Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi burung kuntul genus Ardeola (commons.m.wikimedia.org/Charles Lam)

Intinya sih...

  • Spesies burung kuntul genus Ardeola memiliki ciri-ciri kaki dan leher panjang serta terbagi dalam beberapa spesies, seperti Ardeola grayii, Ardeola bacchus, dan Ardeola ralloides.

  • Burung blekok India tersebar luas di India, Pakistan, Burma, Bangladesh, Sri Lanka serta Iran bagian selatan dan timur. Burung blekok Cina ditemukan di Tiongkok serta wilayah Asia bagian timur. Sedangkan blekok Eropa tersebar di Afrika, Eropa, Madagaskar, Timur Tengah hingga ke Iran.

  • Ardeola speciosa adalah nama burung yang terkenal dan menjadi bagian dalam kehidupan sawah serta perairan dangkal di Asia Tenggara. Sementara itu, blekok

Mendengar nama burung kuntul atau burung blekok, sudah tidak terdengar asing bukan? Spesies burung yang biasa ditemukan di tepian sawah, sungai hingga pesisir pantai. Keberadaan mereka adalah penting, terutama dalam menjaga ekosistem. Terutama dalam mengendalikan hama di sawah dan beberapa lahan sawah.

Burung kuntul adalah burung dengan ciri-ciri kaki dan lehernya panjang. Tergolong dalam keluarga Ardeidae, yang terbagi dalam beberapa genus. Salah satunya genus Ardeola atau memiliki sebutan umum yaitu burung blekok. Namun, meskipun dalam satu keluarga, burung blekok (Ardeola) memiliki ciri-ciri berbeda dari burung kuntul.

Biasanya burung blekok (Ardeola) punya leher lebih pendek dengan paruhnya yang tebal. Mereka terdistribusi luas di berbagai belahan dunia. Biasanya ditemukan pada lahan basah dalam kelompok kecil. Spesies yang terkenal dan ada di Indonesia adalah blekok sawah. Ada spesies apa saja selain blekok sawah dalam genus Ardeola? Simak ulasannya sebagai berikut.

1. Ardeola grayii atau disebut dengan blekok India

Ilustrasi Ardeola grayii (commons.m.wikimedia.org/Charles J. Sharp)

Spesies burung blekok dengan nama ilmiah Ardeola grayii ini juga disebut dengan indian pond heron. Seperti sebutannya, mereka tersebar luas dan terdistribusi di India, Pakistan, Burma, Bangladesh, Sri Lanka serta Iran bagian selatan dan timur. Biasanya mereka dapat ditemukan lahan basah berawa.

Bukan hanya di lahan basah, mereka juga mencari makan di atas tumpukan sampah. Terutama saat musim kemarau, kadang ditemukan di halaman rumput yang diairi atau padang rumput yang kering. Sehingga, dapat terlihat terbang dalam jarak dekat.

Saat mencari makan di tepi tambak, biasanya memanfaatkan eceng godok yang terapung untuk menjangkau air yang dalam. Kadang juga berenang maupun terbang untuk menangkap ikan yang melompat keluar air. Selain ikan, mereka juga makan krustasea, kecebong juga serangga air maupun serangga seperti jangkrik, capung dan lebah.

Tampilan yang ada padanya yaitu lehernya pendek dengan paruh pendek dan tebal. Memiliki warna punggung cokelat kekuningan. Umumnya mereka adalah spesies burung pendiam, namun kadang bersuara parau tajam ketika sedang waspada ataupun dekat di sarangnya. Selain itu, mereka kadang bertengger komunal di pepohonan pada area kota yang ramai dan dekat tempat tinggal manusia.

Siklus reproduksi dimulai saat datangnya musim hujan. Mereka akan membentuk sarang dalam koloni kecil. Sarang dibangun dengan ketinggian 9-10 meter di pohon berdaun besar. Terbuat dari ranting pohon atau semak. Mereka memastikan membuat sarang di lokasi yang tidak terganggu. Karena, sarang ini bisa digunakan kembali dari tahun ke tahun.

Spesies burung blekok yang pertama kali dideskripsikan pada tahun 1832 oleh Kolonel WH Sykes. Sedangkan nama ilmiah diberikan untuk menghormati John Edward Gray.

2. Ardeola bacchus atau disebut dengan blekok Cina

Ilustrasi Ardeola bacchus (commons.m.wikimedia.org/paman)

Salah satu spesies burung dari enam spesies burung kuntul dalam keluarga Ardeidae. Mereka juga disebut chinese pond heron (Ardeola bacchus). Distribusi dari spesies ini di Tiongkok serta wilayah Asia bagian timur yang memiliki iklim sedang dan subtropis. Seperti umumnya, ditemukan berada di lahan basah, kolam air tawar, air asin yang dangkal.

