5 Adaptasi Kucing untuk Hidup di Pephonan, Salah Satunya Ekor Panjang!
- Ekor panjang membantu menyeimbangkan tubuh saat memanjat pohon
- Tubuh berwarna cokelat memudahkan untuk berkamuflase di pepohonan
- Badan ramping membuat kucing bisa bergerak lincah di sela-sela pepohonan
Biasanya, kucing memang lebih sering terlihat di daratan. Secara umum, mamalia predator ini kerap terlihat berkeliaran di semak-semak, kebun, area berbatu, savana, dan area pemukiman. Uniknya, ternyata ada juga spesies kucing yang merupakan hewan arboreal. Artinya, mereka hidup di pepohonan dan melakukan semua hal di pepohonan, entah itu makan, beristirahat, kawin, hingga berlindung.
Nah, agar bisa hidup dengan tenang di pepohonan, maka kucing-kucing arboreal mengembangkan beberapa adaptasi. Ada yang memiliki ekor panjang, tulang fleksibel, gerakan yang lincah, tubuh ramping, bahkan ada yang lihai berkamuflase. Nah, agar kamu makin mengenal hewan ini, mari kita bahas beberapa adaptasi kucing untuk hidup di pepohonan!
1. Ekor panjang membantu menyeimbangkan tubuh
Seperti hewan arboreal lain, kucing yang hidup di pepohonan juga dilengkapi dengan ekor panjang. Dilansir San Diego Zoo Animals & Plants, ekor panjang membantu kucing untuk menyeimbangkan tubuh saat sedang memanjat pohon. Dalam hal ini, secara otomatis ekor akan berkerak ke kanan, kiri, atas, dan bawah agar kucing tidak jatuh atau tergelincir saat berada di atas pohon.
Oleh sebab itu, jika ekor mengalami kerusakan seperti terpotong, maka kucing akan kesulitan memanjat. Jadi, bisa dibilang kalau ekor merupakan alat bantu yang sangat krusial bagi kucing-kucing yang hidup di pepohonan dan jago memanjat. Lebih lanjut, beberapa spesies kucing dengan ekor panjang adalah macan tutul, macan tutul salju, dan macan dahan.
2. Tubuh berwarna cokelat memudahkan untuk berkamuflase
Salah satu ciri khas dan adaptasi unik yang dimiliki kucing adalah corak dan warna kulitnya. Dilansir Sacramento Zoo, kucing yang hidup di pohon seperti macan dahan biasanya memiliki tubuh berwarna cokelat dengan corak tutul atau garis berwarna hitam. Tubuh cokelat sangat mirip dengan ranting atau batang kayu. Sementara itu, corak tutul atau garis berwarna hitam serupa dengan dedaunan kering atau dahan. Nah, mengandalkan perpaduan warna dan corak tersebut, kucing bisa berkamuflase, bersembunyi, dan mengendap-endap dengan lebih efisien.
3. Badan ramping membuat kucing bisa bergerak lincah
Berbagai sumber menjelaskan kalau kucing-kucing arboreal yang hidup di pepohonan memiliki tubuh yang ramping, ringan, dan memanjang. Nah, adaptasi tersebut muncul untuk membantu mereka berlari, memanjat, dan menyelinap di sela-sela pepohonan yang sempit. Jika tubuh mereka terlalu berat dan besar, nantinya gerakan di pepohonan akan menjadi lambat. Nah, dengan gerakan yang lambat, kaku, dan tubuh yang berat kucing tak akan bisa kabur dari predator atau berburu dengan efisien.
4. Kaki kuat digunakan untuk mencengkeram kayu dan mangsa
Dikutip Felidae Conservation Fund, kucing yang hidup pepohonan umumnya memiliki kaki kuat, otot fleksibel, telapak kaki yang lebar, dan cakar yang kuat. Pertama, kaki kuat memudahkan mereka untuk menggenggam batang atau ranting pohon. Kemudian, otot kaki fleksibel memudahkan kucing untuk berputar, berbalik arah, atau turun dari pohon yang tinggi.
Telapak kaki lebar memudahkan kucing untuk memijak batang dan ranting. Terakhir, cakar kuat digunakan untuk mencengkeram batang pohon, kayu, dan mangsa yang gesit. Tentunya, adaptasi kaki tersebut sangat ideal untuk menyokong kehidupan di pepohonan. Sebaliknya, saat berada di daratan kucing yang hidup di pepohonan akan kehilangan beberapa kemampuannya.
5. Tubuh fleksibel membuat kucing bisa bergerak dengan bebas dan cepat
Fleksibilitas merupakan hal krusial yang wajib dimiliki oleh semua kucing yang hidup di pepohonan. Tak cuma berguna untuk memanjat pohon atau berburu, tubuh yang fleksibel juga berguna untuk hal lain. Dilansir PBS, macan tutul mampu melompat hingga 6 meter dengan tubuhnya yang fleksibel. Selain itu, tubuh fleksibel juga sangat ideal jika digunakan untuk mengejar mangsa berukuran kecil yang sering masuk ke tempat sempit. Jika tak fleksibel, maka kucing tak akan bisa hidup di pepohonan.
Berbeda dari kucing darat yang mengandalkan kekuatan, kucing yang hiduo di pepohonan justru mengandalkan kecepatan, kelincahan, dan fleksibilitas. Sangat wajar mengingat daratan dan pepohonan memberikan tantangan kehidupan yang berbeda. Nah, mengandalkan semua adaptasinya, kucing bisa dengan nyaman hidup di pepohonan yang tinggi, rimbun, dan sempit.
Referensi:
San Diego Zoo. (n.d.). Leopard. Diakses Juni 2025.
India’s Endangered. (n.d.). Why do snow leopards have such a long tail? Diakses Juni 2025.
San Diego Zoo. (n.d.). Clouded leopard. Diakses Juni 2025.
Imara Africa Safaris. (n.d.). How the leopard hides its spots on safari: Be more oriented to Kenya. Diakses Juni 2025.
Sacramento Zoo. (n.d.). Clouded leopard. Diakses Juni 2025.
Yayasan IAR Indonesia. (n.d.). Clouded leopard and its distribution in Indonesia: Features, characteristics and 9 interesting facts. Diakses Juni 2025.
Felidae Conservation Fund. (n.d.). Leopard. Diakses Juni 2025.
World Wildlife Fund. (n.d.). How fast are Amur leopards? And 9 other Amur leopard facts. Diakses Juni 2025.
World Wildlife Fund. (n.d.). Amur leopard. Diakses Juni 2025.
PBS Nature. (n.d.). Leopard fact sheet. Diakses Juni 2025.
A-Z Animals. (n.d.). Exploring the unique traits of the clouded leopard. Diakses Juni 2025.
Felidae Conservation Fund. (n.d.). Clouded leopard. Diakses Juni 2025.
PBS Nature. (n.d.). Leopard fact sheet. Diakses Juni 2025.
Snow Leopard Trust. (n.d.). Snow leopard facts: Physical features. Diakses Juni 2025.
Denver Zoo. (2018). Clouded leopard. Diakses Juni 2025.
