Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Burung Puyuh Jepang
potret burung puyuh jepang yang lebih senang di daratan (Pixabay.com/Gundrew)

Intinya sih...

  • Burung puyuh Jepang tersebar luas di Asia, Afrika, dan Eropa

  • Tubuhnya mungil dengan perbedaan antara jantan dan betina yang menarik

  • Puyuh Jepang pemakan biji-bijian, serangga kecil, dan larva yang membantu menjaga keseimbangan ekosistem

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sumber:

  • https://www.livescience.com/animals/birds/japanese-quail-the-bird-with-weird-sperm-foam-a-post-sex-strut-and-a-spot-in-space-history

  • https://animalia.bio/japanese-quail

Kalau bicara soal burung puyuh, biasanya kita langsung teringat pada telurnya yang kecil dan sering dijadikan sate telur puyuh. Tidak hanya itu, dagingnya pun cukup populer dan banyak digemari. Namun dari sudut pandang sains, terutama pada spesies burung puyuh Jepang, ada banyak hal menarik yang jarang diketahui.

Burung yang dalam budaya Jepang dianggap sebagai simbol keberanian ini memiliki perilaku unik dan bahkan pernah terlibat dalam berbagai eksperimen ilmiah. Dengan nama latin Coturnix japonica, spesies ini menyimpan banyak fakta menarik. Merangkum dari berbagai sumber, yuk kita simak bersama!

1. Penyebaran yang luas, dan tidak hanya di Jepang

potret puyuh jepang di habitatnya (Pixabay.com/zwergwachtelncynthia)

Meskipun dikenal sebagai burung puyuh Jepang, persebarannya tidak hanya terbatas di Jepang. Menurut laman Live Science, spesies ini ditemukan di berbagai wilayah Asia seperti Jepang, Tiongkok, India, Korea, hingga Rusia. Bahkan, keberadaannya juga meluas sampai Afrika dan Eropa. Artinya, burung puyuh Jepang telah menghuni tiga benua sekaligus.

Untuk habitatnya, puyuh Jepang menyukai stepa dan padang rumput terbuka. Mereka juga sering dijumpai di lahan pertanian karena tempat tersebut menyediakan ruang yang luas serta sumber makanan alami.

2. Tubuhnya mungil, tapi punya ciri yang menarik

potret burung puyuh jepang (Pixabay.com/HarikalarDiyari)

Burung puyuh Jepang memiliki tubuh mungil seperti jenis puyuh lainnya. Berdasarkan laman Animalia, panjang tubuhnya hanya sekitar 17 cm dengan berat rata-rata 90–100 gram. Saat masih anakan, bulunya berwarna coklat kekuningan dengan bercak hitam di atas paruh serta pola garis di bagian punggung, baik pada jantan maupun betina.

Saat dewasa, barulah terlihat perbedaan antara jantan dan betina:

  • Puyuh jantan memiliki dada berwarna merah-coklat polos tanpa bercak serta “kerah putih” yang muncul pada musim kawin.

  • Puyuh betina memiliki dada lebih pucat dengan bercak gelap dan pipi berwarna krem.

3. Makanan favoritnya apa saja?

potret puyuh jepang sedang memakan biji-bijian (Pixabay.com/ceskyfreund36)

Menurut laman Live Science, Puyuh Jepang termasuk burung pemakan biji-bijian, rumput, serangga kecil, dan larva yang kaya energi dan protein. Mereka aktif mencari makan di tanah terbuka atau semak-semak rendah dengan cara mengais dan mematuk butiran kecil. Menariknya, pola makan mereka juga berperan dalam menjaga keseimbangan ekosistem. Puyuh Jepang membantu menyebarkan biji tanaman sekaligus mengendalikan populasi serangga.

4. Cepat dewasa dan sangat produktif

potret telur burung puyuh (Pixabay.com/AnnTS)

Burung puyuh Jepang dikenal memiliki proses kematangan seksual paling cepat dibanding banyak burung lain. Dalam waktu sekitar 6 minggu, mereka sudah matang untuk berkembang biak. Sebagai perbandingan, banyak burung baru mencapai kematangan seksual setelah 6 bulan hingga 7–10 tahun.

Menurut laman Live Science, puyuh betina yang telah berusia 6 minggu sudah mampu bertelur, dengan produktivitas 250–300 butir per tahun. Tidak heran jika mereka menjadi salah satu penghasil telur paling efisien.

5. Memiliki perilaku unik

potret burung puyuh jepang yang lebih senang di daratan (Pixabay.com/Gundrew)

Burung puyuh Jepang lebih suka berjalan di daratan daripada terbang, sehingga sering disebut burung darat. Ada pula perilaku unik setelah kawin: pejantan akan melakukan post-coital strut, yaitu berjalan dengan gaya seperti sedang memamerkan diri. Perilaku ini sempat dicatat dalam laporan ilmiah dan menjadi salah satu ciri khas yang lucu dan menarik, seperti dilansir laman Live Science.

6. Pernah dicoba diternakkan di luar angkasa

potret MIR tempat telur puyuh jepang dicoba untuk ditetaskan (Commons.wikimedia.org/NASA)

Salah satu fakta paling luar biasa datang dari percobaan pada tahun 1990. Menurut laman Live Science, burung puyuh Jepang menjadi burung pertama yang dicoba untuk ditetaskan di luar angkasa, tepatnya di stasiun orbit Mir milik Uni Soviet. Eksperimen tersebut bertujuan meneliti perkembangan embrio dalam kondisi mikrogravitasi. Meski ada laporan bahwa beberapa telur berhasil menetas, terdapat juga sumber yang mengatakan percobaan tidak sepenuhnya berhasil, sehingga masih ada perbedaan informasi mengenai hasilnya.

Secara keseluruhan, burung puyuh Jepang bukan hanya menarik dari segi telurnya yang kecil dan lezat. Dari penyebarannya yang luas, ciri fisiknya yang khas, perilaku unik, hingga keterlibatannya dalam penelitian luar angkasa, semuanya menunjukkan bahwa burung mungil ini memiliki peran penting dalam dunia sains dan ekologi.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team