Alasan Kenapa Prakiraan Cuaca Sering Tidak Akurat, Ini Penjelasannya!

Akurasinya sering dipertanyakan

Salah satu hal penting yang perlu dipertimbangkan sebelum keluar rumah atau mengadakan acara di luar ruangan tentu adalah masalah cuaca. Oleh karenanya kita kerap menggunakan situs atau aplikasi prakiraan cuaca sebagai acuan.

Namun ternyata prakiraan cuaca tak bisa kita jadikan satu-satunya acuan. Hal tersebut lantaran situs atau aplikasi prakiraan cuaca sering tidak akurat. 

Tertulis "kemungkinan hujan", padahal "kering kerontang"

Alasan Kenapa Prakiraan Cuaca Sering Tidak Akurat, Ini Penjelasannya!unsplash.com/Rafli Raihan

Kamu pasti pernah mengalami hal tersebut saat mengecek situs atau aplikasi prakiraan cuaca. Di sana tertulis cuaca hari ini "kemungkinan turun hujan", lalu bersiap dengan payung dan jas hujan. Namun setelah menjalani keseharian, hujan tak kunjung datang justru cuacanya panas dan "kering kerontang".

Hal tersebut sejatinya tak masalah, yang jadi masalah adalah jika prediksi sebaliknya. Tertulis cuaca cerah, tapi jadi yang terjadi justru hujan terus hingga jalanan jadi basah.

Namun kita tetap harus ingat bahwa yang namanya "prakiraan" ya memang tak selalu jadi kenyataan. Prakiraan cuaca sama sekali bukanlah hal yang bisa diprediksi 100 persen. Para ahli ataupun alat canggih sekalipun tidak dapat memperhitungkan semua variabel yang menentukan keadaan cuaca secara akurat 100 persen.

Sebanyak apapun data yang dikumpulkan tentu tidak akan pernah bisa lengkap dan hasilnya pun tidak akurat. Meski begitu, dengan data yang lengkap, prakiraan cuaca bisa memiliki nilai akurasi yang lebih tinggi.

Hal ini akan sangat berguna, misalnya untuk memprediksi datangnya badai atau fenomena alam ekstrem lainnya. Jadi jangan berpikir bahwa prediksi cuaca bukan hal penting, ya!

Data jadi elemen penting

Alasan Kenapa Prakiraan Cuaca Sering Tidak Akurat, Ini Penjelasannya!ilustrasi pemrograman komputer (unsplash.com/Sigmund)

Seperti yang sudah disebutkan di atas, menentukan prakiraan cuaca bukan hal yang bisa diprediksi akurat 100 persen. Orang yang mencetuskan ide menggunakan analisis berbasis data untuk memprediksi cuaca adalah Lewis Fry Richardson pada tahun 1920-an. Setelah era komputer datang, analisis data dan angka untuk prakiraan cuaca jadi lebih mudah dan praktis.

Prosesnya juga rumit yang melibatkan banyak data, model matematika, dan komputasi. Ada banyak data yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Data tersebut kemudian dikumpulkan dan dianalisis. Selanjutnya ada komputer khusus yang kemudian menggunakan data ini untuk membuat prediksi cuaca.

Ada beberapa variabel berbeda yang harus diperhitungkan untuk menentukan keadaan atmosfer yang digunakan untuk prakiraan cuaca. Variabel tersebut meliputi angin, suhu, tekanan, dan lain sebagainya. Variabel digunakan sebagai kondisi awal yang dapat dimasukkan ke dalam model matematika. Model ini dirancang berdasarkan pola dalam data historis dan perilaku alami dari cuaca. Data inilah yang kemudian digunakan untuk menentukan prakiraan cuaca.

Baca Juga: 7 Alternatif Aplikasi Open-Source untuk Aplikasi Umum di Android

Tetap sulit diprediksi 100 persen

Alasan Kenapa Prakiraan Cuaca Sering Tidak Akurat, Ini Penjelasannya!unsplash.com/ Alexander Nrjwolf

Banyaknya variabel yang terlibat dalam proses ini menjadi alasan mengapa cuaca sangat sulit diprediksi dengan tingkat akurasi tinggi. 

Edward Lorenz pernah berusaha membuat model prakiraan cuaca yang akurat pada tahun 1961. Ia memasukkan nilai yang mewakili variabel atmosfer yang berbeda ke komputer untuk meramalkan cuaca.

Dalam percobaan tersebut, ia menemukan sesuatu yang unik. Data asli memiliki enam tempat desimal, namun saat Lorenz memotong nilainya menjadi tiga tempat desimal, hasilnya jadi sangat berbeda. Hal tersebut merujuk pada Chaos Theory atau Teori Chaos.

Teori Chaos menjelaskan sistem yang menunjukkan kepekaan ekstrem terhadap kondisi awal. Cuaca jadi sangat sulit diprediksi dengan sangat akurat lantaran memang sejak awal merupakan sistem yang kacau.

Ketika ada dua prakiraan yang berbeda namun variabelnya terlihat sangat mirip, maka dapat dengan cepat berubah menjadi kondisi cuaca yang berbeda. Inilah alasan mengapa prakiraan cuaca kerap dituding tidak akurat.

Bagaimana dengan kondisi prakiraan cuaca di Indonesia?

Alasan Kenapa Prakiraan Cuaca Sering Tidak Akurat, Ini Penjelasannya!unsplash.com/NOAA

Terkait aplikasi atau situs prakiraan cuaca di Indonesia, BMKG memberikan jawabannya. Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut saat ini banyak informasi cuaca berbasis aplikasi di smartphone yang kadang kurang akurat. Menurutnya, hal ini terjadi karena sumber data dan informasi tersebut bersifat global.

"Tidak sedikit masyarakat yang menganggap data dan informasi yang diberikan berasal dari BMKG karena menampilkan informasi seputar cuaca di Indonesia, padahal setelah ditelusuri data dan informasi tersebut bersumber dari institusi di luar Indonesia, bukan dari institusi resmi pemerintah", ungkap Dwikorita di Jakarta, Rabu (18/10/2023).

Selanjutnya Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, menjelaskan rendahnya tingkat akurasi prakiraan cuaca pada aplikasi yang non pemerintah tersebut dikarenakan prakiraan tersebut dibuat dengan data global yang diolah dengan pemodelan matematis dan kemudian di-downscale khusus untuk wilayah Indonesia. Data global tersebut merupakan data cuaca yang berasal dari negara-negara di seluruh dunia yang menjadi anggota Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organisasi - WMO).

Indonesia sendiri, melalui BMKG, juga turut memberikan data kepada WMO. Namun data tersebut hanya terbatas data dari 59 stasiun pengamatan di Indonesia yang mayoritas berasal dari Pulau Jawa dan Sumatra. 

Nah karena data yang sifatnya global dan diolah dengan di-downscale tersebut, akhirnya akurasi situs dan aplikasi prakiraan cuaca non pemerintah kerap tidak akurat. 

Baca Juga: 7 Fakta Unik Ulat Sagu, Kuliner Ekstrem nan Padat Nutrisi

Topik:

  • Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya