Air Hujan: Antara Sumber Air Minum atau Malah Bikin Sakit?

Intinya sih...
- Air hujan mengandung H2O, asam nitrat, karbon, asam sulfat, dan garam.
- Cara pengolahan air hujan meliputi filtrasi, penyaringan dengan karbon aktif, pemurnian ultraviolet, pemanasan/rebusan, dan penampungan air bersih.
- Risiko minum air hujan termasuk diare, muntah, mual, sakit kepala, dan demam.
Hujan bukan hanya sekadar fenomena alam biasa, air hujan yang melimpah tentu menjadi sumber kehidupan bagi manusia, hewan, tumbuhan, dan lainnya. Tapi pernahkah kamu berpikir apakah air hujan bisa diminum atau dikonsumsi mentah-mentah? Perlu diketahui bahwa kualitas air hujan sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat air itu turun. Terlebih jika air hujan tersebut jatuh di kawasan industri, meskipun sebagai sumber kehidupan manusia namun bukan berarti air hujan bisa diminum tanpa lihat situasi di sekitar air itu turun.
Pada artikel kali ini akan mengulas informasi seputar apakah air hujan bisa diminum atau tidak, mulai dari memahami kandungan air hujan, cara mengolah air hujan agar aman diminum, serta manfaat dan risiko minum air hujan. Berikut penjelasannya!
1. Kandungan air hujan
Apakah air hujan bisa diminum? Sebelum memulai menjawab pertanyaan tersebut, alangkah baiknya agar bisa memahami lebih dalam mengenai air hujan dan kandungannya. Air hujan seringkali disebut sebagai air angkasa, air atmosfer, dan air meteriologik.
Sejatinya sifat air hujan adalah bersih dan murni, sayangnya kedua sifat tersebut tidak berlaku di masa sekarang karena perkembangan teknologi dan kebutuhan manusia yang menyebabkan air terkontaminasi dengan udara dari industri, asap kendaraan, dan debu.
Beberapa kandungan air hujan antara lain:
- H2O, uap atau H20 menjadi komponen utama air hujan dengan presentase 99,9% dan selebihnya tergantung pada lapisan atmosfer yang dilalui. Asal uap ini adalah dari proses penguapan permukaan air di permukaan bumi yang selanjutnya berkondensasi membentuk awan dan turun sebagai hujan.
- Asam nitrat, hujan yang kelebihan asam nitrat tentu berbahaya yang mana bahan kimia tersebut diakibatkan polusi udara, letusan gunung berapi, dan pencermaran dari limbah pabrik. Keasaman air hujan ini juga bisa dikatakan sebagai pH. Air hujan yang normal memiliki pH 6 dan hujan asam pHnya lebih rendah yaitu 5,7 atau kurang.
- Karbon juga menjadi bagian dari air hujan dengan kandungan berupa silika dan fly ash, keduanya merupakan zat debu yang mengikat molekul air dan membentuk air hujan.
- Asam sulfat juga ditemukan dalam air hujan. Asam sulfat terbenyuk dari belerang dioksida dan belerang trioksida, asam ini dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan berisiko terhadap kesehatan manusia.
- Air hujan juga mengandung garam. Tentu garam tersebut diperoleh dari penguapan air laut oleh sinar matahari. Jika dibandingkan kandungan garam dalam air hujan di wilayah pantai cenderung lebih tinggi daripada di wilayah pegunungan.
2. Mengolah air hujan agar aman diminum
Berikut adalah cara pengolahan air hujan agar bisa diminum:
- Filtrasi dan penyaringan, proses ini dilakukan dengan cara memisahkan padatan koloid dan air dengan alat penyaring atau saringan. Semakin halus butiran yang digunakan untuk menyaring, maka air yang dihasilkan akan lebih baik.
- Penyaringan dengan karbon aktif, yang mana karbon aktif ini memiliki pori-pori kecil dan teksturnya besar. Dalam hal penyaringan dan penjernihan air, karbon aktif mampu mengikat dan menyerap zat-zat pencemar, menghilangkan zat kimia, dan meningkatkan kualitas air.
- Pemurnian dengan ultraviolet, sinar ultraviolet berperan untuk menghilangkan mikroorganisme dalam kandungan air. Untuk menggunakan sinar ultraviolet dengan tujuan sterilisasi air, maka diperlukan lampu UV yang mana lampu tersebut memancarkan radiasi yang mematikan untuk mikroorganisme.
- Pemanasan atau rebusan, metode ini dilakukan dengan merebus atau memanaskan air hujan selama beberapa menit. Tujuannya untuk membunuh mikroorganisme dalam air.
- Menggunakan sistem penampungan air bersih, langkah ini tidak kalah pentingnya karena memastikan air yang tertampung kualitasnya bersih atau tidak. Saat menampung air hujan pastikan wadah atau tempatnya benar-benar bersih dan diberi penutup agar terhindar dari debu dan binatang.
3. Manfaat dan risiko mengonsumsi air hujan
Sejatinya air hujan memang layak disebut sebagai berkah. Air hujan bermanfaat sebagai allternatif sumber air bersih jika diolah dengan tepat. Akan sangat menjadi berkah bagi daerah yang kesulitan air.
Meskipun sudah dilakukan penyaringan dengan beberapa tahap, kamu juga perlu memikirkan risiko jika mengonsumsi air hujan karena tidak semua kondisi tubuh mampu merespons baik kandungan dalam air hujan. Berikut risiko yang bisa saja terjadi jika minum air hujan:
- Diare
- Muntah
- Mual
- Sakit kepala
- Demam
Sebagai penutup, apakah air hujan bisa diminum? Jawabannya adalah bisa dengan syarat air tersebut telah melalui tahapan pengolahan mulai dari penyaringan, penyaringan dengan karbon aktif, pemurnian, pemanasan, dan ditampung menggunakan wadah yang bersih serta tertutup.