Mengenal Pembentukan Titan, Satelit Raksasa Milik Saturnus

Pembentukan bulan Saturnus, Titan

Sudah lama para astronom memikirkan bagaimana penciptaan bulan-bulan yang dimiliki oleh sebagian besar planet di Tata Surya terbentuk. Serangkaian simulasi mereka jalankan untuk memecahkan masalah ini. Hipotesis demi hipotesis mereka buat agar rasa penasaran ini sirna.

Ada satu topik yang masih diperdebatkan hingga kini di kalangan ilmuwan astronomi, yaitu adalah persoalan pembentukan bulan-bulan besar seperti Titan, bulan Saturnus. Jika kalian mengetahui sistem bulan pada planet Saturnus, tentu kalian menyadari kalau Titan adalah satu-satunya bulan terbesar milik Saturnus.

Mengapa hanya Titan yang berukuran besar di sistem bulan Saturnus? Sedangkan, jika kita menilik sistem bulan pada planet Jupiter dan Uranus pasti kita akan menemukan bahwa di sana ada banyak bulan-bulan besar. Itulah alasannya mengapa dua orang ilmuwan yang akan kita bahas kali ini membuat model baru.

Melansir dari berbagai sumber, berikut penjelasan mengenai pembentukan Titan 4 miliar tahun silam. Baca dengan saksama, yah!

1. Mari cari tahu terlebih dahulu bagaimana Bulan terbentuk 4.5 miliar tahun yang lalu

Mengenal Pembentukan Titan, Satelit Raksasa Milik Saturnuspixabay/Robert Karkowski

Mengutip dari space.com, kalau ada beberapa teori yang menjelaskan proses pembentukan bulan. Salah satu teori terkenal di kalangan para saintis adalah the giant impact theory. Di sini kita akan membahas teori yang satu ini karena mudah dimengerti.

Teori ini menjelaskan kalau Bulan sudah terbentuk sekitar 4.5 miliar tahun yang lalu (setelah Bumi terbentuk) akibat hantaman dahsyat antara Bumi dengan planet hipotesis, Theia. Planet Theia memiliki ukuran sebesar Mars dan menghantam Bumi yang baru saja terbentuk.

Tabrakan luar biasa antara Bumi dengan Theia membuat sebagian besar massa Bumi terlempar ke luar. Namun, akibat gravitasi Bumi, membuat sebagian besar material yang terlempar ke luar tersebut mengorbit Bumi dan membentuk cakram planet/circumplanetary

Pecahan-pecahan tersebut akhirnya saling berinteraksi akibat gravitasi mereka dan membuatnya menyatu menjadi satu, hingga membentuk Bulan. Setelah Bulan terbentuk dan mendingin, topografi Bulan yang pada saat itu bisa dikatakan "rata" dibombardir ribuan asteroid.

Asteroid ini diduga merupakan sisa-sisa pembentukan Tata Surya. Ukuran asteroidnya bervariasi, itulah sebabnya mengapa kita bisa melihat ukuran kawah yang bervariasi pula. Oke, segitu saja sedikit penjelasan pembentukan Bulan. Ayo kita bahas masalah Titan, bulannya Saturnus!

2. Percaya gak, Titan lebih besar daripada Merkurius?

Mengenal Pembentukan Titan, Satelit Raksasa Milik Saturnusjpl.nasa.gov

Titan merupakan satu-satunya bulan di Tata Surya yang diketahui memiliki lapisan atmosfer. Komposisi yang paling dominan pada atmosfernya adalah nitrogen. Nitrogen merupakan gas yang paling banyak pada atmosfer Bumi, loh! Bahkan, Titan memiliki cuaca dan iklim yang mirip sekali dengan keadaan di Bumi.

Tidak sampai di situ, diketahui kalau Titan merupakan satu-satunya bulan di Tata Surya yang memiliki danau, lautan dan samudera. Walaupun, itu semua mengandung metana bukanlah air. Oke, sebesar apakah bulan yang satu ini? Titan memiliki massa 80 persen lebih besar daripada Bulan dan diameter sebesar 5.150 kilometer.

Besar banget, kah? Ukurannya terbilang lumayan untuk sebuah bulan. Faktanya, Titan berukuran sedikit lebih besar dari Merkurius, loh. Ya, karena Merkurius hanya berdiameter sekitar 4.879 kilometer. Semisalnya, Titan tidak terikat gravitasi oleh Saturnus dan hanya mengitari Matahari, maka Titan bisa dikategorikan sebagai planet.

3. Titan mungkin satu-satunya bulan yang selamat saat proses pembentukan

Mengenal Pembentukan Titan, Satelit Raksasa Milik Saturnusscitechdaily.com

Melansir dari Universe Today dan laman resmi Center for Computational Astrophysics, NAOJ. Seorang asisten profesor, Yuri Fuji dari Universitas Nagoya dan Masahiro Ogihara dari National Astronomy Observatory of Japan (NAOJ), berhasil membuat model baru cakram planet. Ini dapat membantu kita dalam memahami pembentukan bulan-bulan di Tata Surya. 

Mereka membuat ini karena pada model sebelumnya ditemukan banyak sekali kekeliruan saat dilakukan pengujian melalui pengamatan pada bulan-bulan di Tata Surya. Mereka sebelumnya telah mengamati bulan-bulan pada planet gas seperti Saturnus, Jupiter, Uranus dan Neptunus.

Apa yang salah dari model sebelumnya? Saturnus memiliki 82 bulan yang sebagian besarnya merupakan bulan-bulan berukuran kecil. Mereka mempersoalkan keberadaan Titan sebagai satu-satunya bulan Saturnus berukuran besar.

Model baru yang mereka buat akhirnya dapat dijelaskan melalui serangkaian simulasi komputer. Dengan mempertimbangkan distribusi suhu dan tekanan pada gas dan es di dalam cakram planet serta interaksi gravitasi bulan, mereka berpendapat kalau mungkin ada suatu zona aman yang dapat menahan bulan-bulan dari kehancuran.

Zona aman atau safety zone merupakan wilayah pada cakram planet yang memiliki suhu yang hangat dan tekanan yang rendah. Zona ini akan mencegah bulan-bulan jatuh ke planet induknya karena tingginya suhu dan tekanan pada gas di sekitarnya. Suhu dan tekanan yang tinggi pada cakram planet membuat bulan-bulan tersebut terdorong jatuh ke planet induknya.

Untuk mempermudah pemahaman, Fuji membagi proses pembentukan bulan menjadi 4 tahap. Pertama, sekumpulan debu dan gas mengitari planet muda saat awal-awal pembentukan planet. Sekumpulan debu dan gas itu disebut cakram protoplanet / protoplanetary disk. Karena gravitasi dan tekanan yang tinggi, akhirnya banyak bulan baru yang terbentuk.

Kedua, Gas dan debu tersebut saling berinteraksi dan akhirnya membentuk bulan. Pada akhirnya, bulan-bulan tersebut membesar karena "memakan" material di sekitarnya. Tidak hanya membesar, massanya pun juga ikut bertambah dan secara otomatis akan memiliki gravitasi yang besar.

Ketiga, Sisa-sisa gas dan debu setelah pembentukan bulan memiliki tekanan dan suhu yang bervariasi. Perbedaan antara tekanan dan suhu serta interaksi gravitasi mereka membuat orbit bulan-bulan baru tersebut tidak stabil. Tetapi, jika ada bulan yang berada di dalam safety zone maka ia dapat mempertahankan posisi orbitnya.

Keempat, bulan yang tetap stay di dalam zona aman akan dapat mempertahankan posisinya, sehingga bisa bertahan dan selamat dari kehancuran karena jatuh ke planet induknya. SepertiTitan yang tidak jatuh ke dalam Saturnus pada 4 miliar tahun lalu.

Dengan begitu, pemaparan ini dapat menjelaskan alasan mengapa hanya Titan sebagai satu-satunya bulan besar di sistem bulan Saturnus. Mungkin saja, dahulu Titan memiliki teman bulan lainnya yang berukuran besar. Hanya saja, mereka semua hancur karena bertabrakan dengan Saturnus.

Baca Juga: 5 Fakta Unik Cincin Saturnus yang Menawan

4. Ilmuwan harus menemukan eksobulan untuk memvalidasi model baru ini

Mengenal Pembentukan Titan, Satelit Raksasa Milik Saturnussciencenews.org

Meskipun sudah terdengar dapat menjelaskan secara detail terkait pembentukan bulan-bulan besar seperti Titan, sepertinya model yang satu ini mesti diuji ulang kembali, seperti yang dikatakan Ogihara saat konferensi CFCA awal bulan ini.

Mereka perlu menguji kembali kepastian terhadap model yang satu ini dengan mengamati eksoplanet di luar sana. Bahkan, mereka juga harus mengamati proses pembentukan bulan yang ada pada eksoplanet yang sedang terbentuk.

5. Penelitian ini membantu mereka memahami sejarah evolusi tata surya

Mengenal Pembentukan Titan, Satelit Raksasa Milik Saturnusastronomynow.com

Setiap penelitian atau pengujian pasti memiliki maksud tertentu, seperti penelitian yang satu ini yang dilakukan oleh para astronomer. Pengujian model yang dikembangkan oleh Yuri Fuji dan Masahiro Ogihara tersebut dapat membantu mereka mempelajari lebih dalam bagaimana Tata Surya terbentuk dan berevolusi hingga saat ini.

Tidak hanya itu saja, mereka juga harus melakukan pengamatan yang lebih dalam dengan mengamati beberapa eksoplanet. Jika ada satu eksobulan yang ditemukan pada sistem eksoplanet yang masih dalam tahap pembentukan, mungkin penemuan ini dapat digunakan untuk membuktikan model baru tersebut.

Masih banyak misteri Tata Surya yang belum terpecahkan oleh para ilmuwan, manfaat mereka dalam mencari tahu lebih dalam mengenai sistem Tata Surya ini juga sangat berdampak pada kehidupan kita nanti. Melakukan serangkaian penelitian seperti ini juga dapat membantu kita lebih tahu tentang Titan.

Karena faktanya, Titan adalah satu-satunya bulan yang memiliki atmosfer dan lautan (meskipun itu metana), cuaca dan iklim seperti di Bumi. Jika kita tahu sejarahnya, bisa jadi suatu saat nanti kita bisa menemukan kehidupan di sana. Setujukah kalian jika kita nanti bermigrasi ke sana?

Baca Juga: Cari Kehidupan Lain, NASA akan Kirim Kapal Selam ke Bulan Saturnus

Ahmad Baihaqi Photo Writer Ahmad Baihaqi

Oe oe

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya