Monyet Jepang (Macaca fuscata) atau dikenal sebagai snow monkey adalah satwa yang sudah tidak asing lagi. Mereka sering terlihat menikmati aktivitas berendam di sumber mata air panas saat musim dingin berlangsung.
Perilaku berendam air panas tersebut ternyata bukan sesuatu yang naluriah, melainkan didapat dari proses belajar. Selain itu, monyet ini juga memiliki beberapa keunikan lain yang bisa menambah pengetahuanmu. Apa saja? Yuk, simak fakta-fakta berikut!
Sesuai dengan namanya, monyet ini memang hidup di Jepang. University of Michigan melansir, monyet Jepang mendiami tiga pulau utama di bagian selatan Jepang, yaitu Honshu, Shikoku, dan Kyushu. Populasi mereka juga ditemukan di beberapa pulau kecil.
Monyet Jepang menempati habitat berupa hutan subtropis dan kawasan subalpine. Namun, mereka juga bisa beradaptasi dengan baik di lingkungan tempat tinggal yang kondisinya berbeda dengan habitat aslinya.
Monyet Jepang rupanya merupakan satwa yang memiliki sifat kedermawanan tinggi. University of Michigan melaporkan, monyet-monyet ini menunjukkan perilaku altruistic alias mengutamakan kepentingan individu lainnya.
Perilaku ini sering teramati antara induk dan anak betina, di mana mereka akan berusaha saling melindungi, mendukung, berbagi makanan, hingga memberikan peringatan tanda bahaya. Selain itu, individu dominan juga berbaik hati memberikan akses makanan yang lebih banyak kepada individu yang tingkatannya lebih rendah.
Monyet Jepang merupakan makhluk omnivora oportunis. Makanan mereka tergantung dari musim yang sedang berlangsung. Monyet ini akan memakan apapun yang jumlahnya melimpah di musim tersebut.
New England Primate Conservancy melansir, mereka bisa mengonsumsi buah, biji-bijian, kulit kayu, jamur, burung, telur, serangga, hingga kepiting. Satwa ini juga memakan 213 spesies tanaman.
Salah satu perilaku yang paling sering muncul pada monyet Jepang adalah social grooming. Kegiatan ini biasanya dilakukan oleh monyet yang memiliki relasi keluarga, seperti antara induk dan anak betina.
Uniknya, mereka punya cara khusus untuk memulai perilaku tersebut. Dilansir University of Michigan, ada dua jenis vokalisasi yang berhubungan dengan social grooming, yaitu suara untuk mengumpulkan kawanan dan satu lagi suara untuk meminta grooming kepada monyet lain.
New England Primate Conservancy melaporkan bahwa monyet Jepang ternyata bisa memelajari cultural transmission atau perilaku belajar dari satu individu ke individu lainnya, serta mewariskannya ke generasi selanjutnya. Cultural transmission yang teramati pada satwa ini adalah mandi di sumber mata air panas.
Referensi yang sama menyatakan bahwa tahun 1963, seekor monyet Jepang bernama Mukubili sengaja dipancing untuk memasuki mata air panas di pegunungan Nagano dengan menggunakan kacang kedelai. Ternyata, Mukubili menikmati berada di dalam air panas. Beberapa monyet muda kemudian ikut bergabung.
Perilaku ini kemudian menjadi sesuatu yang normal ditemukan pada monyet Jepang beberapa tahun setelahnya. Akhirnya, pemerintah membangun tempat khusus untuk satwa-satwa tersebut berendam air panas di musim dingin.
Selayaknya manusia, monyet Jepang juga terlihat sangat senang ketika musim dingin tiba. Kawasan bersalju yang mereka tinggali akan menjadi tempat bermain paling mengasyikkan selama musim dingin.
Dilansir BBC Earth, monyet Jepang ternyata memiliki perilaku untuk membuat dan bermain bola salju. Mereka bahkan terlihat senang ketika berperang dengan bola-bola salju tersebut.
Monyet Jepang ternyata merupakan satwa yang pandai dan berjiwa sosial. Mereka juga bisa bersenang-senang saat musim dingin dengan bermain bola salju. Unik, ya?