Mengingat 12 Virus Paling Mematikan dalam Sejarah Dunia

Masih diperangi hingga saat ini!

Sejak zaman dahulu, manusia terus terlibat dengan perang yang tak kunjung usai dengan virus. Meski begitu, seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi manusia, maka semakin banyak virus yang bisa kita taklukkan baik dengan obat atau vaksin.

Akan tetapi, virus-virus tetap berdatangan entah dari mana asalnya. Bahkan, beberapa sempat menjadi membuat dunia kewalahan. Mari kita heningkan cipta dan camkan baik-baik bahwa 12 virus ini menjadi peringatan bahwa perjuangan kita melawan penyakit masih jauh dari kata "Tamat".

1. Marburg

Mengingat 12 Virus Paling Mematikan dalam Sejarah Duniaillustrasi virus Marburg (verywellhealth.com)

Pertama kali ditemukan pada 1967, virus Marburg pertama kali menjangkit pekerja laboratorium di Jerman yang terpapar oleh monyet terinfeksi dari Uganda. Virus ini dapat ditularkan lewat cairan tubuh, terutama lewat seks atau luka. Menurut Mayo Clinic, gejala-gejala infeksi Marburg adalah:

  • Demam
  • Sakit kepala dahsyat
  • Nyeri sendi dan otot
  • Panas dingin
  • Kelemahan

Seiring waktu, gejala Marburg dapat menjadi semakin parah dan mungkin termasuk:

  • Mual dan muntah
  • Diare (disertai darah)
  • Mata merah
  • Ruam yang menonjol di kulit
  • Sakit dada dan batuk
  • Sakit tenggorokan
  • Sakit perut
  • Berat badan terus menurun
  • Memar
  • Pendarahan, biasanya dari mata, dan jika sudah fatal, kemungkinan pendarahan dari telinga, hidung dan dubur
  • Pendarahan dalam
Mengingat 12 Virus Paling Mematikan dalam Sejarah Duniailustrasi penanganan virus Marburg (fuzzyskunk.com)

Saat pertama kali ditemukan, tingkat mortalitas Marburg adalah 24 persen. Namun, saat wabah Marburg terjadi di Kongo pada 1998-2000, angka tersebut naik pesat jadi 83 persen, dan saat terjadi lagi wabah Marburg pada 2017 silam, angka tersebut jadi 100 persen.

Pada Agustus 2021, wabah virus Marburg pertama kali ditemukan lagi di Guinea, Afrika Barat. Dilansir Reuters, wabah ini terjadi selama 6 minggu. Selama waktu tersebut ada 170 kontak berisiko tinggi terhadap virus Marburg. Namun, dari angka tersebut, hanya 1 yang dikonfirmasi positif Marburg dan wafat karenanya.

2. Ebola

Mengingat 12 Virus Paling Mematikan dalam Sejarah Duniailustrasi virus Ebola (abcnews.go.com)

Muncul secara perdana pada 1976, Ebola langsung muncul di dua daerah Afrika sekaligus, yaitu Nzara, Sudan dan Yambuku, Kongo. Desa Yambuku di Kongo berada dekat dengan Sungai Ebola sehingga namanya dipakai untuk penamaan penyakit tersebut. 

Virus ini menyebar lewat kontak dengan darah dan cairan tubuh lain, serta jaringan dari orang atau hewan yang terinfeksi. Seperti Marburg, Ebola menyebabkan demam hemoragik yang ditandai oleh demam dan pendarahan hingga dapat berakibat fatal jika sampai mengarah ke gagal organ.

Anehnya, strain virus Ebola amat bervariasi dalam hal keganasan. Sebagai contoh, strain Reston tidak membuat sakit. Akan tetapi, dua strain utama pada Ebola, strain Bundibugyo (BDBV) dan Sudan (SUDV) memiliki keganasan hingga 50 persen dan 71 persen masing-masing.

Mengingat 12 Virus Paling Mematikan dalam Sejarah Duniailustrasi vaksin Ebola (biopharma-reporter.com)

Masih mewabah Afrika Barat, wabah Ebola skala besar dimulai pada awal 2014. Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), wabah Ebola di Afrika masih menjadi wabah terbesar dan paling rumit hingga saat ini.

Kabar baiknya, pada 2019 lalu, vaksin Ebola Ervebo produksi Merck untuk virus ebola strain Zaire sudah disahkan oleh BPOM AS (FDA). Vaksin ini dapat memerangi Ebola Zaire dengan keganasan 83-90 persen. WHO melansir bahwa Ervebo sudah tersedia secara global mulai Januari 2021.

3. Rabies

Mengingat 12 Virus Paling Mematikan dalam Sejarah Duniailustrasi virus Rabies (wikimedia.org)

Sudah ada sejak masa Sebelum Masehi dan kerap dikaitkan dengan kegilaan, virus rabies umumnya lebih dikenal karena menyebar lewat gigitan atau cakaran hewan, seperti anjing, kucing, atau kelelawar.

Rabies dapat menyerang otak dan saraf. Permasalahannya, masa inkubasi rabies bisa berjangka berhari-hari hingga berbulan-bulan dan biasanya terlambat ditangani. Menurut National Health Service (NHS), beberapa gejala umum yang terlihat pada pasien rabies adalah:

  • Suhu tinggi
  • Sakit kepala
  • Merasa cemas atau tidak enak badan
  • Rasa tidak nyaman di lokasi gigitan (dalam beberapa kasus)

Gejala lain mulai beberapa hari kemudian, seperti:

  • Perilaku linglung atau agresif
  • Halusinasi
  • Takut pada air atau hidrofobia
  • Produksi liur dan buih berlebihan di mulut
  • Kejang otot
  • Kesulitan menelan dan bernafas
  • Kelumpuhan
Mengingat 12 Virus Paling Mematikan dalam Sejarah Duniailustrasi digigit anjing rabies (shutterstock.com/Aleksandar Malivuk)

Jika tak ditangani segera dengan benar, rabies selalu berakhir dengan kematian. Selain merawat luka akibat serangan hewan rabies, vaksin adalah solusi utama. Vaksin rabies untuk manusia telah ditemukan di Prancis oleh Louis Pasteur dan Émile Roux pada 1885.

Akan tetapi, per 2015, rabies masih menjadi masalah di beberapa daerah, terutama di India, China, dan Kongo. Oleh karena itu, dunia berkomitmen untuk mengentaskan kematian akibat ebola pada 2030.

4. HIV

Mengingat 12 Virus Paling Mematikan dalam Sejarah Duniailustrasi HIV (newsroom.uw.edu)

Pertama kali diumumkan pada 1981, human immunodeficiency virus (HIV) mungkin masih menjadi salah satu pembunuh terbesar di era modern. HIV umumnya ditularkan lewat hubungan seksual sehingga dapat digolongkan sebagai penyakit menular seksual. Selain itu, HIV juga dapat ditularkan melalui kontak darah.

HIV dapat menyebabkan acquired immunodeficiency syndrome (AIDS) pada pasien. Seperti namanya, rusaknya sistem imun akibat HIV membuat tubuh lebih rentan terkena infeksi penyakit, dari ringan hingga berat, sampai berakibat fatal.

Sementara vaksin HIV belum ditemukan, terapi obat antiretrovirus (ARV) dapat memungkinkan pasien AIDS untuk bertahan. Kabar baiknya, WHO menyatakan bahwa tingkat kematian akibat HIV sudah menurun drastis. Oleh karena itu, per 2019, HIV/AIDS adalah penyebab kematian terbanyak nomor 19 di dunia.

Karena HIV belum ada obatnya, maka tindakan pencegahan amat disarankan agar tidak terinfeksi HIV. Beberapa adalah penggunaan pengaman saat berhubungan seksual, mengecek HIV dan penyakit menular seksual lainnya secara rutin, hingga sunat atau sirkumsisi untuk kaum adam.

5. Variola

Mengingat 12 Virus Paling Mematikan dalam Sejarah Duniailustrasi virus Variola (npr.org)

Pada 1980, WHO menyatakan bahwa dunia telah bebas dari penyakit variola atau cacar dengan kasusnya terakhir kali terlihat pada 1977. Akan tetapi, sebelumnya, manusia memerangi penyakit ini.

Bahkan, variola memiliki tingkat keganasan 30 persen atau lebih (pada bayi), atau membunuh 1 dari 3 orang. Dimulai dengan gejala demam dan muntah-muntah, variola menyebabkan munculnya lepuh pada kulit. Seiring waktu, lepuh ini hilang dan meninggalkan bekas luka atau bopeng.

Para penyintas variola ditinggalkan dengan bekas luka yang dalam dan permanen atau bopeng hingga mengalami kebutaan. Pada abad ke-20, variola dikatakan telah membunuh sekitar 300 juta jiwa. Variola umumnya menyebar dari sentuhan dengan objek yang terkontaminasi virus variola.

Inokulasi variola diketahui dilakukan di China secara perdana sekitar abad ke-16 dan baru diadaptasi di Eropa pada abad ke-18. Akhirnya, pada 1796, vaksin variola modern ditemukan oleh Edward Jenner. Dengan usaha intensif sejak 1976, variola akhirnya benar-benar musnah dari muka Bumi.

6. Hantavirus

Mengingat 12 Virus Paling Mematikan dalam Sejarah Duniailustrasi Hantavirus (gavi.org)

Hantavirus awalnya ditemukan pada 1976 oleh peneliti Korea Selatan, Lee Ho Wang (이호왕). Nama "Hantavirus" berasal dari Sungai Hantan (한탄강) di mana Lee menemukan dan mengisolasi virus tersebut dari hewan pengerat.

Sebenarnya, Hantavirus sudah terlihat di China pada 1931. Kemudian, virus ini sempat menginfeksi 3.000 tentara PBB antara 1951-1954 selama Perang Korea, dan membunuh 12 persennya. Hingga saat ini, terdapat 38 spesies Hantavirus yang diketahui dunia.

Hantavirus menginfeksi lewat paparan, saliva (gigitan), atau urine dan kotoran hewan pengerat yang terinfeksi. Infeksi Hantavirus dapat menyebabkan dua komplikasi utama pada paru-paru (HPS) atau pembuluh darah dan ginjal (HFRS). Baik HPS dan HFRS dapat berakibat fatal pada manusia.

Tindakan pencegahan Hantavirus adalah dengan menghindari kontak dan membasmi hewan pengerat. Sementara tidak ada vaksin Hantavirus yang disahkan hingga saat ini, berbagai vaksin telah beredar di China dan Korea Selatan dan dikatakan dapat mencegah infeksi.

Baca Juga: Bagaimana Selesainya 5 Pandemik Zaman Dulu? Ini Faktanya

7. Influenza

Mengingat 12 Virus Paling Mematikan dalam Sejarah Duniavirus Influenza di bawah mikroskop (wikimedia.org)

Sudah muncul bahkan sejak abad ke-7 di China, manusia "hidup berdamai" dengan flu. Flu disebabkan oleh infeksi virus influenza (terutama tipe B dan C). Terjadi 1-4 hari setelah terpapar virus, gejala-gejala umum flu adalah:

  • Demam
  • Batuk pilek
  • Sakit tenggorokan
  • Nyeri otot
  • Sakit kepala
  • Kelelahan

Sementara influenza tidak begitu berbahaya pada orang sehat, influenza dapat menyebabkan berbagai komplikasi akibat infeksi virus dan bakteri oportunistis. Dari paru-paru basah (ARDS) hingga ensefalitis, influenza dapat berakibat fatal terutama pada pasien dengan komorbiditas seperti asma dan penyakit kardiovaskular.

Dari lima pandemi flu yang pernah terjadi dalam sejarah dunia, pandemi Flu Spanyol pada 1918 adalah yang paling parah dalam sejarah karena menjangkit 40 persen populasi dunia dan menewaskan sekitar 50 juta jiwa. Pandemi flu burung (Avian influenza) pada 2009-2010 juga mengacaukan dunia dengan menginfeksi 700 ribu-1,4 juta orang.

Mengingat 12 Virus Paling Mematikan dalam Sejarah Duniailustrasi menerima vaksin flu (nara.getarchive.net)

Di tengah musim flu, sekitar 3-5 juta orang di seluruh dunia dapat terjangkit influenza berat setiap tahunnya. Dari angka tersebut, WHO memprakirakan pada 2017 bahwa 290 ribu-650 ribu pasien influenza wafat per tahunnya.

Flu umumnya dapat diobati dengan obat antivirus. Selain gaya hidup sehat dan bersih, salah satu langkah pencegahan terpenting untuk influenza adalah dengan mendapatkan vaksin influenza. Namun, karena influenza terus bermutasi, maka vaksin harus terus diperbarui agar bisa tetap efektif mencegah pandemi flu baru.

8. Dengue

Mengingat 12 Virus Paling Mematikan dalam Sejarah Duniavirus Dengue di bawah mikroskop elektron (statnews.com)

Konon dilaporkan sejak zaman Dinasti Qin (266-420), demam berdarah akibat virus dengue (DENV) baru mendapatkan perhatian dunia sejak akhir Perang Dunia II (PD2). Pada 1953, demam berdarah dengue (DBD) berat terdeteksi di Filipina dan sejak saat itu, demam berdarah jadi salah satu penyebab kematian anak tertinggi.

Disebarkan oleh nyamuk A. aegypti, DENV dapat menyebabkan DBD. Gejala DBD umumnya dimulai 3-14 hari setelah paparan DENV dan berlangsung 2-7 hari. Menurut WebMD, gejala-gejala tersebut adalah:

  • Demam yang datang secara tiba-tiba
  • Sakit kepala dahsyat
  • Sensasi sakit di belakang mata
  • Nyeri sendi dan otot dahsyat
  • Kelelahan
  • Mual dan/atau muntah
  • Ruam kulit yang muncul dua hingga lima hari setelah demam
  • Pendarahan ringan (seperti mimisan, gusi berdarah, atau mudah memar)
Mengingat 12 Virus Paling Mematikan dalam Sejarah DuniaIlustrasi fogging untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk. (ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

WHO mencatat bahwa setengah populasi dunia terancam terkena DBD. Bahkan, per Mei 2021, WHO mencatat 100-400 juta kasus DBD di seluruh dunia. Pada ibu hamil dan bayi, DBD dapat berkembang menjadi DBD berat sehingga menyebabkan pendarahan dalam sampai kematian.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), pasien DBD umumnya pulih dalam 1 minggu. Obat seperti acetaminophen dan paracetamol digunakan untuk mengenyahkan gejala DBD. Obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID) umumnya dihindari karena dapat menyebabkan pendarahan yang justru memperparah keadaan pasien.

Pencegahan DBD dapat dimulai dengan menjaga lingkungan tetap bersih dan membasmi nyamuk. Selain itu, pasien DBD juga dapat menerima vaksin DENV (Dengvaxia). Uniknya, orang yang belum pernah terkena DBD tidak boleh menerima vaksin DENV karena malah dikhawatirkan terinfeksi.

9. Rotavirus

Mengingat 12 Virus Paling Mematikan dalam Sejarah Duniailustrasi rotavirus (drugtargetreview.com)

Ditemukan pada 1973, Rotavirus adalah virus yang dapat menyebabkan gangguan diare dan gastroenteritis, terutama pada anak-anak. Setidaknya, anak-anak pernah terinfeksi Rotavirus sekali sebelum mencapai usia 5 tahun. Setelahnya, mereka jadi lebih kebal sehingga infeksi Rotavirus terlihat tidak parah.

Sementara Rotavirus dapat ditangani, pada 2013, tercatat 37 persen anak di dunia wafat karena diare yang disebabkan oleh Rotavirus, atau sekitar 215.000 nyawa anak. Mayoritas kasus kematian akibat Rotavirus datang dari negara berkembang di mana vaksin atau pengobatan Rotavirus masih belum memadai.

Dari segi pengobatan, Rotavirus dapat ditangani dengan oralit. Untuk langkah pencegahan, vaksin Rotavirus (RotaTeq atau Rotarix) diberikan secara oral pada bayi berusia 6 minggu. Selain itu, menjaga lingkungan sekitar bayi tetap bersih, rajin cuci tangan, dan pemberian air susu ibu (ASI) juga mengurangi risiko infeksi Rotavirus.

