Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Fakta Abortus pada Kucing, Sering Tak Disadari Cat Owner

ilustrasi hewan kucing (unsplash.com/Anton Lochov)

Abortus merupakan salah satu masalah reproduksi yang dialami oleh seekor kucing. Kondisi ini adalah saat fetus yang ada dalam rahim bisa gugur karena berbagai faktor.

Infeksi rahim disebut sebagai penyebab abortus yang paling tinggi. Kucing yang menderita abortus akibat penyakit infeksius tersebut dapat menunjukkan tanda-tanda khusus yang cat owner perlu ketahui.

Supaya cat owner dapat memahami kejadian abortus dengan lebih baik, yuk simak fakta-fakta abortus berikut!

1.Apakah yang dimaksud dengan abortus?

ilustrasi mengelus kucing (unsplash.com/Paul Hanaoka)

Dilansir VCA Hospitals, abortus alias keguguran adalah peristiwa matinya fetus atau janin selama proses kebuntingan. Abortus bisa terjadi kapan saja, baik di awal, pertengahan, atau akhir kebuntingan.

Apabila abortus terjadi sebelum pertengahan kebuntingan atau sebelum 45 hari, fetus akan diserap oleh tubuh induk. Biasanya, hal ini menyebabkan cat owner tidak menyadari jika kucingnya sedang bunting dan keguguran.

Berbeda jika abortus terjadi di akhir kebuntingan, ada beberapa kemungkinan yang bisa terjadi. Fetus akan tetap lahir, baik sebelum atau pada saatnya, tetapi biasanya dalam keadaan mati. Kemungkinan lain dapat terjadi mumifikasi karena mekanisme tertentu.

2.Infeksi menjadi penyebab abortus paling umum

ilustrasi hewan kucing (pexels.com/ROMAN ODINTSOV)

VCA Hospitals melansir, kejadian abortus pada kucing paling banyak disebabkan oleh infeksi, baik oleh agen berupa bakteri, virus, atau parasit. Virus menjadi penyebab yang paling umum di antara patogen-patogen tersebut.

Selain akibat infeksi, abortus juga dapat dipicu oleh abnormalitas kerja hormon, terutama progesterone yang berfungsi mempertahankan kebuntingan. Gangguan kesehatan lainnya juga dapat menyebabkan abortus.

3.Tanda-tanda kucing mengalami abortus

ilustrasi kucing (unsplash.com/Shahmie Mahmoud)

Dilaporkan oleh VCA Hospitals dan PetMD, kucing yang mengalami abortus bisa tidak menunjukkan tanda-tanda khusus. Terkadang, abortus baru diketahui ketika pada awal kebuntingan dilakukan pemeriksaan dengan ultrasonografi, tetapi ketika pemeriksaan diulang di akhir kebuntingan, fetus sudah hilang karena diserap tubuh induk.

Kemungkinan lainnya adalah munculnya leleran vagina dengan warna abnormal seperti cokelat, hijau, hitam, atau bahkan nanah. Leleran abnormal yang disertai rasa sakit perut dan demam dapat mengindikasikan abortus akibat agen infeksius.

4.Diagnosa abortus pada kucing

ilustrasi hewan kucing (unsplash.com/Thewonderalice)

VCA Hospitals melaporkan, diagnosa abortus pada kucing yang utama adalah melakukan pemeriksaan dengan ultrasonografi untuk mengetahui apakah fetus masih hidup atau tidak. Pemeriksaan level progesterone serta beberapa pemeriksaan laboratorium penunjang lainnya juga dapat dilakukan.

Oleh karena itu, jika cat owner mencurigai kucingnya mengalami abortus, segera bawa ke dokter hewan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Jangan tunda atau malah mengobati sendiri karena bisa berbahaya.

5.Terapi yang tepat bagi kucing yang mengalami abortus

ilustrasi kucing divaksin (pexels.com/Gustavo Fring)

Dilaporkan VCA Hospitals, terapi abortus tergantung pada penyebab utamanya. Jika abortus disertai dengan demam, kemungkinan infeksi telah terjadi. Pemberian cairan infus melalui pembuluh darah serta antibiotik injeksi akan diperlukan. Apabila penyebab abortus adalah ketidakseimbangan hormon progesterone, terapi hormonal dapat dilakukan untuk mengembalikan fungsi normal hormon.

Seluruh terapi tersebut tentunya hanya berhak dilakukan oleh dokter hewan. Cat owner jangan pernah mencoba mengobati sendiri, ya. Terapi yang dilakukan tanpa dasar ilmu yang benar akan membahayakan nyawa.

6.Manajemen perawatan kucing pasca abortus

ilustrasi hewan kucing (pexels.com/Александар Цветановић)

Dilansir PetMD, kucing yang mengalami abortus akan merasa tidak nyaman dengan kondisinya. Mungkin akan keluar leleran dari vagina dalam beberapa waktu ke depan.

Oleh sebab itu, cat owner perlu menyediakan tempat istirahat yang nyaman, serta harus melakukan observasi ketat terhadap kucing. Jika dirasa mengalami penurunan kondisi secara cepat, jangan tunda untuk membawa ke dokter hewan untuk penanganan yang tepat.

Abortus yang dialami kucing tenyata bisa saja tidak disadari oleh pemilik, karena fetus yang muda akan diserap oleh tubuh induknya. Berbeda ketika abortus disebabkan oleh agen infeksius, kejadiannya bisa ditandai dengan adanya leleran berwarna abnormal disertai sakit perut dan demam.

Oleh sebab itu, cat owner harus selalu memperhatikan kondisi kucingnya, terutama kucing dengan riwayat pasca kawin agar kebuntingan dapat dijaga.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us