Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Mamalia Albino yang Langka dan Bikin Takjub, Ada Harimau Putih!

ilustrasi kangguru albino (pixabay.com/jggrz)
Intinya sih...
  • Harimau putih adalah mamalia albino ikonik dengan leucism, sering lahir di penangkaran dan menghadapi risiko kesehatan.
  • Rusa albino dilindungi hukum karena keindahannya, rentan terhadap predator, tetapi menjadi daya tarik bagi fotografer alam.
  • Gorila albino seperti Snowflake menjadi simbol konservasi mamalia langka dan pentingnya perlindungan habitat.

Mamalia albino adalah hewan yang lahir tanpa pigmen warna di kulit, mata, dan bulunya akibat kelainan genetik. Kondisi ini disebut albinisme, dan biasanya ditandai dengan bulu putih bersih, mata merah muda atau biru pucat, serta kulit yang sangat sensitif terhadap cahaya. Meskipun terlihat memukau, mamalia albino sering mengalami kesulitan bertahan di alam liar. Mereka lebih mudah terlihat oleh predator dan cenderung memiliki masalah penglihatan. Tapi justru karena kelangkaan dan penampilannya yang unik, mamalia albino selalu menarik perhatian.

Fenomena ini tidak hanya terjadi pada hewan peliharaan, tapi juga ditemukan secara alami di hutan, savana, bahkan kutub. Dari rusa hutan hingga gorila gunung, kehadiran mereka selalu dianggap spesial. Beberapa bahkan jadi simbol spiritual atau keberuntungan di berbagai budaya. Yuk, kenalan dengan enam mamalia albino yang langka, indah, sekaligus menyentuh sisi sains dan keajaiban alam!

1. Harimau putih

ilustrasi harimau putih (pexels.com/Sreejith K)

Harimau putih adalah salah satu mamalia albino paling ikonik di dunia. Meski masih tergolong Bengal, warna bulu mereka putih dengan garis hitam atau abu-abu yang lembut. Mata mereka biasanya berwarna biru pucat, dan tubuhnya sedikit lebih besar dari harimau biasa. Warna unik ini berasal dari kelainan genetik yang disebut leucism, bukan albinisme murni, karena mereka tetap punya sebagian pigmen di kulit. Harimau putih sangat jarang ditemukan di alam liar dan lebih sering lahir di penangkaran.

Sayangnya, praktik pembiakan harimau putih sering dikritik karena memperbesar risiko penyakit genetik. Banyak dari mereka mengalami masalah kesehatan seperti kelainan tulang, strabismus (mata juling), atau gangguan kesuburan. Tapi dari segi penampilan, mereka tetap jadi daya tarik utama di banyak kebun binatang. Harimau putih mencerminkan betapa genetik bisa menciptakan keindahan sekaligus tantangan. Keberadaan mereka mengingatkan kita bahwa keunikan alam perlu dijaga dengan bijak, bukan dieksploitasi.

2. Rusa albino

ilustrasi rusa albino (pexels.com/Siegfried Poepperl)

Rusa albino terlihat sangat mencolok di hutan karena seluruh tubuhnya putih bersih, bahkan matanya tampak merah muda. Keindahan mereka sering dianggap magis oleh masyarakat adat di berbagai negara. Di Amerika Utara, rusa albino dilindungi hukum karena dianggap langka dan suci. Penampakan rusa putih di alam liar sangat jarang karena warna mereka membuatnya lebih mudah terlihat oleh pemangsa. Tapi saat tertangkap kamera, penampilannya tampak seperti makhluk dari dongeng.

Kondisi albinisme pada rusa bisa membuat mereka lebih rentan terhadap sinar matahari dan penglihatan yang buruk. Mereka cenderung hidup lebih pendek dibanding rusa biasa, terutama di habitat terbuka. Namun dalam beberapa kasus, rusa albino bisa hidup cukup lama di daerah dengan perlindungan alami. Keberadaan mereka selalu menarik perhatian para fotografer alam dan pencinta satwa liar. Rusa albino menjadi simbol bahwa keindahan bisa muncul dari hal-hal yang tak biasa.

3. Gorila albino

potret gorila albino (commons.m.wikimedia.org/Ahecht)

Gorila albino sangat langka dan baru tercatat satu individu yang terkenal: Snowflake, seekor gorila jantan dari Guinea Khatulistiwa yang tinggal di Kebun Binatang Barcelona. Ia menjadi simbol internasional mamalia albino sejak ditemukan pada 1966. Snowflake memiliki bulu putih bersih dan mata biru pucat yang memikat banyak orang. Para ilmuwan menemukan bahwa albinisme pada Snowflake disebabkan oleh perkawinan sedarah dalam kelompok kecil gorila. Ini menyoroti tantangan konservasi mamalia langka di habitat yang terfragmentasi.

Selama hidupnya, Snowflake mengalami beberapa masalah kesehatan, termasuk kanker kulit yang mungkin terkait dengan albinisme. Tapi ia tetap hidup hingga usia 40 tahun tergolong panjang untuk seekor gorila. Kisah Snowflake membawa perhatian dunia pada pentingnya keragaman genetik dan perlindungan habitat. Walaupun hanya satu individu, keberadaannya mengubah pandangan dunia tentang hewan albino. Snowflake adalah contoh betapa kuat dan istimewanya hewan berbeda yang tetap bisa hidup bahagia.

4. Landak albino

ilustrasi landak albino (pixabay.com/amayaeguizabal)

Landak albino jarang ditemukan di alam liar karena bulunya yang putih membuat mereka mudah terlihat oleh predator. Di sisi lain, mereka jadi favorit di kalangan pecinta hewan eksotis karena tampilannya yang menggemaskan. Ciri khasnya adalah mata merah muda atau biru pucat dan kulit berwarna terang. Beberapa orang salah mengira mereka albino hanya karena bulunya putih, padahal landak bisa punya bulu terang tanpa albinisme. Untuk membedakan, perlu dilihat warna mata dan kulit secara saksama.

Landak albino sering dijadikan hewan peliharaan dan diberi perhatian ekstra karena kulitnya sensitif terhadap cahaya. Mereka membutuhkan tempat tinggal yang lebih teduh dan suhu yang stabil. Meski perawatannya agak rumit, banyak orang tetap terpikat oleh keunikan mereka. Tapi perlu diingat, hewan albino tidak seharusnya diperbanyak hanya demi estetika. Mereka tetap punya kebutuhan khusus yang wajib dipenuhi dengan penuh tanggung jawab.

5. Tupai albino

potret tupai albino (commons.m.wikimedia.org/Rhododendrites)

Tupai albino mungkin terdengar seperti legenda kota, tapi mereka benar-benar ada. Beberapa kota di Amerika Serikat bahkan punya populasi kecil tupai albino yang dilindungi dan jadi daya tarik wisata. Tupai ini punya bulu putih mengilap dan mata merah muda, membuatnya tampak mencolok di pohon atau taman kota. Menariknya, mereka sering hidup lebih lama karena masyarakat sekitar sangat menjaga mereka. Banyak orang percaya tupai putih membawa keberuntungan.

Meski begitu, tupai albino tetap menghadapi risiko dari predator atau kendaraan di area terbuka. Mereka juga lebih mudah terkena penyakit mata atau kulit karena kekurangan pigmen. Tapi selama mereka hidup di lingkungan aman, mereka bisa berumur panjang dan berkembang biak. Tupai albino membuktikan bahwa keunikan genetik bisa jadi bagian dari keseharian kita. Keberadaannya bikin dunia terlihat sedikit lebih ajaib.

6. Gajah albino

ilustrasi gajah (pexels.com/Biit Fu)

Gajah albino bukan benar-benar putih, tapi lebih ke arah merah muda pucat atau krem terang. Mereka sangat dihormati di Thailand dan Myanmar, bahkan dianggap sebagai simbol keberuntungan dan kekuasaan kerajaan. Gajah-gajah ini sering dijaga secara khusus oleh pemerintah karena dianggap keramat. Keunikan warna kulit dan mata mereka memang mencolok, tapi juga membawa tantangan dalam bertahan di alam liar. Karena terlalu menonjol, mereka lebih rentan jadi target perburuan.

Gajah albino biasanya lahir dari spesies gajah Asia dan jumlahnya sangat terbatas. Meski bukan albino sejati (karena masih punya sebagian pigmen), mereka tetap dikategorikan sebagai gajah putih secara budaya. Perawatan mereka membutuhkan perhatian ekstra karena kulit mereka lebih sensitif terhadap sinar matahari. Kisah gajah albino menggabungkan keajaiban genetik dan nilai spiritual dalam satu sosok hewan. Mereka jadi contoh unik betapa sains dan kepercayaan bisa bersatu dalam memaknai alam.

Mamalia albino bukan hanya menarik dari sisi penampilan, tapi juga menyimpan kisah genetik, tantangan hidup, dan makna budaya yang mendalam. Dari harimau putih hingga gajah albino, mereka mengingatkan kita bahwa keunikan alam tidak selalu mudah dijalani, tapi tetap layak dihargai. Di balik bulu putih dan mata pucatnya, mereka tetap hewan yang butuh perlindungan dan perawatan seperti lainnya. Semoga dengan lebih mengenal mereka, kita bisa lebih peduli pada keberagaman hayati. Karena setiap makhluk, sekecil apa pun perbedaannya, punya peran penting di bumi ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us