6 Fakta Pesut Mahakam, Mamalia Air Tawar Berleher Fleksibel

Pesut mahakam merupakan spesies mamalia perairan tawar yang dapat ditemukan di dekat muara sungai dan perairan sungai di wilayah Asia Selatan dan Tenggara. Sungai-sungai yang menjadi habitat pesut ini merupakan Sungai Ayeyarwady di Myanmar, Sungai Mekong, dan Sungai Mahakam yang berada di Kalimantan, Indonesia. Pesut ini lebih menyukai perairan berlumpur di muara sungai dan umumnya tidak menjelajah jauh ke lepas pantai.
Hewan dengan nama spesies Orcaella brevirostris ini berasal dari famili Delphinidae. Pesut mahakam dapat memiliki panjang tubuh 2–2.8 meter dengan berat 90–200 kg. Simak fakta lainnya mengenai pesut mahakam, yuk!
1. Leher yang fleksibel

Pesut mahakam memiliki kepala yang menonjol, sirip dada berbentuk segitiga lebar yang mirip seperti dayung,dan sirip punggung berbentuk segitiga kecil. Walau ada hubungan kekerabatan dengan lumba-lumba, tetapi pesut tidak memiliki moncong yang panjang. Pesut ini memiliki leher yang fleksibel dan fleksibilitas leher ini menyebabkan terbentuknya lipatan yang terlihat di bagian belakang kepalanya.
Warna kulit mamalia air ini bervariasi, dari biru hingga abu-abu dengan bagian bawah yang tampak lebih terang. Gigi pesut ini kecil dan runcing dengan panjang sekitar 1 cm. Umumnya individu jantan memiliki panjang dan berat yang lebih besar dibandingkan dengan betina, dengan sirip punggung yang lebih besar pula.
2. Hidup dalam kelompok sosial

Pesut mahakam merupakan hewan yang hidup di dalam suatu kelompok sosial, tetapi hanya kelompok kecil. Anggota kelompok pesut mahakam umumnya terdiri dari 3–6 individu saja. Pesut ini bersifat diurnal atau aktif di malam hari.
Mereka umumnya berenang perlahan untuk menjelajahi wilayah sekitarnya kemudian sesekali muncul ke permukaan untuk bernapas, kemudian langsung menyelam kembali. Setiap hari, pesut mahakam akan melakukan perjalanan dari Danau Semayang di Kalimantan Timur menuju Sungai Mahakam di pagi hari,kemudian akan kembali ke danau tersebut pada sore hari, dilansir dari Animalia.
3. Berkomunikasi dengan ekolokasi

Seperti jenis lumba-lumba lainnya, pesut mahakam menggunakan ekolokasi untuk berkomunikasi, navigasi, dan juga berburu. Ekolokasi atau sonar merupakan penggunaan gelombang suara untuk menentukan lokasi objek. Pesut mahakam umumnya akan menghasilkan sonar dengan mayoritas frekuensi 60 kHz. Suara yang dihasilkan untuk ekolokasi ini dapat berupa suara mendengung atau semacam suara yang berbunyi seperti “klik”.
4. Tidak pilih-pilih makanan

Pesut mahakam merupakan hewan karnivora yang tidak pilih-pilih makanan. Mereka dapat memakan berbagai jenis ikan yang berada di habitatnya. Pesut mahakam juga tak jarang memakan cumi-cumi dan gurita. Ketika mencari makanan, pesut ini akan menyemburkan air yang dapat menggiring ikan sehingga hewan ini dapat memangsanya.
5. Periode kehamilan selama 9 bulan

Pesut mahakam memiliki sistem perkawinan poligami, yaitu setiap jantan dapat kawin dengan lebih dari satu betina. Masa kehamilan pesut ini umumnya berlangsung sekitar 9 bulan lamanya. Betina akan melahirkan satu anak dalam interval 2–3 tahun. Anak yang dilahirkan akan menyusu sepenuhnya pada induk selama 6 bulan. Pada usia 6 bulan ini pesut muda akan mulai belajar memangsa dan memakan ikan. Anak pesut akan sepenuhnya disapih pada usia 2 tahun. Usia matang kelamin pada hewan ini terjadi antara usia 7–9 tahun, dilansir dari Animalia.
6. Terancam punah

Populasi pesut mahakam saat ini menghadapi berbagai ancaman, seperti banyaknya polusi, penumpukan lumpur dan sedimentasi berlebihan, terjerat jaring nelayan, hingga risiko bertabrakan dengan perahu. Hal ini dapat menyebabkan populasinya menurun secara drastis. Berdasarkan data IUCN, populasi pesut yang tersisa di Sungai Mahakam hanya sekitar 70 ekor. Oleh karena itu, spesies ini masuk ke dalam kategori endangered atau terancam punah.
Sangat disayangkan sekali mamalia perairan tawar ini harus menghadapi kepunahan. Walau sudah banyak gerakan yang dilakukan untuk mencegah kepunahan dari pesut mahakam, tetapi populasinya masih terus menurun. Semoga berbagai upaya konservasi yang tengah dilakukan dapat berhasil sehingga pesut mahakam tidak perlu mengalami kepunahan.