Apa yang terlintas di kepalamu jika mendengar kata amfibi? Pasti kamu akan langsung membayangkan seekor katak yang melompat-lompat. Tapi, ternyata hewan dalam kelas amfibi itu banyak lho.
Salah satu dari sekian banyaknya itu adalah caecilian, hewan amfibi yang dikelompokan ke dalam ordo Gymnophiona atau ordo Apoda. Hewan amfibi ini secara morfologi sangat mirip dengan cacing. Pernah dengar sebelumnya? Berikut adalah 7 fakta ilmiah seputar caecilian yang tentunya wajib kamu ketahui.
Bentuknya mungkin terlihat seperti cacing atau bahkan mirip ular, tetapi makhluk panjang dengan kulit licin ini termasuk ke dalam kelompok amfibi tanpa kaki. Kulitnya punya banyak lipatan yang berbentuk cincin sehingga tubuhnya tampak beruas-ruas seperti cacing. Serupa dengan amfibi lainnya, caecilian juga memiliki kelenjar yang mensekresikan racun di kulitnya untuk mengusir para predator.
Caecilian hidup di dalam tanah, menggunakan tengkorak dan ototnya yang kuat, mereka menggali untuk meloloskan tubuhnya masuk ke dalam tanah atau lumpur. Beberapa spesies lainnya hidup di dalam air, mereka akan berenang seperti belut.
Diketahui ada sekitar 180 spesies hewan ini, mereka ditemukan di daerah tropis di seluruh dunia seperti Asia Tenggara, Afrika, kepulauan Seychelles dan Amerika Selatan. Tercatat ada dua genus/marga yang ditemukan di Indonesia, lho. Mereka adalah marga Caudacaecilia yang menyebar di Kalimantan dan Sumatra, dan marga Ichthyophis yang didapati di Kalimantan, Sumatra dan Jawa.
Meski ada di Indonesia, hewan ini ternyata cukup langka untuk kamu temukan. Selain karena hidup dalam tanah, atau di rawa-rawa dekat sungai, mereka juga hanya dapat ditemukan di daerah hutan-hutan yang masih baik.
Karena keberadaannya yang relatif tersembunyi ini, caecilian gak banyak dikenal oleh orang awam. Namun sayangnya, ketika si hewan amfibi ini menampakan diri di permukaan tanah, warga sekitar akan langsung membunuhnya. Lantaran fisiknya yang menyerupai ular, orang-orang bahkan menjulukinya sebagai 'ular tanah' dan mengira caecilian adalah hewan yang membahayakan.
Lho, kok bisa? Caecilian punya mata yang berukuran kecil dan ditutupi kulit untuk melindunginya saat kepalanya menggali tanah. Nah, hal inilah yang membuat pengertian bahwa caecilian buta. Faktanya, penglihatannya memang hanya terbatas pada persepsi gelap-terang sederhana.
Lalu bagaimana mereka cari makan? Jadi, sama seperti amfibi lainnya, caecilian juga punya penciuman yang tajam. Selain itu caecilian juga punya sepasang tentakel kecil yang sangat peka, yang terletak di antara hidung dan matanya. Dengan tentakel itu, caecilian dapat mendeteksi makanan dan mungkin membantu hewan tersebut untuk navigasi.
Gak seperti kebanyakan telur hewan lain, telur caecilian ini punya keunikannya sendiri. Mungkin sekilas kamu akan mengira telur-telur itu adalah kelereng, lantaran cangkangnya yang transparan hingga membuat calon-calon bayi kecil itu terlihat jelas dari luar. Menggemaskan bukan?
Induk caecilian akan meletakan telur-telurnya di lubang lumpur kemudian mengeraminya selama 2 sampai 3 bulan. Beberapa peneliti bahkan mengungkapkan bahwa induk caecilian akan berpuasa saat proses pengeraman itu. Namun, hanya sebagian kecil dari spesies caecilian yang berkembang biak dengan cara bertelur. Karena sebagian besar spesies caecilian lainnya berkembang biak dengan melahirkan anak-anaknya.
Jika induk mamalia akan menyusui bayinya ketika mereka lahir, maka berbeda halnya dengan hewan amfibi ini. Induk pada spesies Boulengerula taitana akan membiarkan anak-anaknya yang baru menetas untuk mencabik-cabik kulitnya dan memakannya.
Caecilian betina pada spesies ini ternyata memiliki kulit yang dua kali lebih tebal dari betina tanpa anak, tidak hanya itu sel-sel kulitnya sendiri memiliki lebih banyak protein dan lemak yang dibutuhkan si kecil. Kulit yang sudah dimakan oleh anak-anaknya akan terus beregenerasi sehingga mereka bisa memakannya lagi dan lagi. Wah, pengorbaan ibu yang luar biasa!
Diketahui makanan utama caecilian adalah cacing tanah dan beberapa hewan invertebrata lainnya. Caecilian memiliki deretan gigi taring serupa jarum yang membantunya menangkap mangsa yang kemudian akan ditelannya utuh.
Pada caecilian muda, gigi mereka hanya memiliki sebaris gigi susu yang dirancang khusus untuk mencabik kulit sang induk tanpa melukainya. Namun, ketika dewasa, gigi susu mereka akan diganti dengan gigi-gigi tajam yang mengerikan. Meskipun begitu, caecilian gak berbahaya bagi manusia.
Caecilian punya ukuran yang beragam, mulai dari yang terkecil hingga raksasa. Nah, spesies caecilian terkecil adalah Idiocranium russeli yang terdapat di Afrika Barat dan Grandisonia brevis di Seychelles. Ukuran masing-masing panjangnnya hanya mecapai 10,4 cm dan 11,2 cm.
Sedangkan beberapa spesies ceacilian dalam genus Amerika Selatan memiliki panjang lebih dari 1 meter, lho. Caecilian raksasa yang ditemukan di Kolombia adalah Caecilia thompsoni dengan panjang 152 cm. Caecilian raksasa ini hanya diketahui muncul ke permukaan pada malam hari dan selama hujan badai lebat.
Nah, itulah 7 fakta ilmiah seputar caecilian, hewan amfibi yang gak punya kaki yang wajib banget kamu tahu.
Kira-kira hewan unik apa lagi yang belum pernah kamu dengar faktanya? Komen di bawah, ya!