7 Fakta Black Rain Frog, Katak yang Tidak Suka Air

- Black rain frog adalah spesies katak endemik di Afrika Selatan, memiliki kulit berbenjol kecil dan menggali lubang sebagai tempat tinggal
- Mereka berkembang biak tanpa tahap berudu, bertelur di lubang yang digali sendiri, dan hidup terbatas di lereng selatan Cape Fold Belt
- Katak ini memiliki mekanisme pertahanan unik dengan kemampuan mengembang dan suara panggilan yang bervariasi sesuai situasi, serta hubungan monogami seumur hidup
Black rain frog (Breviceps fuscus) adalah spesies katak yang endemik di pantai selatan Afrika Selatan. Katak ini memiliki bentuk tubuh yang bulat, kaki dan jari-jari yang pendek, dan mulut yang menghadap ke bawah, sehingga tampak seperti selalu cemberut.
Katak ini juga memiliki kemampuan untuk mengembang dengan udara, untuk membuat penampilannya lebih besar di hadapan predator. Berikut adalah lima fakta unik tentang black rain frog yang mungkin belum diketahui banyak orang.
1. Tidak memiliki kulit yang berbintil-bintil

Banyak orang yang mengira bahwa black rain frog memiliki kulit yang berbintil-bintil seperti katak pada umumnya. Namun, sebenarnya kulit black rain frog ditutupi oleh ribuan benjolan kecil yang disebut ‘tubercles’, yang hanya memberikan kesan ‘berbintil-bintil’.
Tubercles ini berfungsi untuk membantu black rain frog beradaptasi dengan habitatnya yang berupa tanah berpasir dan vegetasi kering. Juga dapat menimbulkan kesan beracun bagi beberapa predator yang menghindari kulit yang kasar dan tidak rata.
2. Katak penggali

Black rain frog adalah salah satu spesies katak yang menghabiskan sebagian besar hidupnya di dalam lubang yang digalinya sendiri. Katak ini dapat menggali lubang hingga kedalaman 150 mm atau di antara vegetasi hingga ketinggian sekitar 30 cm di atas tanah.
Katak ini cenderung menghindari air dan hanya aktif di permukaan tanah pada malam hari atau saat musim hujan. Lubang yang digali oleh black rain frog berfungsi sebagai tempat perlindungan dari predator, sumber kelembaban, dan berburu mangsa.
3. Tidak memiliki tahap berudu

Black rain frog termasuk dalam keluarga Brevicipitidae. Mereka unik karena cara mereka berkembang biak. Bedanya dengan katak lain, mereka tidak melewati tahap berudu. Sebaliknya, ketika mereka menetas dari telur, mereka langsung menjadi miniatur dari katak dewasa. Anak katak ini disebut 'froglets'.
Black rain frog bertelur di lubang yang mereka gali sendiri. Setiap kali bertelur, biasanya ada sekitar 42-43 butir telur berwarna kuning dengan diameter sekitar 5 mm. Jantan akan memanggil betina dari dalam lubang, kadang-kadang sambil menjaga telur.
4. Hanya ada di satu negara

Black rain frog adalah spesies katak yang sangat terbatas penyebarannya. Katak ini hanya ditemukan di lereng selatan Cape Fold Belt, dari Swellendam hingga Pegunungan Outeniqua, di Afrika Selatan. Katak ini hidup di ketinggian hingga lebih dari 1.000 m di atas permukaan laut.
Habitat yang disukai oleh black rain frog adalah fynbos, yaitu jenis padang rumput yang hanya ada di bagian dunia ini. Memiliki keanekaragaman flora yang tinggi dan merupakan rumah bagi banyak spesies endemik lainnya.
5. Dapat mengembangkan diri

Salah satu mekanisme pertahanan yang paling menarik dari black rain frog adalah kemampuannya untuk mengembang dengan udara, sehingga ukurannya menjadi lebih besar dan mengesankan. Katak ini akan melakukan hal ini ketika merasa terancam oleh predator, seperti ular atau burung pemangsa.
Dengan mengembang, katak ini juga akan menonjolkan tubercles di kulitnya, yang dapat menakut-nakuti predator yang mengira kulitnya beracun. Jika cara ini gagal, ia akan menggali dirinya ke dalam tanah sebelum predator sempat menyerang.
6. Memiliki suara panggilan yang berbeda-beda

Suara panggilan dari Black rain frog berubah-ubah tergantung pada situasinya. Ketika mereka sedang mencari pasangan, jantan akan mengeluarkan suara 'cip' yang pendek dan berulang-ulang dari dalam lubangnya. Ketika mereka berada di atas tanah, suara yang mereka keluarkan adalah 'krek', yang lebih panjang dan lebih keras.
Suara ini bisa menarik perhatian betina atau menantang jantan lain. Ketika sudah dekat dengan betina, suara yang mereka keluarkan adalah 'krik', yang lebih lembut dan lebih cepat. Frekuensi suara dominan yang mereka hasilkan sekitar 1,8 kHz.
7. Memiliki hubungan monogami

Black rain frog adalah salah satu spesies katak yang memiliki hubungan monogami, yaitu hanya memiliki satu pasangan seumur hidup. Hal ini terlihat dari perilaku jantan yang setia menjaga telur-telurnya hingga menetas, bahkan sampai beberapa hari setelah anak-anak katak keluar dari lubang.
Jantan juga tidak akan mencari pasangan lain jika betinanya mati atau hilang. Hubungan monogami ini mungkin berkaitan dengan ketersediaan pasangan yang terbatas, karena black rain frog hidup di habitat yang terisolasi dan jarang bertemu dengan individu lain.