10. SARS-CoV

Mengingat 12 Virus Paling Mematikan dalam Sejarah Duniavirus SARS-CoV pada 2003 (cdc.gov)

Pada awal milenium 2000 silam, dunia menjadi saksi dari keganasan sindrom pernapasan akut berat (SARS). Ditemukan di China pada 2002, penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus corona SARS-CoV. Gejala-gejala umum pada pasien SARS adalah:

  • Demam (38°C atau lebih)
  • Nyeri otot
  • Lesu
  • Batuk
  • Sakit tenggorokan

Memuncak pada 2003, China sempat dikritik dan meminta maaf karena tidak segera menyampaikan berita SARS ke WHO. Menurut catatan CDC, SARS-CoV menyebar ke sekitar 29 negara. Saat itu, dilaporkan 8.096 kasus dengan 782 kematian. Anehnya, penyakit ini kemudian menghilang sejak 2004.

Mengingat 12 Virus Paling Mematikan dalam Sejarah Duniakehidupan selama wabah SARS pada 2003-2004 (history.com)

Sempat akan diteliti, penelitian vaksin SARS tidak kunjung dilakukan. Saat dicari tahu pada 2017, dunia menemukan bahwa SARS-CoV menyebar lewat kelelawar ladam (Rhinolophidae).

SARS-CoV menyebar lewat tetesan kecil atau droplet saat kontak dengan pasien SARS. Jika tak ditangani, SARS dapat menyebabkan sesak napas hingga pneumonia. Periode inkubasi SARS berkisar 4-6 hari. Penyakit ini ditangani dengan obat penurun panas hingga bantuan oksigen jika diperlukan. Menurut CDC, pencegahan SARS adalah:

  • Mencuci tangan dengan sabun dan air selama 20 detik
  • Tutup hidung dan mulut dengan tisu saat batuk atau bersin, lalu buang tisu ke tempat sampah
  • Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut
  • Hindari kontak dekat, seperti berciuman, atau berbagi cangkir atau peralatan makan, dengan pasien SARS
  • Disinfeksi permukaan yang sering disentuh

11. SARS-CoV-2

Mengingat 12 Virus Paling Mematikan dalam Sejarah Duniavirus corona SARS-CoV-2 (wikimedia.org/NIAID)

Satu setengah dekade kemudian, wabah virus corona baru SARS-CoV-2 muncul di kota Wuhan, Hubei, China. Infeksi virus ini disebut sebagai COVID-19. Hingga saat ini, manusia masih coba menjinakkan pandemi satu ini.

WHO menyatakan COVID-19 darurat global pada Januari 2020, dan hanya butuh 2 bulan saja hingga COVID-19 dinyatakan sebagai pandemi. Per 2021, SARS-CoV-2 telah membuahkan banyak mutasi yang meningkatkan kasus COVID-19 di seluruh dunia, terutama varian Alpha (B.1.1.7), Beta (B.1.351), dan Delta (B.1.617.2).

Seperti pendahulunya, SARS-CoV-2 juga menyebar melalui droplet dan dapat dites menggunakan polymerase chain reaction (PCR). Masa inkubasi untuk COVID-19 rata-rata sekitar 5-6 hari, hingga paling lama 14 hari. Menurut CDC, beberapa gejala umum yang terlihat pada pasien COVID-19 adalah:

  • Demam atau panas dingin
  • Batuk
  • Sesak napas atau kesulitan bernapas
  • Kelelahan
  • Nyeri otot atau tubuh
  • Sakit kepala
  • Kehilangan rasa (ageusia) atau bau (anosmia)
  • Sakit tenggorokan
  • Hidung tersumbat atau meler
  • Mual dan/atau muntah
  • Diare

Masih dicari obatnya, perawatan COVID-19 berfokus pada meringankan gejala. Berkisar dari ringan hingga parah, beberapa pasien COVID-19 bahkan tidak menunjukkan gejala. Sementara pasien asimtomatik dapat merawat diri di rumah, kasus COVID-19 terus menekan layanan kesehatan dan kapasitas rumah sakit.

Mengingat 12 Virus Paling Mematikan dalam Sejarah DuniaGrafis pencegahan COVID-19 (IDN Times)

Fatal bagi kaum lansia dan mereka yang memiliki komorbiditas, per 5 November 2021, Johns Hopkins University memaparkan bahwa COVID-19 telah menginfeksi hampir 250 juta orang di seluruh dunia dan membunuh lebih dari 5 juta jiwa. Akan tetapi, tidak sedikit juga yang sembuh darinya.

