ilustrasi dampak akibat fenomena angin tornado (bukan di Indonesia) (unsplash.com/Chandler Cruttenden)
Di Indonesia sendiri nyatanya pernah terjadi fenomena angin tornado. Saat itu, untuk pertama kalinya angin tornado melanda wilayah Indonesia. Tepatnya di Kota Rancaekek, Kabupaten Bandung, dan sebagian Kabupaten Sumedang, Jawa Barat pada 21 Februari 2024. Tornado ini terjadi akibat wind shear dan angin muson, yaitu angin yang berhembus secara periodik, khususnya di Samudra Hindia dan sebelah selatan Asia. Saking kuatnya, putaran angin tornado mampu membuat sejumlah bangunan porak-poranda, serta warga luka-luka.
Fenomena ini pun langsung menarik perhatian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) untuk melakukan investigasi. Hasil penelitian BRIN mengungkap, bahwa bencana angin kencang yang terjadi di Rancaekek merupakan bencana alam tornado. Hal ini berdasarkan mesoskala, yaitu skala untuk mempelajari sistem dan proses cuaca skala horizontal sekitar 5 kilometer hingga beberapa ratus kilometer. BRIN juga mengatakan wilayah Indonesia bisa saja berpotensi terjadi angin tornado genesis, namun tingkat kemungkinannya lebih kecil dibandingkan di wilayah Amerika Serikat. Tornado genesis terbentuk dari badai supercell atau jenis badai yang paling mungkin menghasilkan tornado.
Fenomena angin puting beliung di Indonesia sering disalahartikan sebagai tornado. Meskipun keduanya sangat mirip secara visual, namun tornado memiliki karakteristik dan struktur yang lebih kuat. Di Indonesia, puting beliung merupakan sebutan lokal untuk tornado skala kecil. Sejauh ini, keduanya sama-sama berbahaya dan dapat menyebabkan kerusakan infrastruktur, pohon tumbang, banjir, bahkan korban jiwa, serta kerugian ekonomi. Kondisi geografis dan iklim di Indonesia secara umum memang tidak mendukung terbentuknya tornado, namun masih ada kemungkinan terkena tornado genesis. Selalu memantau informasi cuaca dan peringatan bencana, serta membangun infrastruktur yang kuat merupakan sebagian dari cara untuk meminimalisir risiko kerugian akibat bencana tornado maupun puting beliung.