Bila dilihat dari satu kacamata, usia 20-an memang seperti puncak euforia seseorang. Setelah lulus kuliah dan memasuki fase kehidupan selanjutnya, koneksi pun menjadi lebih luas. Kehidupan sosial jadi bagian mutlak: pesta, berkumpul dengan teman-teman, dan sederet aktivitas yang 'hidup' lainnya. Tidak perlu dimungkiri lagi, imajinasi soal kehidupan usia 20-an sebagai puncak kesenangan tidak lepas dari stigma yang dimunculkan di media.
Sebut saja foto dan video yang ditampilkan di Instagram dan sederet serial tivi dan film. Mereka memang menunjukkan hal-hal yang mungkin dilalui pada usia 20-an seperti mengejar karir, putus cinta, bertunangan, dan sebagainya, tetapi tidak menunjukkan sisi lain tentang bagaimana justru di saat-saat ini pula titik krusial individu terjadi: merasa sepi dan sendiri. Berikut ini penjelasan selengkapnya!