Pandemi ini juga menyebabkan kekacauan pada ekonomi global dan memaksa manusia menerapkan kenormalan baru (new normal). Untuk mencegah penyebaran lebih jauh, negara-negara umumnya mengumumkan penguncian wilayah (lockdown) dan pembatasan jarak sosial (social distancing).

Karena masih memungkinkan untuk terinfeksi kembali, maka pencegahan terutama saat ini adalah dengan vaksin. Pada Desember 2020 silam, vaksin messenger-ribonucleic acid (m-RNA) Pfizer-BioNTech menjadi vaksin COVID-19 pertama yang disahkan. Selain vaksin, beberapa langkah pencegahan COVID-19 adalah:

  • Memakai masker lapis ganda
  • Mencuci tangan dengan air dan sabun selama 20 detik
  • Menghindari kerumunan dan menjaga jarak 1,8-2 meter
  • Tidak keluar rumah jika sedang tidak fit atau tidak ada keperluan penting
  • Menghindari kebiasaan menyentuh mata, hidung, dan mulut

12. MERS-CoV

Mengingat 12 Virus Paling Mematikan dalam Sejarah Duniailustrasi virus MERS (news-medical.net)

Pertama kali terlihat di Arab Saudi pada 2012, sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS) disebabkan juga oleh virus dalam famili virus corona (MERS-CoV). Seperti namanya, penyakit ini umumnya menyerang negara-negara Jazirah Arab. Disebut juga "flu unta", manusia tertular MERS dari kontak dengan unta.

Menyerang paru-paru, MERS bisa berakibat fatal pada pasien dengan komorbiditas lain (diabetes, gagal ginjal, penyakit paru kronis, dan sistem imun lemah). Pada kasus MERS parah, pasien dapat mengalami komplikasi seperti pneumonia. Selain itu, pasien MERS juga dapat mengalami gagal napas, gagal ginjal, hingga kematian.

Muncul 2-14 hari setelah paparan virus, gejala-gejala MERS dapat berkisar dari asimtomatik, ringan, sedang, hingga parah. Menurut American Lung Association (ALA), gejala-gejala umum pada MERS adalah:

  • Sesak napas
  • Demam
  • Batuk (dengan atau tanpa darah)
  • Sakit tenggorokan
  • Sensasi sakit dan nyeri pada otot serta perut
  • Muntah
  • Diare
Mengingat 12 Virus Paling Mematikan dalam Sejarah Duniailustrasi unta (unsplash.com/Robert Metz)

Selain Arab Saudi, MERS sempat mewabah di Korea Selatan pada 2015 silam. Menurut data WHO per Maret 2021, MERS menginfeksi lebih dari 2.500 orang di seluruh dunia. Selain itu, penyakit ini membunuh hampir 800 jiwa. Oleh karena itu, WHO memprakirakan MERS memiliki tingkat mortalitas hingga 35 persen.

Hingga saat ini, tidak ada vaksin atau perawatan yang pasti untuk MERS, jadi perawatan MERS berfokus pada gejala yang dialami. Akan tetapi, perawatan MERS yang sering digunakan adalah oksigenasi membran ekstrakorporeal (ECMO) atau paru-paru buatan.

Karena tidak ada vaksin, maka tindakan pencegahan MERS lebih berfokus pada gaya hidup. WHO menyarankan beberapa langkah pencegahan seperti:

  • Praktik cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh hewan (terutama unta)
  • Tidak berdekatan dengan hewan (terutama unta) yang sakit
  • Tidak meminum susu unta mentah atau urine unta dan memakan daging unta mentah

Itulah 12 virus paling mematikan dalam sejarah dunia. Ada yang sudah musnah, ada yang masih beredar, dan bahkan ada yang hidup berdampingan dengan manusia. Oleh karena itu, alangkah baiknya manusia lebih fokus mengembangkan ilmu kesehatan dibandingkan ilmu perang.

Baca Juga: 14 Penyakit Mematikan Ini Dikalahkan Vaksin, Masih Ingat?

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya