7 Perempuan Paling Dominan di Romawi Kuno, Girl's Power!

Bukti kuasa perempuan di antara dominasi laki-laki

Saat memikirkan "Romawi Kuno", kita berpikir akan ksatria dan penguasanya yang agung. Akan tetapi, tak terbesit figur perempuan dari masa tersebut. Selain tidak begitu dianggap, budaya Romawi Kuno lebih menjunjung tinggi nilai patriarki.

Meski begitu, bukan berarti perempuan tidak berdaya di kebudayaan Romawi Kuno. Faktanya, beberapa perempuan berhasil mengumpulkan pengaruh dan kekuasaan mereka sendiri di masa tersebut. Siapa saja? Inilah figur-figur perempuan paling dominan di era Romawi Kuno.

1. Fulvia

7 Perempuan Paling Dominan di Romawi Kuno, Girl's Power!lukisan Fulvia dan kepala Cicero, Pavel Svedomsky (wikimedia.org)

Lahir di keluarga bangsawan, Fulvia (83SM–40SM) menonjol di masyarakat di masa pembunuhan Julius Caesar (44SM). Ia terkenal pertama kali saat bersumpah untuk membalaskan kematian suaminya, Publius Clodius Pulcher, yang wafat dibunuh pada 52SM oleh saingannya, Titus Annius Milo.

Pada 50SM, suami kedua Fulvia, Gaius Scribonius Curio, terpilih sebagai anggota tribun. Hal ini dikarenakan Fulvia membujuk para pengikut Publius untuk mendukung Curio. Dapat membaca situasi politik, Fulvia terus menyuruh suaminya agar menjalin hubungan dekat dengan Julius Caesar. Naasnya, Curio wafat pada 49SM.

Dua tahun kemudian, Fulvia menikah dengan Markus Antonius. Setelah kematian Julius Caesar, maka Markus menjadi salah satu dari tiga penguasa Roma. Saat Markus memburu pembunuh Caesar, maka Fulvia menjadi penguasa de facto Roma.

Fulvia pun memusuhi anak angkat sekaligus saingan Markus, Oktavianus, dan bahkan siap berperang bersama adik Markus, Lucius Antonius. Fulvia dan Lucius berperang melawan Oktavianus di Perang Perusia (41–40SM) Fulvia berhasil dikalahkan dan diasingkan ke Yunani hingga wafatnya pada 40SM.

2. Livia Drusilla

7 Perempuan Paling Dominan di Romawi Kuno, Girl's Power!patung kepala Livia Drusilla (wikimedia.org)

Sebagai istri Oktavianus atau Kaisar Augustus (63SM–14M), Livia Drusilla (59SM–29M) menjadi salah satu figur perempuan yang menonjol. Meski tak memiliki keturunan, Livia memiliki pengaruh yang besar sehingga menjadi salah satu perempuan paling berpengaruh di sejarah Roma.

Pada 4M, Augustus mengadopsi Tiberius, putra Livia dari pernikahannya dengan Tiberius Claudius Nero, dan mengangkatnya sebagai penerusnya. Setelah kematian Augustus, muncul desas-desus bahwa Livia membunuh sang kaisar agar anaknya bisa cepat naik ke tampuk kekuasaan.

Dalam surat wasiat Augustus, Livia diangkat ke dalam keluarga Julius dan diberikan nama sekaligus gelar baru, Julia Augusta. Selama pemerintahan putranya, Livia tetap memiliki pengaruh yang besar hingga akhir hayatnya.

3. Valeria Messalina

7 Perempuan Paling Dominan di Romawi Kuno, Girl's Power!lukisan Valeria Messalina, Peder Severin Krøyer (wikimedia.org)

Valeria Messalina (17/20M–48M) adalah istri ketiga Kaisar Claudius (10SM–54M). Valeria diketahui memiliki hubungan gelap dengan beberapa anggota istana kekaisaran dan bersekutu dengan koneksi lainnya demi mengamankan posisinya. Dengan begitu, Valeria menyingkirkan saingan dan menancapkan pengaruhnya di Roma.

Setelah kelahiran putranya, Brittanicus, Valeria semakin menggunakan pengaruhnya untuk menyingkirkan saingan ke takhta kekaisaran. Pertama, Valeria menyuruh membunuh Gnaeaus Pompeius Magnus - suami suami putri Kaisar Claudius, Antonia - pada 47M.

Pada 48M, Valeria menikah dengan kekasih gelapnya, Gaius Silous, saat Kaisar Claudius di luar Roma. Berencana untuk menggulingkan sang kaisar, Valeria dieksekusi. Setelahnya, nama dan peringatan akan Valeria dihapuskan dari sejarah.

Baca Juga: 10 Kaisar Romawi yang Mengakhiri Hidupnya dengan Tragis

4. Agrippina "Minor"

7 Perempuan Paling Dominan di Romawi Kuno, Girl's Power!patung kepala Julia Agrippina "Minor" (wikimedia.org)

Julia Agrippina "Minor" (15M–59M) adalah istri, keponakan, ibu, dan saudari dari beberapa kaisar Romawi Kuno yang dominan. Awalnya, pada 39M, saudaranya, Kaisar Caligula (12M–41M), memerintahkan pengasingan Agrippina "Minor" karena berkonspirasi melawannya. Namun, setelah kematian Caligula, Agrippina "Minor" kembali lagi.

