untuk mencari makanan.
Kawasan Himalaya bukan sekadar barisan gunung tertinggi di dunia, tetapi juga rumah bagi banyak spesies yang mampu bertahan hidup dalam kondisi alam yang ekstrem. Di wilayah ini, suhu bisa jatuh di bawah titik beku, oksigen semakin menipis seiring ketinggian, dan medan bebatuan curam menjadi tantangan harian.
Ada sejumlah hewan yang berhasil beradaptasi dengan luar biasa di lingkungan keras ini, menjadikan Himalaya bukanlah kawasan mati, tetapi justru penuh kehidupan yang tangguh dan unik. Pada ulasan ini, terdapat lima spesies Himalaya yang menunjukkan ketangguhan luar biasa di tengah salju abadi, tebing curam, dan suhu yang rendah.
1. Snow Leopard

Snow leopard (Panthera uncia) merupakan predator puncak yang dikenal karena kemampuannya bertahan hidup di salah satu lingkungan paling keras di dunia. Spesies ini menghuni zona alpen dan subalpen di pegunungan tinggi Asia Tengah, termasuk wilayah Himalaya di Nepal, Bhutan, dan sekitarnya.
Snow leopard umumnya ditemukan pada ketinggian antara 3.000 hingga 5.400 meter di atas permukaan laut, wilayah dengan iklim dingin, kering, serta lanskap yang terjal dan berbatu. Dengan bulu tebal, tubuh yang kekar, dan ekor panjang untuk menjaga keseimbangan, hewan ini sangat teradaptasi terhadap kondisi pegunungan ekstrem.
2. Red Panda

Panda merah (Ailurus fulgens) adalah salah satu penghuni Himalaya timur yang unik, dengan penampilan mencolok dan kemampuan adaptasi yang tinggi. Spesies ini dapat ditemukan di kawasan hutan beriklim sedang di Nepal, India, Bhutan, dan Tibet selatan, khususnya pada ketinggian 2.600 hingga 3.600 meter. Habitatnya terdiri dari hutan dengan tutupan tajuk rapat serta vegetasi bambu yang menjadi makanan utamanya.
Meskipun ia tidak hidup di zona ekstrem dataran tinggi Himalaya, panda merah sangat cocok dengan kondisi dingin sedang di dataran menengah. Fisiologi tubuhnya yang padat, bulu lebat, serta perilaku menyendiri di tajuk pohon menunjukkan adaptasinya terhadap suhu rendah dan kelembaban tinggi. Ia lebih memilih hutan dengan akses dekat ke sumber air, sebagai habitatnya.
3. Himalayan Tahr

Tahr Himalaya (Hemitragus jemlahicus) adalah spesies kambing liar yang mengagumkan karena kemampuannya bertahan di lereng-lereng terjal dan medan berbatu Himalaya. Ia mendiami zona alpen dan subalpen pada ketinggian antara 3.500 hingga 4.500 meter, tempat yang dicirikan oleh suhu rendah, hujan salju lebat, dan vegetasi minim.
Ciri khas tahr terletak pada kakinya yang pendek namun kuat, serta kukunya yang membantunya menapak dengan stabil di medan curam dan berbatu. Ia mengonsumsi rerumputan, makanan yang masih tersedia di lingkungan yang keras ini. Tahr juga melakukan migrasi musiman, turun ke dataran lebih rendah saat musim dingin untuk menghindari salju tebal dan mencari makanan.
4. Golden Langur

Lutung emas (Trachypithecus geei) adalah primata langka yang hidup di kaki bukit Himalaya, khususnya di wilayah Assam barat (India) dan Bhutan selatan. Meskipun tidak menghuni dataran tinggi, spesies ini tetap merupakan bagian dari komunitas fauna khas Himalaya.
Golden langur biasanya ditemukan pada ketinggian hingga sekitar 2.600 meter, di dalam hutan berdaun lebar dan semi-hijau. Spesies ini sangat bergantung pada tutupan hutan dan menghadapi tekanan serius akibat fragmentasi habitat yang cepat. Wilayah jelajahnya pun kini terbatas dan terpecah-pecah, membuat populasinya rentan terhadap perubahan lingkungan.
5. Himalayan Monal

Monal Himalaya (Lophophorus impejanus), burung nasional Nepal, adalah salah satu spesies unggas yang paling mencolok dan adaptif terhadap cuaca ekstrem pegunungan. Spesies ini hidup di hutan campuran ek-konifer serta padang rumput alpen dan lereng berumput pada ketinggian 2.400 hingga 4.500 meter.
Monal menunjukkan toleransi tinggi terhadap salju dan musim dingin, bahkan menggali tanah yang tertutup salju untuk mencari makanan seperti akar dan serangga kecil. Burung ini melakukan migrasi vertikal musiman, turun ke dataran lebih rendah sekitar 2.000 meter di musim dingin dan kembali ke ketinggian hingga 4.500 meter saat musim panas.
Kawasan Himalaya memang keras dan ekstrem, tetapi tidak berarti tidak dapat dihuni. Lima spesies yang telah kita bahas menunjukkan betapa luar biasanya adaptasi hewan terhadap tantangan lingkungan. Dari snow leopard yang tangguh hingga monal Himalaya yang mencolok, masing-masing memiliki caranya sendiri untuk bertahan di antara salju, batu, dan tekanan udara rendah.