Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Predator Malam yang Menakutkan Bagi Mangsa, Ada Kelelawar Vampir

Kelelawar vampir (commons.wikimedia.org/Uwe Schmidt)
Intinya sih...
  • Macan tutul: "hantu hutan" dengan mata besar dan pupil lebar, melompat 20 kaki untuk menangkap mangsa.
  • Tasmanian devil: predator oportunistik dengan gigi tajam dan gigitan kuat, memakan bangkai hewan yang tertinggal di tanah.
  • Singa: pemburu oportunistik dalam gelap dengan penglihatan luar biasa, berburu mangsa besar seperti zebra dan antelop.

Hewan-hewan mempunyai periode waktunya masing-masing untuk mencari makanan. Ada yang melakukannya pada pagi, siang, sore bahkan malam hari. Fokus pembahasan akan menunjukkan siapa saja predator nokturnal artinya aktif mencari mangsa pada malam hari.

Predator nokturnal bukan sekadar kebiasaan karena mereka diberkahi kemampuan khusus menghadapi malam hari dan memanfaatkannya untuk mencari mangsa. Predator seperti singa dan macan tutul dikenal ganas dan mengerikan. Tapi yang lain juga gak kalah buas terutama kelelawar vampir di mana mereka meminum darah mangsanya. Simak lebih lanjut supaya gak penasaran.

1. Macan tutul

Macan tutul (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Macan tutul dijuluki sebagai “hantu hutan” karena kemampuannya untuk bergerak diam-diam menguntit mangsanya tanpa terdeteksi. Didukung dengan kondisi gelap serta diberkahi mata besar dan pupil yang melebar sehingga dapat melihat mangsa dengan baik dalam kondisi gelap.  

Mata macan tutul memiliki jumlah sel batang (rod cells) di matanya yang sensitif terhadap cahaya yang rendah termasuk dalam keadaan gelap. Macan tutul dapat melompat 20 kaki untuk menangkap burung. List mangsanya: elang, springbok, kijang, primata, babi hutan, kelinci dan ikan. Lanjutnya, macan tutul juga memakan mangsa lebih besar daripadanya yakni babun, rusa kecil dan kambing gunung.

 

2. Tasmanian devil

Tasmanian devil (commons.wikimedia.org/JJ Harrison)

Tasmanian devil memiliki mata besar dan peka terhadap cahaya rendah termasuk gelap membuatnya memilih untuk mencari mangsa pada malam hari. Tasmanian devil juga memadukan kelebihan dari penglihatan, penciuman dan pendengaran yang tajam untuk menemukan mangsanya dalam keadaan gelap.

Para mangsanya harus berhati-hati karena tasmanian devil adalah predator oportunistik seperti burung, katak, serangga, kanguru (terutama anaknya) dan ular. Tasmanian devil punya gigi yang tajam dan rahang kuat menjadikannya salah satu mamalia dengan gigitan paling kuat di dunia. Tasmanian devil dikenal sebagai pemakan bangkai hewan yang tertinggal di tanah.

3. Singa

Singa (commons.wikimedia.org/Bernard DUPONT)

Dilansir A-z animals, singa diberkahi pupil mata tiga kali lebih besar daripada manusia dapat melihat cahaya gelap. Mata singa memiliki tapetum lucidum, lapisan reflektif di belakang retina dapat memantulkan cahaya sehingga meningkatkan penglihatan bahkan dalam kondisi gelap. Selain itu, singa dapat melihat mangsa dalam jarak 2 mil bahkan lebih.

Singa adalah pemburu oportunistik dalam gelap. Singa membuat kebisingan di daerah mangsa sehingga membuat mangsa tidak sadar bahwa sedang diincar. Singa melakukan perburuan mangsa dengan berkelompok. Strateginya: mengelilingi mangsa, menyergap dari berbagai arah dan menjatuhkan mangsa besar seperti zebra, antelop, kerbau dll.

4. Burung hantu

Burung hantu (commons.wikimedia.org/Alun Williams333)

Mengutip Betterwithbirds, mata burung hantu dilengkapi dengan sel-sel batang disebut fotoresptor di retina sangat sensitif terhadap cahaya. Sel fotoreseptor tidak mendeteksi warna, namun menangkap cahaya termasuk redup atau gelap.

Meskipun mata burung tak bisa bergerak ke samping, mereka bisa memutar kepalanya hingga 270 dejarat justru memberikan pandangan sangat luas tanpa menggerakkan tubuh.

Burung hantu memiliki kaki zygodactyl artinya memiliki dua jari kaki mengarah ke depan dan duanya lagi mengarah ke belakang. Kakinya dapat mencekram dengan sangat baik dengan cara memutar salah satu jari kaki belakangnya ke arah depan.

Cakarnya yang kuat dan tajam membuat mangsa tak akan menggeliat lagi. Mangsanya seperti sigung, lalat, tupai, landak, opossum, tikus pohon merah bahkan buaya muda.

  

5. Kelelawar vampir

Kelelawar vampir (commons.wikimedia.org/Carlos Funes)

Kelelawar vampir mengonsumsi darah, alih-alih menghisap darah seperti cerita di film. Awalnya kelelawar vampir membuat luka kecil menggunakan giginya untuk membuat darah mangsa muncrat dan mengalir. Terakhir, kelelawar vampir akan meminum darah hingga 30 menit.

Kelelawar vampir aktif di malam hari dan mengonsumsi darah mangsanya untuk bertahan hidup. Sebab, hanya itu asupan makanan mereka. Jika tidak meminum darah selama 2 hari, kelelawar vampir bisa mati.

Sebaliknya, jika kelelawar vampir meminum banyak darah, mereka akan memuntahkan sisanya untuk kelelawar vampir yang lain. Kelelawar vampir memiliki penglihatan malam luar biasa untuk melihat mangsa dari jarak jauh.

6. Aligator

Aligator (commons.wikimedia.org/NPGallery)

Aligator memiliki tapetum lucidum, sebuah sel retina pada mata buaya yang peka terhadap cahaya rendah termasuk kondisi gelap di mana sang aligator bersinar merah. Selain itu, aligator punya kelebihan indra pendengaran dan perasa air yang tajam. Perasa air tajam mampu mendeteksi gerakan air sekecil apapun termasuk mangsanya seperti ikan dan katak.

Aligator menjadi momok menakutkan bagi mangsanya karena kekuatan gigitannya paling kuat di dunia mencapai 2.980 PSI. Di malam hari, aligator dapat menyergap mangsanya secara tiba-tiba.

Setelah mengiggit, mereka akan menyeret mangsa ke dalam air dan melakukan putaran dengan cepat untuk merobek dan menelan mangsa. Mangsanya seperti rakun, anjing liar, kura-kura, katak dll.     

Aligator tiongkok ditemukan China dan alligator amerika di Amerika Serikat. Kelelawar Vampir berada di Meksiko, Amerika Tengah dan Selatan. Singa mayoritas hidup di Afrika dan sebagiannya lagi di Asia, begitu pun dengan macan tutul. Tasmanian devil adalah marsupial endemik di Australia. Burung hantu ditemukan di seluruh dunia kecuali Antartika.

Nah, hewan mana nih yang jadi favoritmu?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us