Burung blekok Cina sebutan umumnya, memiliki panjang sekitar 47 cm. Ciri-ciri warna pada sayapnya berwarna putih dengan paruh berwarna kuning berujung hitam. Mata dan kaki memiliki warna kuning serta keseluruhan berwarna cokelat abu-abu dengan ada bintik-bintik putih. Namun saat musim kawin, keseluruhan berubah warna menjadi merah, biru dan putih.

Sama seperti burung dalam genus Ardeola, mereka memakan ikan, krustasea dan serangga. Saat musim kawin tiba, maka akan membuat sarang di kawasan burung bangau campuran. Betina bisa menghasilkan telur sekitar 3-6 butir yang berwarna biru hijau.

Spesies ini bersifat paraptrik (jenis spesiasi atau pembentukan spesies baru) dengan Ardeola grayii pada sebelah barat. Hampir paraptrik juga dengan Ardeola speciosa pada sebelah selatan. Sehingga, ketiga spesies ini membentuk superspesies (spesies bercabang dan terisolasi secara geografis dan reproduksi).

3. Ardeola ralloides atau disebut dengan blekok Eropa

Ilustrasi Ardeola ralloides (commons.m.wikimedia.org/xulescu_g)

Spesies Ardeola ralloides juga disebut dengan squacco heron atau memiliki nama umum blekok Eropa. Persebaran spesies ini di Afrika, Eropa, Madagaskar, Timur Tengah hingga ke Iran. Biasanya menyukai habitat seperti rawa yang padat dan dangkal. Tempat yang segar ditumbuhi alang-alang tumbuh tinggi atau semak-semak yang lebat. Namun, habitat utamanya saat ini adalah persawahan yang meningkatkan wilayah jelajahnya. Menghindari habitat kering dan bercurah hujan sangat tinggi.

Spesies burung dari genus Ardeola yang lebih tenang dan diam dalam menunggu mangsa. Makanan utamanya seperti ikan, katak dan kecebong, serangga dan larva serangga. Mereka biasanya mencari makan dalam kelompok, namun lebih banyak mendapatkan mangsa tanpa kelompok. Namun, tetap bertengger bersama kelompoknya dan mencari makan bersama saat musim dingin dan saat bermigrasi.

Tampilannya dikenali dari warnanya yang kecokelatan kuning dengan garis-garis di kepalanya saat diluar musim kawin. Terlihat berjambul saat musim kawin tiba. Memiliki paruh yang relatif kuat dan besar berwarna hijau kuning pucat, ujungnya berwarna hitam. Ukuran panjangnya sekitar 42-48 cm dengan berat sekitar 230-370 g.

Ketika musim berkembangbiak mereka biasanya membuat sarang di pohon dan semak yang lebat berdekatan dengan tempatnya mendapatkan makanan. Seperti di dekat atau di atas air. Musim berkembangbiak ini umumnya terjadi selama atau akhir musim hujan pada wilayah genangan air. Sarang yang dibuat secara koloni dengan spesies burung lainnya.

Betina biasanya akan menghasilkan telur berjumlah sekitar 4-6 butir yang berwarna hijau kebiruan. Dan telur akan dierami oleh induk betina selama 1-2 hari hingga akhirnya menetas. Jumlah telur yang dihasilkan oleh Ardeola ralloides di setiap persebarannya berbeda, begitu pula waktu inkubasinya.

4. Ardeola speciosa atau yang dikenal dengan blekok sawah

Ilustrasi Ardeola speciosa (commons.m.wikimedia.org/Muhyiddin)

Blekok sawah (Ardeola speciosa) adalah nama burung yang terkenal dan menjadi bagian dalam kehidupan sawah serta perairan dangkal. Blekok atau kuntul sawah terdistribusi luas di Asia Tenggara. Umumnya, ditemukan dalam habitat sawah, padang rumput dengan genangan air, rawa, tepi danau, kolam dan sungai. Terkadang juga ditemukan di mangrove, terumbu, maupun dataran pantai. Selain itu, juga di daerah berlumpur dan berair, juga di perbukitan dan pantai.

Ukuran dari Ardeola speciosa lebih kecil dari spesies yang ada di genus Ardeola lainnya, yaitu sekitar 45 cm. Sayap pada burung berwarna putih, kakinya terlihat berwarna hijau buram, paruhnya kuning dengan bagian ujung hitam. Memiliki warna mata kuning, serta warna tubuh ini bisa berubah tergantung musim kawin. Ketika musim kawin tiba, warna tubuhnya berubah menjadi oranye, putih dan abu-abu. Selain musim kawin tersebut, warna tubuhnya cokelat dengan corak putih.

Makanan spesies burung ini umumnya sama dengan spesies burung blekok lainnya, seperti ikan, serangga air dan katak. Tergolong burung yang terdiam dalam mendapatkan mangsanya. Dapat dengan cepat mencotok mangsa yang terlihat dengan paruh tajamnya. Biasanya dalam hal ini, mereka bisa terdiam sendirian atau juga bisa dalam kelompok kecil. Terkadang juga terlihat terbang melambat saat sore hari ke tempat peristirahatan.

Ketika musim berkembangbiak tiba, spesies ini membuat sarang bersama spesies burung air lainnya. Bahan sarang dari tumpukan ranting pada dahan atau di cabang berdaun pada pohon di atas air. Betina akan bertelur 2-3 butir berwarna hijau biru pucat.

5. Ardeola idae atau disebut dengan blekok Madagaskar

Ilustrasi Ardeola idae (commons.m.wikimedia.org/Randrianarimanana)

Spesies burung dalam genus Ardeola ini juga disebut madagascar pond heron. Ardeola idae terdistribusi di Afrika Tenggara, di habitat Madagaskar yang biasa ditemukan pada danau, sungai, kolam dan rawa berumput kecil. Mereka suka bersembunyi di pepohonan untuk berlindung ketika merasa terganggu.

Ardeola idae untuk pertama kalinya dideskripsikan pada tahun 1860 oleh seorang yang bernama Gustav Hartlaub. Memiliki ukuran panjang sekitar 45-50 cm, sedangkan penampilannya berubah tergantung dalam musim kawin atau tidak.

Ketika musim kawin, warna bulunya putih dengan semburat krem, terdapat bulu panjang di mahkota. Pada tubuhnya bagian dada dan atas serta kaki berwarna merah muda kemerahan. Paruhnya berwarna biru dengan ujung hitam. Kulit di wajahnya berwarna biru sampai hijau dengan iris mata kuning.

Ketika di luar musim kawin, pada kepala, leher dan tubuh bagian atas serta dada terdapat garis-garis cokelat tua. Sedangkan bagian perut, sayap dan belakangnya hingga ekor berwarna putih. Memiliki paruh berwarna hijau berujung hitam. Kulit pada wajahnya berwarna kuning dan kulit di rongga mata berwarna hijau. Sedangkan burung muda memiliki tampilan seperti burung dewasa di luar musim kawin. Namun, bulu terbangnya cokelat serta paruhnya hingga kusam.

Jika musim berkembangbiak tiba, mereka juga membuat sarang bersama koloni spesies burung campuran. Sarang yang terbuat dari ranting pohon atau semak dekat air, biasanya juga di hutan bakau. Betina bisa menghasilkan 3 butir telur dan kedua induknya mengerami.

6. Ardeola rufiventris atau juga disebut blekok perut merah

Ilustrasi Ardeola rufiventris (commons.m.wikimedia.org/Lip Kee Yap)

Spesies burung selanjutnya dari genus Ardeola memiliki warna yang lebih gelap. Blekok perut merah (Ardeola rufiventris) salah satu sebutannya, juga dikenal dengan rufous bellied heron. Spesies burung ini terdistribusi di Afrika, ditemukan pada padang rumput yang tergenang, rawa-rawa dan dataran banjir. Selain itu, juga di delta pedalaman (Delta Okavango), di perairan dangkal seperti pada sepanjang tepian sungai dan danau. Habitat ini biasanya yang dilengkapi dengan adanya tanaman papirus, hamparan sawah dan alang-alang.

Adapun tampilan warnanya lebih gelap, bagian kepala, dada dan punggung terlihat abu-abu gelap. Warna tersebut kontras dengan sayap, perut dan ekor yang berwarna merah. Ketika mereka terbang, terlihat kaki dan telapaknya berwarna kuning cerah yang kontras dengan warna bulu gelap di bagian bawah tubuh. Burung muda lebih cokelat pucat dan akan semakin menggelap ketika dewasa.

Spesies burung blekok yang juga memakan ikan kecil, serangga dan invertebrata air. Mereka akan berburu makanan pada lahan basah di air dangkal dengan ditumbuhi banyaknya tanaman. Dalam mencari mangsa, biasanya dilakukan saat siang maupun malam hari, yang dilakukan dalam kelompok kecil maupun sendirian. Biasanya mereka suka berdiam diri dan bersembunyi, bahkan juga bermigrasi mengikuti genangan air saat musim hujan.

Saat musim berkembangbiak, mereka membuat sarang hamparan seperti tanaman kecil yang letaknya rendah. Sarang tersebut terletak di pohon, alang-alang atau semak, biasanya juga berada di genangan air. Sarang ini juga dibangun dekat dengan sarang spesies burung air lainnya. Musim kawin tersebut terjadi selama musim hujan atau awal musim kemarau.

Beragam spesies burung kuntul dari berbagai genus yang ada, seperti genus Ardeola yang terdiri dari enam spesies. Masing-masing spesies dengan warna bervariasi dan persebarannya yang luas. Keberadaan mereka harus diperhatikan, meskipun saat ini berstatus cukup stabil. Namun, beberapa juga disebut mengkhawatirkan, karena ancaman berupa aktivitas manusia maupun habitat yang berubah. Maka, hal ini harus benar-benar diperhatikan, mengingat perannya untuk ekosistem. Semoga bermanfaat!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team