Mengenal Fenomena Solstis yang Disebut Tak Perlu Ditakuti oleh BRIN

BRIN sebut tak perlu cemas keluar rumah tanggal 21 Desember!

Beberapa hari terakhir, media sosial diributkan dengan sebuah video di TikTok yang melarang untuk beraktivitas pada tanggal 21 Desember 2022. Menurut keterangan dalam video, larangan tersebut diakibatkan oleh fenomena solstis yang akan terjadi di langit pada tanggal tersebut.

Lantas apa sih sebenarnya fenomena solstis itu? Apakah informasi yang viral di TikTok tersebut benar? Daripada makin bingung dan salah paham, yuk simak penjelasannya di bawah!

Fenomena alam yang tak perlu ditakuti

Mengenal Fenomena Solstis yang Disebut Tak Perlu Ditakuti oleh BRINUnsplash/ Marc Clinton Labiano

Pada 21 Desember mendatang, negara-negara bagian selatan Bumi akan mengalami titik balik matahari. Saat itu, matahari seakan-akan lebih lama di langit sehingga siang hari seakan-akan lebih lama untuk beralih ke malam. Fenomena gerak semu tahunan matahari tersebut yang disebut dengan fenomena solstis (solstice). Solstis sendiri sejatinya terjadi 2 kali dalam setahun, yaitu pada bulan Juni dan Desember.

Bukan fenomena luar biasa, solstice adalah fenomena astronomis yang lumrah sehingga tak perlu ditakuti. Berada di garis khatulistiwa, Indonesia sejatinya tidak terpengaruh dengan solstice sehingga waktu siang dan malam tak akan terpengaruh secara signifikan dibanding negara belahan selatan Bumi lainnya.

Baca Juga: 7 Fenomena Alam yang Paling Menakjubkan di Dunia, Bikin Kagum!

Kapan umumnya fenomena ini terjadi?

Mengenal Fenomena Solstis yang Disebut Tak Perlu Ditakuti oleh BRINUnsplash/Philip Mackie

Fenomena solstis terjadi 2 kali dalam setahun. Yang pertama ada pada bulan Juni dan yang kedua ada pada bulan Desember. 

Fenomena solstis Juni adalah fenomena ketika matahari terletak paling utara pada saat tengah hari. Pada saat solstis Juni terjadi berarti panjang siang hari lebih lama dibanding panjang malam hari di belahan bumi bagian utara, begitu pula sebaliknya.

Fenomena solstis Desember adalah fenomena ketika matahari terletak paling selatan pada saat tengah hari. Pada saat solstis Desember terjadi berarti panjang siang hari lebih lama dibanding panjang malam hari di belahan bumi bagian selatan, begitu pula sebaliknya.

Apakah berpengaruh di Indonesia?

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, fenomena solstis akan berpengaruh pada panjang siang dan malam pada suatu wilayah. Untuk Indonesia sendiri sejatinya tak akan banyak berpengaruh. Wilayah di Indonesia yang terpengaruh pada solstis Desember berada di bagian belahan utara seperti di Miangas dan Tarakan. Saat solstis terjadi nanti, pada wilayah tersebut panjang atau durasi siangnya hanya 11,5 jam.

Selain itu, BRIN menjelaskan bahwa narasi yang beredar di media sosial mengenai fenomena solstis berpengaruh terhadap gempa dan gunung meletus merupakan narasi yang menyesatkan. Melalui unggahan di media sosialnya, BRIN menjelaskan bahwa tak ada korelasi antara fenomena solstis dengan letusan gunung berapi hingga gempa bumi.

"Sekalipun di hari terjadi solstis ini terjadi letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami maupun banjir rob, fenomena-fenomena tersebut sama sekali tidak berkaitan dengan solstis dikarenakan solstis merupakan fenomena murni astronomis yang juga dapat memengaruhi iklim dan musim di Bumi, sedangkan fenomena-fenomena tersebut disebabkan oleh masing-masing dari aktivitas vulkanologis, seismik, oseanik dan hidrometeorologi."

Jadi, tak perlu takut terhadap fenomena solstis yang terjadi nanti ya. Solstise merupakan fenomena alam yang rutin terjadi. Jika kamu menemukan berita hoaks yang menarasikan solstis sebagai fenomena berbahaya, yuk berikan penjelasan yang benar.

Baca Juga: 12 Fenomena Langit Desember 2022, Ramai Hujan Meteor!

Topik:

  • Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya