Kemiskinan, cuaca panas, kelaparan, dan wabah penyakit menjadi sesuatu yang sering kali kita lihat di media mengenai Afrika. Saking seringnya, orang-orang bahkan menganggap apa yang mereka lihat di media benar-benar terjadi.
Tidak dipungkiri, ada beberapa hal yang terjadi di Afrika. Tapi nyatanya, tidak semua yang kita dengar di media benar adanya. Dilansir dari africa.com, berikut ini 7 mitos tentang Benua Afrika yang masih dipercaya oleh banyak orang, apa kamu juga salah satunya?
Tidak sedikit orang yang berpikir Afrika adalah sebuah negara. Kenyataannya, Afrika adalah benua kedua terbesar di dunia dengan luas sekitar 30 juta km. Dengan luas sebesar itu, benua ini menjadi rumah bagi 1,2 miliar orang yang tinggal di 54 negara berbeda.
Dan sama seperti negara lain, setiap negara di Afrika memiliki bahasa, dan budaya yang berbeda satu sama lainnya. Menarik bukan?
Hanya karena Afrika memiliki gurun Sahara, bukan berarti benua satu ini selalu panas. Kamu harus mengerti bahwa Afrika sangatlah luas. Afrika bagian utara memiliki iklim tropis dengan suhu yang cukup terik. Tapi hal itu hanya berlaku di wilayah utara saja.
Negara-negara di wilayah selatan Afrika seperti Leshoto, Afrika Selatan, dan Aljazair, justru memiliki iklim sub tropis, lengkap dengan hutan hujan, tanah subur, pertanian, bahkan ada salju di puncak gunung.
Sama halnya dengan mitos tentang suhu Afrika yang selalu panas, orang juga seringkali mengidentikkan Afrika dengan kemiskinan. Benar bahwa beberapa negara di Afrika masih berjuang melawan kemiskinan, tapi toh tidak semua negara Afrika memiliki kondisi yang sama.
Nigeria misalnya, menempati posisi ke 23 dalam jajaran PBD dunia tahun 2017. Selain itu, Afrika sebenarnya kaya akan sumber daya. Bukan hanya sekedar gas atau minyak Bumi, bahkan 46 persen berlian dunia berasal dari negara-negara di tanah Afrika.
Afrika mungkin tidak semaju Amerika untuk urusan teknologi. Tapi bukan berarti mereka yang tinggal di Afrika tidak mengenal teknologi. Hari ini, sekitar 67% penduduk Afrika memiliki ponsel, dan 27% lainnya terhubung ke internet.
Di negara-negara maju seperti Afrika Selatan dan Nigeria, sembilan dari sepuluh orang penduduknya memiliki ponsel yang sama canggihnya dengan yang dimiliki oleh Amerika Serikat. Tidak hanya itu, di Kenya, mereka menciptakan sistem perbankan yang bisa diakses dengan ponsel agar warga desa bisa mendapatkan kredit.
Bahkan suku Maasai di Kenya dan Tanzania terbiasa mengirim SMS dalam transaksi jual beli ternak.
Setiap tahunnya, penyakit merenggut nyawa banyak orang Afrika. Hal ini diperparah dengan sedikitnya anak yang mendapatkan imunisasi, plus kurangnya perlengkapan di rumah sakit dan membuat orang-orang tidak mendapatkan perawatan dengan cepat.
Tapi yang perlu digarisbawahi adalah, tidak semua negara Afrika terjangkit wabah. Lagipula, kebanyakan penyakit di Afrika seperti Ebola tidak menular dengan mudah sehingga kemungkinan kamu terjangkit penyakit di sana sangatlah minim.
Tidak dipungkiri, salah satu alasan mengapa beberapa negara Afrika begitu kesulitan adalah karena pemerintahan yang korup. Tapi toh tidak semua pemimpin negara Afrika begitu! Beberapa pemimpin Afrika Selatan seperti mantan presiden Nelson Mandela buktinya, sanggup membawa negara tersebut bersatu.
Dan ini yang paling penting, akibat pemberitaan media yang hanya menyoroti hal-hal negatif tentang Afrika membuat banyak orang khawatir untuk berkunjung ke Benua Hitam. Padahal beberapa negara lain seperti Maroko, Afrika Selatan, Ghana hingga Tanzania kaya akan budaya, satwa-satwa eksotisnya, dan pemandangan alam yang mengesankan, wajib masuk dalam daftar destinasi liburanmu.
Memang benar bahwa tidak semua negara di Afrika bisa dikunjungi karena alasan keamanan. Tapi sekali lagi, Afrika sangat luas dan terdiri dari banyak negara. Jadi, tidak adil rasanya jika kita menyamaratakan semua negara hanya beberapa negara tertentu.