5 Fakta Menakjubkan Cabezon, Spesies Raksasa dengan Bobot 11 Kilogram

- Cabezon memiliki panjang maksimal 99 cm dan bobot hingga 11 kg, lebih besar dari spesies sculpin lainnya.
- Hidup di pesisir Samudra Pasifik, cobezon hanya bisa ditemukan di Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada.
- Cabezon memakan krustasea dan moluska, reproduksi memuncak pada bulan Februari, namun telurnya beracun bagi manusia.
Ikan merupakan salah satu hewan laut yang memiliki banyak spesies. Tentunya, tiap spesies memiliki ciri fisik, ukuran, kebiasaan, makanan, dan penyebaran yang berbeda. Ada yang kecil, besar, bahkan ada yang bisa hidup di laut dalam. Terkadang, ada juga ikan laut yang tak terlalu terkenal. Nah, salah satunya adalah Scorpaenichthys marmoratus atau cabezon.
Sebenarnya, cabezon cukup dikenal di wilayah penyebarannya, yaitu wilayah Amerika. Namun, di tempat lain seperti Asia dan Eropa ikan ini hampir tak pernah terdengar. Padahal, ia merupakan ikan berukuran besar, punya berbagai kemampuan, bahkan sering ditangkap dan jadi komoditas pangan. Maka dari itu, mari kita bahas fakta menakjubkan cabezon agar pamornya makin naik.
1. Punya panjang 99 centimeter dan bobot 11 kilogram

Dilansir Monterey Bay Aquarium, cobezon merupakan spesies terbesar di keluarganya, yaitu keluarga ikan sculpin. Bayangkan saja, panjang maksimalnya mencapai 99 centimeter dan bobotnya bisa mencapai 11 kilogram. Walau begitu, beberapa individu raksasa mampu tumbuh hingga mencapai bobot 14 kilogram. Di sisi lain, spesies sculpin lain rata-rata hanya punya panjang 10 - 27 centimeter dan bobot sekitar 0,5 kilogram. Walau besar, cobezon tetap mirip dengan spesies lain dengan kepala bulat besar, sirip berduri, dan tubuh berwarna gelap.
2. Hidup di pesisir Samudra Pasifik

Dilansir GBIF, cobezon hanya bisa ditemukan di Samudra Pasifik. Secara spesifik, penyebarannya mencakup pesisir barat Amerika Serikat, Meksiko, dan Kanada. Sebagai hewan pesisir, ia lebih sering terlihat di perairan dangkal, area terumbu karang, bebatuan, dan dasar laut berpasir. Walau lebih suka meghuni wilayah pesisir, terkadang cobezon juga bisa berkelana hingga jarak 320 kilometer dari garis pantai. Kemampuan menyelamnya juga tak terlalu baik karena ikan ini hanya bisa menyelam hingga kedalaman 200 meter.
3. Pemakan krustasea dan moluska yang cukup ganas

Laman Marine Species Portal menjelaskan kalau cobezon bisa memangsa apapun, mulai dari ikan, telur ikan, moluska, hingga kepiting. Namun, krustasea dan moluska merupakan makanan kesukaannya. Spesifiknya, moluska dan krustasea berukuran sedang dan besar merupakan makanan individu dewasa. Di sisi lain, individu muda justru tak suka memakan kedua hewan tersebut. Kemungkinan, individu muda terlalu lemah untuk menggigit dan menghancurkan cangkang moluksa dan krustasea berukuran besar. Justru, individu muda lebih suka memakan ikan dan udang kecil.
4. Reproduksinya memuncak pada bulan Februari

Sebenarnya, cobezon bisa bereproduksi sepanjang tahun dan ia tidak memiliki musim kawin khusus. Namun, laman iNaturalist menjelaskan kalau reproduksi ikan ini akan memuncak pada bulan Februari hingga April. Setelah telurnya menetas, larva cobezon akan hidup di bebatuan dan zona intertidal yang kedalamannya tak lebih dari 17 meter. Uniknya, suhu air yang hangat memberikan pengaruh yang besar terhadap gonad di tubuh individu betina. Ikan ini juga menunjukan dimorfisme seksual di mana individu betina sedikit lebih besar dari individu jantan. Terakhir, usia cobezon cukup panjang, yaitu mencapai 13 tahun.
5. Telurnya beracun bagi manusia

Laman Fishbase menjelaskan kalau cobezon sering dipancing dan ditangkap untuk dikonsumsi. Dagingnya juga lezat sehingga ikan ini cukup populer di wilayah penyebarannya. Namun, kamu harus hati-hati karena telurnya beracun. Jika dimakan, telur tersebut bisa membuat manusia jatuh sakit. Selain itu, cabezon juga gak boleh diburu dan ditangkap secara sembarangan. Pasalnya, beberapa daerah memberlakukan pembatasan dalam penangkapan ikan ini. Nah, hal tersebut dilakukan agar populasi cobezon tetap stabil dan stok cobezon liar tetap terjaga.
Kehadiran cobezon membuktikan kalau laut tak hanya dihuni oleh ikan terkenal macam ikan hiu, tuna, pari, atau ikan kerapu. Justru, di beberapa daerah ada jenis ikan lain yang lebih unik, menarik, dan eksotis dari ikan-ikan tersebut. OIeh sebab itu, kamu gak boleh meremehkan cobezon. Daripada meremehkannya, kamu harus melindungi dan senantiasa menjaga eksistensinya.