Awet muda dan panjang umur adalah impian banyak orang dan membuat mereka selalu berusaha untuk mendapatkannya, seperti berolahraga dan makan makanan yang sehat. Namun, tahukah kamu bahwa di usia sel ditentukan oleh salah satu komponen di dalam kromosom kita yang disebut dengan Telomer?
Pada artikel kali ini, IDN Times akan membahas 7 fakta mengenai Telomer yang berperan besar dalam proses penuaan kita. Let's check it out!
Telomer adalah istilah yang merujuk pada bagian paling ujung DNA Linear. DNA sendiri adalah cetak biru pengkode protein yang berperan penting dalam tubuh kita, tetapi Telomer tidak mengkodekan protein apapun meskipun termasuk ke dalam untai DNA.
Meski begitu, Telomer tetap memiliki fungsi penting yaitu menjaga kestabilan genom (kumpulan gen) di tiap sel dan juga memastikan proses replikasi DNA saat pembelahan sel juga terjadi dengan sempurna.
Telomer terdiri dari susunan basa nukleotida yang berulang hingga ribuan kali dan setiap makhluk hidup memiliki susunan basaTelomer yang berbeda-beda. Untuk manusia, susunan Telomer-nya adalah TTAGG yang berulang dengan panjang sekitar 9-15 kilo basa nukleotida.
Telomer sendiri hanya ditemukan pada makhluk Eukariota karena memiliki kromosom yang berbentuk linear. Berbeda halnya dengan Prokariota (contoh bakteri) yang memiliki kromosom berbentuk sirkuler (melingkar) sehingga tidak memiliki kromosom. Hal ini dikarenakan pada kromosom sirkuler, titik awal replikasi DNA juga menjadi titik akhir replikasi DNA.
Pada replikasi sel Eukariota, replikasi kromosom yang dihasilkan akan mengalami pemendekan sehingga dengan adanya Telomer (tidak mengkodekan protein apapun) akan membantu menjaga kestabilan genom pada kromosom. Hal ini karena pemendekan kromosom akan mengorbankan Telomer terlebih dahulu dan tidak mempengaruhi genom pada kromosom.
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, secara alami proses replikasi DNA ini akan membuat kromosom anakan yang lebih pendek dari kromosom induk. Namun, sel memiliki enzim Telomerase yang mampu menambahkan basa nukleotida tambahan di ujung Telomer sehingga panjang kromosom anakan dapat dipertahankan.
Akan tetapi seiring bertambahnya jumlah sel, kadar enzim Telomerase pada tubuh tidak akan lagi mencukupi sehingga berujung pada pemendekan Telomer. Telomer yang semakin pendek dan habis pada akhirnya akan memicu tubuh untuk mengaktifkan sistem apoptosis, yaitu pemusnahan sel yang tidak aktif dari tubuh. Pemendekan Telomer ini diperparah dengan gaya hidup buruk yang mengakibatkan penurunan kadar enzim Telomerase.
Menurut Jurnal berjudul Telomeres, lifestyle, cancer, and aging yang rilis di Current Opinion in Clinical Nutrition and Metabolic Care pada tahun 2012, panjang Telomer akan berkurang dengan lebih cepat jika seseorang memiliki gaya hidup yang buruk seperti obesitas, merokok, hingga stres yang berkelanjutan. Gaya hidup yang buruk tersebut bekontribusi terhadap peningkatan stres oksidatif dan juga berkurangnya enzim Telomerase.
Sel kanker adalah sel normal yang mengalami mutasi sehingga membuat pertumbuhan sel menjadi banyak tak terkendali. Dilansir dari artikel berjudul Are Telomeres the Key to Aging and Cancer di website official milik Uhau University, sel kanker diketahui memiliki Telomer yang lebih pendek, tetapi menghasilkan enzim Telomerase lebih banyak dibandingkan sel normal. Hal ini membuat sel kanker dapat mereplikasi dirinya terus menerus dan tidak akan mengalami kematian.
Dengan mengetahui fakta ini, para peneliti berpikir jika kita bisa menurunkan produksi enzim Telomerase pada sel kanker maka hal ini bisa menjadi solusi penyembuhan kanker. Dengan tidak adanya enzim Telomerase, sel kanker diharapkan akan menjadi tua dan mati dengan sendirinya.
Banyak penelitian yang telah menghubungkan antara penuaan dengan berkurangnya panjang Telomer. Dalam tingkat sel, penuaan (kulit keriput, mudah sakit, hingga kematian) disebabkan oleh terjadinya kematian atau apoptosis pada sel dan juga menurunnya kemampuan sel untuk mereplikasi dirinya sendiri. Salah satu faktor penyebab hal ini terjadi adalah habisnya Telomer pada ujung kromosom.
Menurut Jurnal berjudul Markers of cellular senescence. Telomere shortening as a marker of cellular senescence yang dirilis pada tahun 2016, Telomer yang pendek dan penuaan sel memiliki korelasi yang positif. Hal ini membuat Telomer dapat dijadikan sebagai sebuah marker atau penanda terjadinya penuaan sel di tingkat molekuler.
Angka harapan hidup manusia telah meningkat drastis selama beberapa tahun terakhir Pada tahun 1960-an (masa perang), angka harapan hidup manusia sekitar 30 tahun dan telah menjadi sekitar 80 tahun di masa sekarang. Hal ini terjadi berkat peningkatan kepastian pangan, kesehatan, dan kebersihan. Namun, apakah angka harapan hidup ini bisa ditingkatkan lagi?
Seperti dilansir dari artikel berjudul Hidden secret of immortality enzyme telomerase di ScienceDaily, para peneliti melihat adanya potensi enzim Telomerase sebagai jawaban bagi mereka yang ingin awet muda. Enzim ini akan menjaga Telomer tetap panjang dan mencegah sel melakukan apoptosis.
Namun, menginduksi produksi enzim Telomerase secara sintesis tanpa target sel yang spesifik justru dikhawatirkan akan menghasilkan sel kanker. Oleh karena itu, masih dibutuhkan banyak penelitian mengenai penggunaan enzim Telomerase ini agar dapat diperoleh hasil yang diinginkan.
Jika pada poin sebelumnya kita telah membahas potensi penambahan enzim Telomerase pada tubuh secara sintesis, pada poin ini kita akan membahas cara menjaga Telomer pada kromosom agar tetap panjang secara alami.
Menurut Jurnal dengan judul Association between higher plasma lutein, zeaxanthin, and vitamin C concentrations and longer telomere length: results of the Austrian Stroke Prevention Study, konsumsi antioksidan seperti plasma lutein, zeaxanthin, dan vitamin C memiliki kemampuan menjaga Tolumer tetap panjang karena antioksidan mampu melindungi Telomer dari stres oksidatif.
Selain itu menurut Jurnal berjudul Physical activity and telomere length: Impact of aging and potential mechanisms of action, orang-orang yang rajin berolahraga diketahui memiliki Telomer yang lebih panjang dibandingkan orang yang jarang berolahraga.
Seperti yang telah disinggung pada poin 3, orang-orang yang memiliki gaya hidup tidak sehat juga diketahui memiliki Telomer yang lebih pendek. Jadi, pastikan kamu menjalani gaya hidup sehat agar bisa selalu awet muda dan panjang umur.
Nah, jadi itulah 7 fakta mengenai Telomer yang berkaitan erat dengan usia sel. Adanya Telomer ini berfungsi memastikan proses replikasi DNA berjalan dengan sempurna dan juga mengendalikan pembelahan sel agar tidak terbentuk sel kanker. Sekian untuk artikel kali ini dan semoga bisa menambah wawasan teman-teman sekalian.