Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tokoh Arkeologi yang Mengungkap Teknologi di Balik Piramida Mesir

Mark Lehner (commons.wikimedia.org/Coulthart)
Intinya sih...
  • Jean-Philippe Lauer adalah ahli Mesir kuno yang menggali situs Saqqara dan membantu memperjelas evolusi struktur piramida.
  • Mark Lehner menemukan bukti pemukiman dan infrastruktur di Giza, serta bagaimana batu-batu besar dipindahkan menggunakan kereta luncur dan sistem ramp.
  • Jean-Pierre Houdin mengembangkan teori rampa internal dengan rekonstruksi 3D, anomali arsitektural, dan temuan muografi yang mendukung solusi logis.

Piramida Mesir selalu memikat rasa ingin tahu banyak orang sejak ribuan tahun lalu. Tidak hanya karena bentuknya yang megah dan presisinya yang luar biasa, tapi juga karena misteri teknologi di balik pembangunannya. Bagaimana mungkin struktur sebesar itu bisa dibangun ribuan tahun lalu tanpa alat berat modern? Apakah ada teknologi yang benar-benar canggih.

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, para arkeolog dari berbagai era dan latar belakang telah mencurahkan hidup mereka demi menggali lebih dalam tentang bagaimana piramida dibangun. Pada ulasan ini, terdapat lima tokoh penting di dunia arkeologi yang telah memberikan kontribusi luar biasa dalam mengungkap teknologi konstruksi piramida Mesir.

1. Jean-Philippe Lauer

Jean-Philippe Lauer (commons.wikimedia.org/LearnKnowGive1)

Jean-Philippe Lauer adalah seorang ahli Mesir kuno asal Prancis yang menghabiskan lebih dari setengah abad meneliti situs Saqqara. Ia dikenal luas sebagai figur penting dalam studi awal teknik konstruksi piramida. Meskipun Lauer tidak secara langsung mengidentifikasi teknologi spesifik yang digunakan untuk membangun piramida, hasil penggaliannya sangat membantu dalam memperjelas tahapan awal evolusi struktur piramida.

Restorasi dan dokumentasi teliti yang ia lakukan membuka akses terhadap ruang bawah tanah hingga detail arsitektur lain yang sebelumnya tersembunyi. Salah satu objek terkenal yang terkait dengannya adalah sampel Lauer, potongan batu kapur dari Piramida Besar yang sempat memicu perdebatan soal penggunaan beton. Namun, analisis ilmiah akhirnya menyimpulkan bahwa batu itu alami.

2. Mark Lehner

Mark Lehner (commons.wikimedia.org/Coulthart)

Mark Lehner adalah salah satu arkeolog paling menonjol dalam studi piramida Mesir, terutama berkat dedikasinya selama hampir empat dekade di dataran tinggi Giza. Melalui Proyek Pemetaan Dataran Giza, Lehner dan timnya berhasil mengungkap bukti luas tentang keberadaan pemukiman dan infrastruktur yang mendukung pembangunan Piramida.

Ia menunjukkan bahwa proyek-proyek raksasa ini dikerjakan oleh tenaga kerja terorganisir yang tinggal dalam komunitas lengkap. Penelitiannya memadukan arkeologi dengan geologi dan teknik, menghasilkan pemahaman baru tentang bagaimana batu-batu besar dipindahkan menggunakan kereta luncur dan sistem ramp.

3. Jean-Pierre Houdin

Jean-Pierre Houdin (commons.wikimedia.org/Krissange)

Jean-Pierre Houdin membawa pendekatan unik terhadap misteri teknologi piramida dengan latar belakang sebagai arsitek dan penggunaan teknologi digital canggih. Ia mengembangkan teori rampa internal, sebuah hipotesis yang menjelaskan bagaimana orang Mesir kuno membangun bagian atas Piramida Besar tanpa menggunakan ramp eksternal besar yang tidak pernah ditemukan.

Menurut model Houdin, ramp spiral tersembunyi dibangun di dalam piramida dan digunakan untuk mengangkat blok batu ke tingkat lebih tinggi. Teorinya didasarkan pada rekonstruksi 3D, anomali arsitektural, serta didukung oleh temuan muografi yang menunjukkan adanya ruang kosong misterius di dalam piramida. Walaupun belum diterima secara universal oleh komunitas ilmiah, teori Houdin menawarkan solusi yang logis

4. Zahi Hawass

Zahi Hawass (commons.wikimedia.org/no author)

Zahi Hawass, salah satu tokoh paling ikonik dalam dunia arkeologi Mesir, telah memainkan peran penting dalam mendekonstruksi mitos dan membangun pemahaman berbasis bukti tentang konstruksi piramida. Salah satu kontribusinya yang paling menonjol adalah penemuan makam para pembangun piramida di Giza, yang mengonfirmasi bahwa pekerja yang membangun monumen tersebut adalah tenaga terampil, bukan budak.

Ia juga terlibat dalam analisis papirus dari Wadi al-Jarf yang mencatat pengangkutan batu dari tambang Tura ke Giza. Hawass dikenal karena keberaniannya membantah klaim-klaim tidak berdasar, termasuk teori alien atau teknologi futuristik yang tidak memiliki bukti kuat. Ia menekankan pentingnya prasasti dan artefak sebagai sumber informasi utama dalam memahami peradaban kuno.

5. Pierre Tallet

Pierre Tallet (nilescribes.org)

Pierre Tallet adalah seorang ahli Mesir kuno asal Prancis yang terkenal karena penemuan papirus Diary of Merer pada 2013, yang menjadi bukti tertulis langsung mengenai logistik pembangunan Piramida Besar. Dokumen ini ditemukan di Wadi al-Jarf, sebuah pelabuhan kuno di pesisir Laut Merah, dan berisi catatan harian seorang pengawas transportasi bernama Merer.

Papirus tersebut mengungkap bahwa batu kapur dari tambang Tura diangkut melalui sistem kanal dan perahu menuju Giza. Penemuan ini menunjukkan bahwa orang Mesir kuno memiliki sistem infrastruktur logistik yang sangat maju. Karya Tallet membuka jendela baru tentang peran air dan jalur pelayaran dalam pembangunan piramida, serta memberikan wawasan unik tentang manajemen proyek di masa kuno.

Teknologi di balik pembangunan piramida Mesir bukanlah hasil sihir, teori konspirasi, atau intervensi makhluk luar angkasa, melainkan karya luar biasa dari sebuah peradaban yang sangat terorganisir, inovatif, dan maju di masanya. Lewat kontribusi lima tokoh arkeologi ini, pemahaman kita tentang bagaimana piramida dibangun menjadi jauh lebih dalam dan berbasis bukti nyata.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us