Delapan tahun kemudian, Agrippina "Minor" menikah dengan pamannya, Kaisar Claudius. Untuk melancarkan hal ini, Claudius bahkan mengubah undang-undang seputar perkawinan sedarah untuk menikahi sang keponakan. Hal ini menandakan pengaruh kuat Agrippina "Minor" atas Claudius.

Dengan titel Augusta, Agrippina terlibat dalam menjalankan dan mengelola kekaisaran bersama Claudius. Setelah kematian Claudius, maka putranya, Nero (37–68 AD), naik takhta. Namun, Nero berusaha untuk membunuh ibunya sendiri karena menganggap dirinya terlalu dikontrol. Pada 59M, akhirnya Agrippina "Minor" terbunuh.

5. Helena

7 Perempuan Paling Dominan di Romawi Kuno, Girl's Power!lukisan Santa Helena, Giovanni Battista Cima da Conegliano (wikimedia.org)

Helena (246/248M–330M) adalah salah satu faktor penggerak mengapa Romawi memeluk Kekristenan. Pada 293M, Helena dan suaminya, Kaisar Konstantius (250–306), bercerai. Setelah putranya, Konstantinus Agung (272–337), menjadi kaisar pada 306M, pengaruh Helena mulai terlihat.

Di bawah pemerintahan Konstantinus, Helena diberi gelar Augusta Imperatrix dan diberikan akses tak terbatas ke perbendaharaan kekaisaran. Dengan begitu, Helena pergi membangun gereja di Betlehem (tempat kelahiran Yesus Kristus) dan di lokasi kenaikannya di Yerusalem.

Selain itu, Helena juga menemukan sejumlah artefak suci seperti potongan kayu salib dari Salib Kristus yang asli. Oleh karena kontribusinya pada Kekristenan, Helena dianggap orang suci oleh kepercayaan Katolik sebagai "Santa Helena".

6. Agrippina "Maior"

7 Perempuan Paling Dominan di Romawi Kuno, Girl's Power!patung kepala Vipsania Agrippina "Maior" (wikimedia.org)

Cucu Kaisar Augustus, Vipsania Agrippina "Maior" (14SM–33M) tahu betul bahwa sebagai perempuan, ia butuh koneksi laki-laki Romawi untuk bisa berkuasa. Jadi, pada 5M, ia menikahi seorang jenderal angkatan darat, Germanicus Caesar. Agrippina "Maior" juga ikut serta dengan Germanicus di berbagai kampanye militernya.

Setelah Germanicus wafat pada 19M secara misterius, Agrippina "Maior" kembali ke Roma bersama tiga putranya. Dalam berbagai karya seni, Agrippina "Maior" digambarkan sebagai istri yang setia dan berbakti.

Dengan dukungan-dukungan tersebut, Agrippina "Maior" mulai mempromosikan putra-putranya dan menentang Tiberius. Akhirnya, Tiberius memerintahkan penangkapan Agrippina "Maior" dan menjadikannya musuh negara. Agrippina "Maior" diasingkan ke Pandateria hingga meninggal pada 33M, tiga tahun sebelum Caligula naik takhta.

7. Julia Avita Mamaea

7 Perempuan Paling Dominan di Romawi Kuno, Girl's Power!patung kepala Julia Avita Mamaea (wikimedia.org)

Lahir di Suriah saat masih dicaplok Romawi, Julia Avita Mamaea (180M–235M) bersepupu dengan Kaisar Caracalla (188–217). Setelah kematian Caracalla, keponakan Julia, Elagabalus (204–222), menjadi kaisar. Dengan begitu, Julia dan putranya, Aleksander Severus, bisa masuk ke politik kekaisaran Romawi Kuno.

Dikarenakan mustahil bagi perempuan untuk menjadi kaisar, maka Julia melancarkan ambisinya melalui Severus dan mengumpulkan berbagai dukungan. Hasilnya, saat Elagabalus dibunuh, Severus pun didukung sebagai kaisar dan Julia mengambil titel Augusta.

Akan tetapi, Julia terlalu ikut campur dengan pemerintahan Severus, sehingga citra sang kaisar dianggap lemah dan tidak bisa memimpin perang. Saking frustrasinya, pada 235M, para tentara Romawi membunuh sang kaisar dan ibunya saat bertempur dengan suku Jermanik, dan mengangkat Maximinus Thrax (173M–238M) sebagai kaisar baru.

Itulah beberapa tokoh perempuan Romawi Kuno yang paling dominan di masanya. Tidak mau tinggal diam, perempuan-perempuan ini unjuk gigi untuk membuktikan kalau mereka pun bisa berkuasa. Dari tokoh-tokoh feminin ini, siapa yang menurutmu paling hebat?

Baca Juga: 20 Inovasi Paling Populer yang Ditemukan oleh Perempuan

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya