Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Limpkin
Limpkin (inaturalist.org/Laura Veronica Bianchi)

Intinya sih...

  • Suka hidup di area lahan basah

  • Makanan utamanya adalah siput apel

  • Beberapa populasi memilih bermigrasi

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Burung besar yang menghuni lahan basah di beberapa bagian Amerika ini dinamai limpkin. Nama yang singkat dan mudah diingat, mereka juga dikenal sebagai carrao, courlan dan crying bird. Spesies ini berada dalam famili Aramidae dan memiliki nama ilmiah Aramus guarauna. Panjang tubuhnya mencapai 64-73 sentimeter, beratnya 900-1.300 gram dan kepakan sayapnya kisaran 1 meter. Sudah cukup menunjang penerbangannya saat bermigrasi.

Penampilan limpkin tidak begitu mencolok, bagian atas tubuhnya cokelat tua dengan kilau zaitun. Corak putih mendominasi kepala, leher, sayap, punggung dan bagian bawah tubuhnya. Mereka punya kaki panjang berwarna abu-abu gelap, lehernya jenjang dan paruhnya panjang serta melengkung ke bawah. Memang tampak biasa dan sederhana, tapi gaya hidup mereka cukup menarik untuk diketahui. Berikut penjelasannya!

1. Suka hidup di area lahan basah

Limpkin (inaturalist.org/Laura Veronica Bianchi)

Penyebaran limpkin berada di bagian selatan Florida, termasuk rawa Okefenokee di Georgia dan area selatan Meksiko. Mereka juga tersebar di Karibia dan Amerika Tengah hingga area utara Argentina. Di Amerika Selatan, burung ini hanya menghuni bagian timur Pegunungan Andes. Habitat yang dihuninya juga menyesuaikan dengan wilayah penyebarannya.

Animalia menginformasikan bahwa limpkin biasanya memilih menghuni rawa dan lahan basah air tawar yang banyak rerumputan tinggi serta bakaunya. Tapi di Karibia, burung ini ternyata menghuni semak kering, lho. Di Meksiko dan bagian utara Amerika Tengah, mereka berada di daerah pegunungan. Jadi, bisa dikatakan kalau limpkin cukup pandai beradaptasi sehingga bisa menghuni banyak habitat.

2. Makanan utamanya adalah siput apel

Limpkin (inaturalist.org/Fyn Kynd)

Makanan yang paling disukai limpkin adalah siput apel, tapi bukan berarti membatasi dietnya, ya. Mereka juga memangsa kerang air tawar, serangga, katak, kadal, udang karang, cacing dan biji-bijian. Spesies ini mencari makan di perairan dangkal dan di atas tumbuhan air mengapung seperti eceng gondok serta kiambang. Tekniknya bergerak lambat dengan gerakan agak bergelombang sambil menusuk lumpur menggunakan paruhnya.

Melansir iNaturalist, saat limpkin menemukan siput apel, mereka akan membawanya ke daratan atau perairan yang sangat dangkal. Lalu, meletakkannya dengan bagian cangkang terbuka menghadap ke atas. Uniknya, mereka bisa mengeluarkan isinya tanpa perlu merusak cangkangnya, lho. Proses itu hanya berlangsung selama 10-20 detik. Limpkin diketahui membuang kelenjar kuning telur betina siput, mereka tidak ingin menyantapnya.

3. Beberapa populasi memilih bermigrasi

Limpkin (inaturalist.org/Gonzalo Zepeda Martinez)

Di beberapa wilayah utara persebarannya, betina dari spesies ini biasanya meninggalkan area berkembang biaknya pada akhir musim panas dan kembali lagi di akhir musim dingin. Di Brasil, limpkin juga berpindah mengikuti perubahan musim. Mereka akan meninggalkan daerahnya ketika musim kering dan baru kembali saat hujan turun. Diduga mereka bermigrasi antara Florida dan Kuba.

4. Suaranya lebih sering terdengar

Limpkin (inaturalist.org/Chris Acree)

Spesies ini memang aktif saat siang hari, tapi kadang keluar juga untuk cari makan ketika malam tiba. Menariknya, kamu mungkin lebih sering mendengar suaranya daripada wujudnya, lho. Panggilannya sangat khas, berupa teriakan nyaring dan melengking dengan nada bergetar. Itu terdengar seperti 'kwEEEeeer' atau 'klAAAar'. Suaranya itu paling sering terdengar saat malam hari, fajar dan senja.

Limpkin juga mengeluarkan suara lain seperti ketukan kayu, bunyi kluk-kluk yang terdengar lembut. Ketika terkejut atau merasa terancam, mereka akan mengeluarkan suara 'bihk-bihk...'. Jadi, vokalisasinya sangat bervariasi, maknanya pun berbeda.

5. Sistem perkawinan limpkin

Limpkin (inaturalist.org/Mike Ostrowski)

Pada spesies ini, mereka punya dua sistem perkawinan yaitu monogami (hanya punya satu pasangan kawin) dan poligini (jantan punya lebih dari satu pasangan). Saat musim kawin tiba, mereka sangat teritorial walaupun bersarang dalam koloni besar. Jantan tidak ragu mengusir penyusup atau bahkan mengejar limpkin lain yang melintas. Perilaku mereka ini tidak bisa kamu lewatkan, soalnya melakukan atraksi seperti gerakan maju dan mengepakkan sayapnya.

Limpkin membangun sarang di berbagai tempat, baik itu di tanah, tumbuhan air mengapung, semak dan pepohonan. Sarangnya besar dan kokoh terbuat dari rumput rawa, ranting dan material alami lainnya. Jantan membangun sarang, sementara betina yang belum kawin akan mengunjungi beberapa wilayah jantan sebelum memilih pasangan. Istilahnya, si betina sedang menyeleksi jantan dari sarang yang dibangunnya.

6. Anaknya sudah bisa beraktivitas setelah menetas

Limpkin (inaturalist.org/Judy Gallagher)

Setelah ritual pertunjukan dan proses seleksi yang dilakukan betina, mereka bertelur sebanyak 3-8 butir. Telur-telurnya dierami secara bergantian di siang hari, tapi hanya betina yang mengerami saat malam tiba. Proses inkubasinya berlangsung selama 27 hari, semua telur biasanya menetas dalam waktu 24 jam.

Uniknya, anak-anak limpkin menetas dalam keadaan berbulu halus. Mereka bahkan sudah bisa berjalan, berlari dan berenang! Pertumbuhan anaknya terbilang cepat, sudah capai ukuran dewasa dalam 7 minggu dan bisa hidup mandiri saat berusia 16 minggu.

Spesies burung yang sangat menarik, limpkin ternyata pandai beradaptasi dan bahkan punya teknik khusus saat memangsa siput apel. Dengan total populasi diperkirakan mencapai 1 juta burung, tren populasinya masih stabil saat ini. Karenanya, mereka diklasifikasikan sebagai least concern oleh IUCN. Mirip burung apa ya spesies ini?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team