7 Fakta The Night Witches, Hantu Langit Uni Soviet

Akar dari mimpi buruk Jerman Nazi tentang The Night Witches berawal dari Marina Raskova, seorang pilot perempuan Uni Soviet yang dijuluki Amelia Earhart nya Uni Soviet. Pada 1941, Raskova menyarankan kepada Stalin untuk membentuk resimen penerbang yang seluruh anggotanya adalah perempuan. Saran tersebut dilaksanakan dan dibentuklah resimen pengebom malam 588.

Alasan pembentukan resimen 588 ini adalah kebutuhan Uni Soviet akan angkatan perang untuk menghadapi invasi Jerman Nazi. The Night Witches sukses melakukan 3.000 misi dengan menjatuhkan total 23.000 ton bom. Ditugaskan mulai dari 8 Oktober 1941 ketika awal konflik antara Jerman dan Uni Soviet hingga misi terbang terakhir mereka pada 4 Mei 1945.

The Night Witches justru sangat ditakuti hanya dengan menggunakan pesawat pengebom malam Polikarkov PO-2. Pesawat ini sebenarnya hanya pesawat latihan dan sebagai pesawat untuk pertanian. Namun dikembangkan untuk keperluan militer sehingga dapat membawa bom. 

The Night Witches dikenal dengan serangan yang tiba-tiba dan sulit dideteksi. Taktik yang digunakan adalah dengan terbang rendah, hampir setara tinggi pepohonan sehingga kedatangan The Night Witches tidak bisa terlihat oleh petugas senjata anti pesawat. Radar pun tidak dapat mendeteksi mereka karena pesawat yang terlalu kecil.

The Night Witches juga mematikan mesin mereka ketika sudah mendekati sasaran. Meluncur dari langit tanpa suara mesin yang mencolok, hanya terdengar suara seperti sapu penyihir di udara. Ketika pasukan Jerman menyadari suara tersebut, maka bom sudah berjatuhan dan meledak di markas mereka.

Pesawat PO-2 dikenal sulit untuk dikejar oleh pesawat Jerman. Bukan karena PO-2 terbang sangat cepat, justru karena lambatnya kecepatan maksimal PO-2. Jika pesawat Jerman menurunkan kecepatannya untuk menembak PO-2 maka pesawat Jerman sendiri akan kehilangan kecepatan dan jatuh.

Jika terlalu cepat maka PO-2 dapat menghindarinya. Bahkan karena sulitnya menangkis The Night Witches, ada ketentuan dalam pasukan Jerman bahwa siapapun yang dapat menembak jatuh The Night Witches akan langsung diberikan medal Iron Cross.

Dipilihnya malam hari sebagai waktu operasi resimen The Night Witches  berkaitan dengan kelemahan The Night Witches itu sendiri. Pesawat PO-2 yang sangat lambat akan sangat mudah ditembak jatuh jika terbang pada siang hari karena langsung terlihat oleh pasukan Jerman.

Selain itu, operasi malam hari dapat semakin menekan kondisi pasukan Jerman yang sudah kelelahan setelah seharian bertempur dengan pasukan Uni Soviet. Seakan Uni Soviet tidak memberikan kesempatan bagi pasukan Jerman untuk beristirahat di malam hari. Hal ini akan melemahkan pasukan Jerman dari segi fisik dan psikis.

Kru The Night Witches, terdiri dari dua orang yakni pilot dan navigator, dikenal akan keahliannya melakukan pengeboman tanpa menggunakan teknologi modern. Pada saat itu, mereka terbang tanpa dilengkapi radio dan radar. Mereka tidak ingin posisi mereka diketahui melalui komunikasi radio sedangkan radar akan menambah beban pesawat mereka.

Alhasil, navigasi mereka lakukan secara manual dengan menggunakan peta, senter, kompas dan pensil. Bahkan mereka tidak membawa parasut karena menambah beban pesawat dan dengan ketinggian yang rendah akan sia-sia jika menggunakan parasut. 

Taktiknya dalam satu kali misi biasanya membagi tugas kepada satu pesawat untuk mengalihkan perhatian sehingga lampu sorot dan senjata anti pesawat akan fokus pada pesawat tersebut. Setelah itu, pesawat lainnya akan melakukan serangan yang sesungguhnya.

Kehebatan taktik The Night Witches bahkan sampai muncul dugaan liar pasukan Jerman. Mereka menduga bahwa The Night Witches adalah hasil uji coba penelitian yang telah disuntikkan serum tertentu sehingga dapat melihat dalam gelapnya malam.

Itulah tujuh fakta The Night Witches yang telah sukses menghantui malam-malam pasukan Jerman. Bagaimana menurut kalian? Bisa dibayangkan betapa sulitnya menembus pertahanan Uni Soviet.