14 Penyakit Mematikan Ini Dikalahkan Vaksin, Masih Ingat?

Bukti keampuhan vaksin meningkatkan kualitas hidup!

Sudah lewat dari setahun, dunia masih berperang dengan pandemi penyakit virus corona baru (COVID-19) yang disebabkan oleh strain virus corona baru (SARS-CoV-2). Terlebih lagi, sekarang muncul varian baru yang dikatakan menyebar 70 persen lebih cepat, dengan koden B117.

Untungnya, dunia memiliki satu harapan baru: rampungnya beberapa vaksin COVID-19. Vaksin-vaksin ini sudah menyelesaikan uji klinisnya, sehingga mendapatkan izin penggunaan darurat (emergency use authorization/EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (AS). Jadi, apakah kita sudah bisa bernapas lega?

14 Penyakit Mematikan Ini Dikalahkan Vaksin, Masih Ingat?Ilustrasi Vaksin (IDN Times/Arief Rahmat)

Tentu belum! Meskipun vaksin COVID-19 sudah dikatakan rampung dan siap didistribusikan untuk pemakaian darurat, nyatanya kepercayaan masyarakat terhadap vaksin pun masih rendah. Malah, ada yang ingin melewatkan vaksin karena takut dengan efek sampingnya.

Bukan pertama kali dunia menghadapi pandemi, dan ini pun bukan pertama kali dunia berpacu melawan waktu dalam menciptakan vaksin. Malah, kalau kita renungkan, selama ini, manusia bisa hidup tenang dan bebas dari penyakit karena vaksin!

Buktinya, inilah 14 penyakit mematikan yang sekarang dapat kita kalahkan oleh program vaksinasi menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC).

1. Polio

14 Penyakit Mematikan Ini Dikalahkan Vaksin, Masih Ingat?geneticliteracyproject.org

Memiliki nama Poliomyelitis, polio adalah penyakit yang pertama kali diidentifikasi pada abad ke-18 - ke-19 dan disebabkan oleh poliovirus. Diketahui, polio sudah ada bahkan sejak zaman sebelum masehi! Hal ini dibuktikan dari lukisak hieroglif Mesir Kuno yang menunjukkan orang sehat dengan kaki kecil atau anak-anak yang berjalan dengan tongkat.

Poliovirus diketahui menyerang otak dan sumsum tulang belakang. Menular antar manusia, mayoritas orang yang tertular poliovirus tidak menunjukkan gejala yang jelas atau asimtomatik. Berlangsung 2-5 hari, gejala infeksi poliovirus mirip seperti flu, yaitu:

  • Sakit tenggorokan
  • Demam
  • Kelelahan
  • Mual
  • Sakit kepala
  • Sakit perut

Jika tidak ditangani, maka polio dapat menyebabkan tiga komplikasi berikut:

  • Kesemutan/parestesia
  • Radang selaput otak/meningitis
  • Kelumpuhan/paralisis

Gejala kelumpuhan adalah yang paling sering terjadi, dan dalam beberapa kasus, kematian karena paralisis otot pernapasan. Bahkan, mereka yang sudah sembuh dengan sendirinya pun dapat terkena komplikasi pasca-polio saat dewasa!

14 Penyakit Mematikan Ini Dikalahkan Vaksin, Masih Ingat?newsatjama.jama.com

Untungnya, pada 1950, virolog kebangsaan Polandia di AS, Hilary Koprowski menemukan vaksin polio oral (diminum). Tidak diizinkan di AS, ternyata vaksin Koprowski ampuh! Namun, ini bukan terakhir kali AS melihat vaksin polio oral.

Pada 1955, virolog AS asal New York City, Jonas Salk, berhasil mengembangkan vaksin dari poliovirus yang tidak aktif. Vaksin tersebut berbentuk suntikan. Enam tahun kemudian, tepatnya pada 1961, barulah vaksin polio oral yang dikembangkan oleh virolog AS kelahiran Polandia, Albert Sabin, populer.

Dua vaksin polio tersebut mendapat izin wajib dari WHO untuk disuntikkan pada anak-anak. Berkat vaksin polio tersebut, kasus polio di dunia menurun drastis! Jika pada 1988 jumlah kasus mencapai 350.000 sedunia, maka per 2018, kasusnya hanya 33 saja! CDC menyarankan empat dosis vaksin polio untuk anak-anak yang diberikan tiap usia:

  • 1-2 bulan
  • 4 bulan
  • 12-23 bulan
  • 4-6 tahun

2. Tetanus

14 Penyakit Mematikan Ini Dikalahkan Vaksin, Masih Ingat?verywellhealth.com

Dikenal juga dengan nama lockjaw, tetanus pertama kali diidentifikasikan pada abad ke-19 dan disebabkan oleh bakteri Clostridium tetani (C. tetani). Dapat ditemukan di tanah, debu, pupuk, dan besi, C. tetani dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka yang disebabkan oleh:

  • Luka yang terkontaminasi tanah, tinja, atau air liur
  • Luka tusuk karena paku atau jarum (terutama yang berkarat)
  • Luka bakar
  • Luka akibat kecelakaan
  • Cedera hingga menimbulkan jaringan mati di kulit
  • Gigitan serangga
  • Infeksi gigi

Tetanus disebut juga lockjaw karena itulah gejala yang paling sering terlihat, yaitu kram pada rahang hingga terkunci. Pasalnya, C. tetani memproduksi racun yang mempengaruhi kontraksi otot. Terlihat dalam waktu 3-21 hari, selain kram rahang, gejala-gejala tetanus meliputi:

  • Pengencangan otot yang tidak disengaja dan tiba-tiba (kejang otot), sering kali di perut
  • Kekakuan otot yang menyakitkan di seluruh tubuh
  • Kesulitan menelan
  • Gerakan tiba-tiba dan mata melotot diikuti kejang-kejang
  • Sakit kepala
  • Demam dan berkeringat
  • Perubahan tekanan darah dan detak jantung

Jika tidak ditangani secepatnya, tetanus dapat menyebabkan komplikasi parah seperti:

  • Kejang pada pita suara/laryngospasm
  • Patah tulang
  • Emboli paru
  • Pneumonia aspirasi
  • Sesak napas hingga menyebabkan kematian (1 hingga 2 dari 10 kasus berakibat fatal)
14 Penyakit Mematikan Ini Dikalahkan Vaksin, Masih Ingat?Tenaga medis yang memberikan vaksin campak, tetanus, rubella, dan polio kepada bayi berusia 3 bulan di Republik Demokratik Kongo. Foto diambil pada 10 November 2018 oleh Prinsloo untuk UNICEF.

Pertama, pada 1890, peneliti Jerman, Emil von Behring, adalah yang pertama menemukan formulasi vaksin pasif untuk tetanus. Namun, efektivitasnya hanya beberapa minggu. Langkahnya diteruskan hingga vaksin tetanus dikembangkan pada 1924 dan disempurnakan dengan proses adsorpsi pada 1938 untuk para tentara Perang Dunia II (PD2).

Mulai dari 1948 hingga 1991, vaksin tetanus disertakan menjadi satu bersama vaksin difteri dan pertussis, sehingga disebut DTP. Namun, karena efek samping yang mengkhawatirkan, pada 1992, para ilmuwan menggantikan komponen pertussis dengan pertussis aseluler, sehingga vaksin tersebut disebut DTaP.

Menurut data WHO pada 2017, vaksin DTaP berkontribusi pada berkurangnya kasus tetanus di dunia hingga 95 persen! Berbeda dengan vaksin yang biasanya untuk anak, DTaP dapat diberikan pada kaum remaja hingga orang dewasa. Untuk anak-anak CDC menyarankan vaksinasi DTaP dalam 5 dosis pada usia:

  • 1-2 bulan
  • 4 bulan
  • 6 bulan
  • 12-23 bulan
  • 4-6 tahun

3. Influenza

14 Penyakit Mematikan Ini Dikalahkan Vaksin, Masih Ingat?dettol.co.in

Pertama kali tercatat pada 6000 SM di Tiongkok sebagai pandemi, penyakit influenza atau flu pada makhluk mamalia, termasuk manusia, disebabkan oleh empat jenis influenzavirus: alfa, beta, delta, dan gamma. Dalam dua hari, pasien flu akan mengalami gejala-gejala berikut yang biasanya menghilang dalam seminggu:

  • Demam/panas dingin
  • Batuk
  • Sakit tenggorokan
  • Hidung berair atau tersumbat
  • Nyeri otot atau tubuh
  • Sakit kepala
  • Kelelahan (kelelahan)
  • Muntah dan diare (lebih sering terjadi pada anak-anak)

Meskipun dapat menghilang dalam seminggu, beberapa pasien flu (terutama anak-anak) biasanya menderita komplikasi pernapasan dan inflamasi karena flu.

Dari asma, pneumonia, sinus, hingga gagal jantung, komplikasi-komplikasi akibat flu tersebutlah yang menyebabkannya amat mematikan. Pada 2018, WHO mencatat 3-5 kasus kematian akibat flu parah.

14 Penyakit Mematikan Ini Dikalahkan Vaksin, Masih Ingat?Vaksinasi intranasal untuk influenza. statnews.com

Bermula dari pandemi Flu Spanyol 1918, cikal bakal vaksin influenza pun mulai dikembangkan. Pada 1930, kultur influenza berhasil diisolasi dalam telur ayam, dan 10 tahun kemudian, vaksin influenza berhasil diformulasikan dan dites pada tentara selama PD2.

Meskipun sudah ada obat untuk meredakan flu, hingga saat ini, telur ayam masih menjadi salah satu proses pembuatan vaksin influenza, dengan menyingkirkan protein serta mencegah bangkitnya influenzavirus. Pada 2012, FDA mengizinkan produksi vaksin influenza dari kultur sel dan DNA rekombinan. Tergantung tipenya, vaksin influenza dapat disuntikkan secara:

  • Intramuskuler (ke otot)
  • Intradermal (lapisan tengah kulit)
  • Intranasal (disemprotkan melalui hidung)

Vaksin influenzavirus yang dilemahkan tidak direkomendasikan untuk anak-anak di bawah 2 tahun, ibu hamil, manusia lanjut usia (manula) lebih dari 50 tahun, dan mereka yang memiliki sistem imun lemah. Jadi, konsultasikan dulu sebelum vaksin. Setelah divaksin biasanya timbul gejala nyeri otot, kelelahan, dan demam (pada anak) hanya sementara.

CDC menganjurkan agar anak-anak mendapatkan vaksin influenza setiap tahun, mulai dari usia 6 bulan. Anak-anak di bawah 9 tahun yang divaksinasi influenza untuk pertama kalinya memerlukan dua dosis vaksin flu, dengan interval minimal 28 hari.

4. Hepatitis A

14 Penyakit Mematikan Ini Dikalahkan Vaksin, Masih Ingat?Hati/liver, sasaran Hepatitis A. news.vcu.edu

Menyerang organ hati, Hepatitis A disebabkan oleh Hepatitis A virus (HAV). Amat menular, HAV ditularkan melalui tinja dan darah dari pasien yang secara tidak memasuki tubuh orang lain lewat paparan pada konsumsi, interaksi fisik, dan seksual dengan pasien. Masa inkubasi HAV adalah 28 hari. Gejala-gejala Hepatitis A meliputi:

  • Demam
  • Kelelahan
  • Kehilangan nafsu makan
  • Mual dan muntah
  • Sakit perut
  • Urin berwarna gelap
  • Diare
  • Tinja berwarna pucat
  • Nyeri sendi
  • Penyakit kuning

Umumnya, gejala ini hilang dalam 2 - 6 minggu. Namun, dalam beberapa kasus, tidak jarang gejala dapat kambuh hingga 6 bulan. Malah, terdapat kasus asimtomatik, baru muncul saat akut.

Jika mencapai tahap akut, Hepatitis A dapat menyebabkan gagal hati akut (pada golongan manula). Pada 2015, sekitar 11.200 kematian dikaitkan dengan Hepatitis A akut.

14 Penyakit Mematikan Ini Dikalahkan Vaksin, Masih Ingat?Suntikan Havrix untuk imunisasi Hepatitis A. commons.wikimedia.org

Diperkenalkan di Eropa pada 1993, FDA baru mengizinkan vaksin Hepatitis A, Havrix, dari GlaxoSmithKline (GSK) pada 1995. Di AS sendiri, vaksin Hepatitis A baru mulai digelontorkan paa 1996 untuk mereka yang berisiko tinggi. Terhitung sejak 1990 hingga 2007, penularan Hepatitis A telah menurun hingga 90 persen!

CDC menganjurkan agar anak-anak mendapatkan dua dosis vaksin Hepatitis A. Dengan begitu, mereka pun kebal dari Hepatitis A seumur hidup! Hanya tersedia dalam bentuk suntikan, anak-anak harus divaksinasi masing-masing satu dosis untuk di usia:

  • 12-23 bulan
  • 6 bulan setelah dosis terakhir

5. Hepatitis B

14 Penyakit Mematikan Ini Dikalahkan Vaksin, Masih Ingat?Hepatitis B dapat menyebabkan sirosis/kanker hati. drborcich.net

"Saudara" dari Hepatitis A, Hepatitis B disebabkan oleh Hepatitis B virus (HBV). Sama-sama menular dengan cepat, Hepatitis B dapat menular lewat sperma, cairan, tinja, dan darah. Metodenya pun sebagai berikut:

  • Hubungan seks dengan pasien HBV
  • Pemakaian jarum suntik yang terinfeksi HBV
  • Diturunkan dari ibu yang terinfeksi HBV
  • Kontak dengan darah atau luka terbuka pada pasien
  • Terpapar jarum atau benda tajam dengan HBV
  • Pemakaian benda yang dapat merusak kulit atau selaput lendir yang telah dipakai oleh pasien, misalnya pisau cukur, sikat gigi, dan alat periksa diabetes, yang berpotensi memaparkan darah.

CDC mencatat bahwa golongan homoseksual, pasien HIV/AIDS, pendonor darah, dan mereka yang lahir di negara dengan prevalensi Hepatitis B lebih dari 2 persen direkomendasikan untuk memeriksakan diri.

HBV memiliki masa inkubasi selama 90 hari, dan dari segi gejala serta jangka waktunya, Hepatitis B sama seperti Hepatitis A. Sering kali, gejala Hepatitis B pun tidak terdeteksi hingga terlambat. Jika berkembang ke fase kronis, Hepatitis B dapat menyebabkan sirosis atau kanker hati. WHO mencatatkan bahwa lebih dari 750.000 kematian tercatat karena Hepatitis B.

14 Penyakit Mematikan Ini Dikalahkan Vaksin, Masih Ingat?Vaksin rekombinan Hepatitis B. universityofcalifornia.edu

Pertama kali diumumkan pada 1965 pada kaum Aborigin Australia oleh dokter Amerika, Baruch Blumberg, ahli mikrobiologi di Merck, Maurice Hilleman, kemudian mengembangkan vaksin Hepatitis B dari filtrasi darah mengandung HBV dan tiga komponen: pepsin, urea, dan formalin. Vaksin tersebut disahkan pada 1981.

Akan tetapi, vaksin berbasis darah HBV Hilleman mengundang kontroversi karena dianggap menyebarkan stigma terhadap pasien AIDS. Akhirnya, pada 1986, vaksin Hilleman tergantikan oleh vaksin rekombinan Hepatitis B buata ahli kimia Cile, Pablo DT Valenzuela, dari Chiron Corp. Bukan darah, vaksin ini dikembangkan dari antigen dalam ragi.

Karena bayi yang terkena Hepatitis B dari ibunya langsung memasuki tahap kronis setelah persalinan, CDC merekomendasikan vaksinasi Hepatitis B dilakukan langsung setelah lahir. CDC menganjurkan anak-anak mendapatkan tiga dosis suntikan Hepatitis B. Oleh karena itu, anak-anak harus disuntikkan masing-masing satu dosis di usia:

  • Pasca persalinan
  • 1-2 bulan
  • 6 bulan

6. Rubella

14 Penyakit Mematikan Ini Dikalahkan Vaksin, Masih Ingat?Ruam merah gejala Rubella/Campak Jerman. healthline.com

Dijuluki "Campak Jerman", Rubella adalah penyakit yang disebabkan oleh Rubella virus (RuV). Dapat menular dengan cepat, masa inkubasi RuV biasanya selama 14 hari dan gejalanya berlangsung selama 3 hari, sehingga Rubella juga disebut "Cacar 3 Hari". Selain ruam merah di sekujur tubuh, gejala-gejala umum Rubella adalah:

  • Demam ringan
  • Sakit kepala
  • Konjungtivitis ringan
  • Tidak enak badan
  • Kelenjar getah bening yang membengkak
  • Batuk dan pilek

CDC mengatakan bahwa 25 - 50 persen pasien Rubella biasanya tidak menunjukkan gejala. Rubella dapat menyerang siapa saja, terutama anak-anak dan ibu hamil. Namun, untuk ibu hamil, Rubella harus diobati sesegera mungkin. Jika tidak, maka RuV dapat menyebabkan radang sendi pada ibu hamil.

Selain itu, janin pun juga berisiko terkena congenital rubella syndrome (CRS) atau meninggal saat lahir. Komplikasi-komplikasi umum akibat Rubella pada janin, meliputi:

  • Masalah jantung
  • Tuna rungu dan tuna netra
  • Keterbelakangan mental
  • Kerusakan hati atau limpa.
14 Penyakit Mematikan Ini Dikalahkan Vaksin, Masih Ingat?Vaksin MMR untuk cacar, gondong, dan rubella. scitechdaily.com

Saat Rubella menjadi sebuah epidemi di AS pada 1964, National Health Institute (NIH) mulai bekerja memformulasikan vaksin. Media yang digunakan adalah sel monyet hijau Afrika. Pada 1969, NIH, bekerja sama dengan Merck, akhirnya merilis izin vaksin Rubella-nya di AS untuk pemakaian umum.

Namun, dua tahun berselang, vaksin Rubella disatukan dengan program vaksin campak, gondongan, dan Rubella (MMR) pada 1971 dengan vaksin yang dibuat oleh Maurice Hilleman (yang juga membuat vaksin Hepatitis B). Per 2018, WHO mencatat sebanyak 168 negara dari 194 negara dunia telah mewajibkan vaksin MMR.

Vaksin MMR memiliki efek samping ringan dan hilang dengan sendirinya. Agar aman, CDC menganjurkan agar anak-anak mendapatkan dua dosis suntikan vaksin MMR. Dengan kata lain, anak-anak harus mendapatkan satu dosis masing-masing di usia:

  • 12-23 bulan
  • 4-6 tahun

7. Haemophilus influenzae tipe B (HIB)

14 Penyakit Mematikan Ini Dikalahkan Vaksin, Masih Ingat?Citra mikroskopis Haemophilus influenzae tipe B (HIB). cdc.gov

Ditemukan pada 1892 oleh ahli bakteri Jerman, Richard Pfeiffer, Haemophilus influenzae adalah bakteri yang disangka menyebabkan pandemi influenza pada akhir abad ke-18 sampai abad ke-20. Ternyata, H. influenzae memiliki 6 jenis, dan tipe B (HIB) adalah yang umum ditemukan pada manusia.

Amat menular, HIB menyebar melalui tetesan kecil (droplet) dari hidung dan tenggorokan saat bangkis atau bersin. Bahkan, mereka yang menderita infeksi HIB namun memiliki HIB di hidung atau tenggorokannya berpotensi menularkan.

Biasa bermukim di hidung dan tenggorokan, HIB biasanya tidak berbahaya. Lain halnya jika HIB berpindah ke organ lain! Butuh beberapa hari saja sampai gejala infeksi HIB dapat terlihat. Gejala tergantung dari komplikasi yang disebabkan HIB. Pada anak-anak, HIB dapat menyebabkan infeksi neonatal pada bayi yang baru lahir, seperti:

  • Pneumonia
  • Sinusitis
  • Meningitis
  • Selulitis
  • Osteomielitis
  • Epiglotitis

CDC memaparkan bahwa sebelum adanya vaksin, sekitar 20.000 anak-anak menderita kerusakan otak atau menjadi tuna rungu karena infeksi HIB. Bahkan, dengan perawatan pun, meningitis karena HIB bisa menyebabkan kematian.

14 Penyakit Mematikan Ini Dikalahkan Vaksin, Masih Ingat?Vaksin kombinasi Pentacel untuk difteri, HIB, polio, pertussis, dan tetanus. mppg.net

Vaksin pertama untuk HIB dibuat dari polisakarida pada 1985. Karena efektivitasnya bergantung pada usia dan bayi di bawah 18 bulan tidak merespons vaksin polisakarida, vaksin tersebut hanya bertahan hingga 1988.

Setahun sebelum ditariknya vaksin polisakarida HIB, ilmuwan AS John Robbins dan Rachel Schneerson membuat vaksin konjugasi berbasis protein-polisakarida. Dengan protein, sistem imun anak lebih mudah mengenal polisakarida vaksin, sehingga dapat diterima.

Mengurangi jumlah suntikan, WHO pun telah mengizinkan vaksin kombinasi HIB bersama difteri, polio, pertussis, dan tetanus seperti Pentacel, sesuai namanya. Efek sampingnya pun ringan, dan tidak perlu diobati karena menghilang dengan sendirinya.

CDC menganjurkan untuk menyuntikkan empat dosis vaksin HIB pada anak. Dengan kata lain, satu dosis untuk pada usia:

  • 1-2 bulan
  • 4 bulan
  • 6 bulan (untuk beberapa merek)
  • 12-23 bulan

Baca Juga: Apa yang Dimaksud dengan Efikasi Vaksin? Ini Penjelasannya!

8. Campak/Rubeola

14 Penyakit Mematikan Ini Dikalahkan Vaksin, Masih Ingat?www.lasvegasnow.com

Campak/Rubeola adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Morbilivirus dari famili Paramyxoviridae. Masa inkubasi campak adalah 10 - 12 hari dan gejalanya biasa berlangsung hingga 7 - 10 hari. Gejala-gejalanya adalah:

  • Bintik Koplik/bintik putih timbul di rongga mulut (2-3 hari setelah gejala muncul)
  • Bintik merah di sekujur tubuh (3-5 hari setelah gejala muncul)
  • Demam tinggi hingga 40 derajat Celsius (7-14 hari setelah gejala muncul)
  • Batuk dan pilek (7-14 hari setelah gejala muncul)
  • Konjungtivitis (7-14 hari setelah gejala muncul)

Komplikasi yang ditimbulkan campak adalah infeksi telinga (otitis media) hingga pneumonia dan ensefalitis (radang otak). Selain itu, beberapa kasus campak dapat menyebabkan Penyakit Dawson yang menyerang sistem saraf pusat. Bukan untuk dianggap remeh, pneumonia, ensefalitis, dan Penyakit Dawson yang disebabkan oleh campak dapat menyebabkan koma hingga kematian.

Selain itu, Morbilivirus yang berkembang di lapisan lendir hidung dan tenggorokan ini amat menular. Jika belum pernah campak atau tidak tervaksin, kemungkinan 90 persen pasti tertular. Morbilivirus dapat bertahan di permukaan atau beredar di udara hingga 2 jam, bahkan setelah pasien meninggalkan ruangan!

14 Penyakit Mematikan Ini Dikalahkan Vaksin, Masih Ingat?Vaksin MMR. gov.uk

Salah satu pelopor vaksin polio, John F. Enders bekerja sama dengan Thomas C. Peebles mengisolasi strain virus penyebab campak untuk membuat vaksin. Mereka mengambil sampel virus campak dari seorang bocah berusia 11 tahun bernama David Edmonston. Virus tersebut kemudian dilemahkan untuk dijadikan vaksin dan mendapat izin pada 1963.

Kemudian, Maurice Hilleman kembali menyempurnakan vaksin campak Enders dan menamainya vaksin "Edmonston-Enders" pada 1968. Sejak saat itu, vaksin inilah yang dipakai untuk melawan campak. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, sejak 1971, campak masuk ke dalam program vaksinasi MMR.

CDC menganjurkan agar anak-anak mendapatkan dua dosis vaksin MMR pada usia:

  • 12-23 bulan
  • 4-6 tahun

Sebelum melancong ke negara lain, bayi berusia 6-11 bulan harus divaksin satu dosis. Bayi yang divaksinasi sebelum usia 12 bulan/1 tahun harus divaksinasi ulang pada atau setelah ulang tahun pertama dengan dua dosis, masing-masing dosis dipisahkan dengan interval 28 hari.

9. Batuk rejan/Pertussis

14 Penyakit Mematikan Ini Dikalahkan Vaksin, Masih Ingat?shutterstock.com

Dijuluki juga "Batuk 100 Hari", batuk rejan/pertussis disebabkan oleh infeksi bakteri Bordetella pertussis yang hinggap di bagian silia/bulu-bulu halus di saluran tenggorokan atas. B. pertussis memproduksi racun yang membuat saluran pernapasan meradang dan bengkak.

B. pertussis dapat menyebar melalui droplet dari batuk dan bangkis pasien. Masa inkubasinya adalah 5-10 hari, dan terkadang hingga 3 minggu! Dalam 1-2 minggu, gejala-gejala pertussis antara lain:

  • Pilek
  • Demam ringan
  • Batuk ringan
  • Apnea/gangguan pernapasan di mana napas berulang kali berhenti (pada bayi)

Setelah 1-2 minggu, gejalanya berkembang menjadi batuk yang diikuti dengan tarikan napas yang panjang, muntah setelah batuk, hingga kelelahan sehabis batuk yang dahsyat tersebut. Tidak jarang, terjadi cedera tulang rusuk, penurunan berat badan, buang air kecil tak terkendali, hingga pingsan karena pertussis.

Jika tidak segera diobati, maka pertussis dapat menyebabkan kematian yang dikarenakan karena komplikasi-komplikasi berikut:

  • Pneumonia
  • Ensefalopati
  • Kejang
  • Apnea
14 Penyakit Mematikan Ini Dikalahkan Vaksin, Masih Ingat?Vaksin DTaP. medpagetoday.com

Perkembangan vaksin untuk pertussis dimulai pada 1926, dan baru selesai 4 tahun kemudian pada 1930 oleh ilmuwan AS, Leila Denmark. Menggunakan sel mati B. pertussis, vaksin Denmark digunakan hingga 1990. Namun, efek sampingnya amat mengkhawatirkan, yaitu ensefalopati.

Pada 1980, vaksin pertussis aseluler ternyata juga ikut dikembangkan. Karena efek sampingnya minim dengan efektivitas yang lebih baik dibandingkan vaksin Denmark, vaksin pertussis aseluler disertakan dalam program vaksin DTaP bersama difteri dan tetanus pada 1992, yang digunakan hingga saat ini.

Pada 2002, WHO mencatat sekitar 500.000 nyawa terselamatkan karena vaksin DTaP. Jadi, CDC merekomendasikan lima dosis DTaP untuk anak, dan diberikan di usia:

  • 1-2 bulan
  • 4 bulan
  • 6 bulan
  • 12-23 bulan
  • 4-6 tahun

10. Infeksi Pneumococcus

14 Penyakit Mematikan Ini Dikalahkan Vaksin, Masih Ingat?cdc.gov

Bakteri Streptococcus pneumoniae atau Pneumococcus adalah penyebab utama dari otitis media akut, pneumonia, meningitis, sinusitis dan sepsis (pada pasien HIV/AIDS) di berbagai usia. Tetapi, tidak begitu membahayakan saat dewasa, komplikasi-komplikasi tersebut amat membahayakan nyawa anak-anak.

S. pneumoniae dapat menyebar melalui droplet atau saat berdekatan dengan pembawa bakteri tersebut (autoinoculation). Gejalanya pun bergantung dari komplikasi yang disebabkan oleh S. pneumoniae.

14 Penyakit Mematikan Ini Dikalahkan Vaksin, Masih Ingat?Vaksin S. pneumoniae dari Jepang, Pneumovax. commons.wikimedia.org

Dikembangkan sejak 1980an, vaksin S. pneumoniae terbagi menjadi dua:

  • Polisakarida: efektif untuk orang dewasa sehat, tidak dianjurkan untuk anak-anak usia di bawah dua tahun dan mereka dengan sistem imun lemah.
  • Konjugasi: efektivitas 71-93 persen untuk anak-anak.

Karena anak-anak di bawah dua tahun tidak mampu merespons polisakarida, maka CDC merekomendasikan vaksin konjugasi sebanyak 4 dosis. Empat dosis tersebut diberikan di usia:

  • 1-2 bulan
  • 4 bulan
  • 6 bulan
  • 12-23 bulan

11. Rotavirus

14 Penyakit Mematikan Ini Dikalahkan Vaksin, Masih Ingat?vnmedbook.com

Rotavirus adalah virus yang kerap menjadi "biang kerok" diare dan muntah-muntah pada bayi dan anak-anak. Terdapat 9 jenis rotavirus, dan Rotavirus A adalah yang paling umum ditemukan pada manusia, dengan prevalensi 90 persen.

Karena bayi dan anak memiliki kebiasaan memasukkan benda ke mulut, maka rotavirus masuk melalui makanan dan benda yang terkontaminasi! Hanya butuh 2 hari agar gejala rotavirus muncul, yaitu:

  • Menceret
  • Muntah
  • Demam
  • Sakit perut

Gejala tersebut dapat membandel 3-8 hari, sehingga dapat menyebabkan hilangnya nafsu makan dan dehidrasi karena keluarnya cairan lewat tinja menceret, muntah, atau keringat saat demam. Dehidrasi tersebut amat membahayakan dan dapat menyebabkan kematian.

14 Penyakit Mematikan Ini Dikalahkan Vaksin, Masih Ingat?Ilustrasi: Vaksin Rotavirus. sciencenews.org

Vaksin untuk rotavirus pertama kali dikeluarkan pada 1998 oleh Wyeth di AS. Teruji efektif, vaksin tersebut hanya bertahan 1 tahun sebelum ditarik karena Wyeth menemukan risiko intususepsi/penyumbatan usus pada belasan ribu bayi.

Butuh 8 tahun bagi dunia hingga GSK dan Merck akhirnya memformulasikan vaksin oral rotavirus yang aman pada 2006, yaitu Rotarix dan RotaTeq.

Dengan efektivitas 37-96 persen, vaksin rotavirus direkomendasikan oleh WHO dan CDC untuk diberikan pada bayi agar mencegah kematian akibat diare. Tergantung merek GSK atau Merck, CDC menyarankan 2-3 dosis vaksin rotavirus untuk bayi di usia:

  • 1-2 bulan
  • 4 bulan
  • 6 bulan (untuk vaksin RotaTeq buatan Merck)

12. Gondongan

14 Penyakit Mematikan Ini Dikalahkan Vaksin, Masih Ingat?Anak yang menderita gondongan. commons.wikimedia.org

Gondongan/mumps disebabkan oleh infeksi virus dari genus Orthorubulavirus pada kelenjar ludah parotis, sehingga menyebabkan peradangan (parotitis) dan pembengkakan yang diikuti rasa sakit.

Amat menular, virus penyebab gondong dapat menyebar melalui droplet dari hidung, mulut, dan tenggorokan saat berbicara, bangkis, atau bersin dengan pasien (baik sebelum kelenjar ludah membengkak hingga lima hari setelah pembengkakan). Oleh karena itu, pasien diwajibkan untuk tetap di rumah.

Biasanya, masa inkubasi untuk gondongan adalah 7-25 hari. Selain pipi dan rahang yang membengkak akibat parotitis, gejala gondongan meliputi:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Kelelahan
  • Kehilangan nafsu makan

Jika tidak diobati segera, gondongan dapat menyebabkan komplikasi-komplikasi berikut:

  • Radang testis (orkitis) pada pria yang telah mencapai masa pubertas, menyebabkan penurunan ukuran testis (atrofi testis)
  • Radang ovarium (ooforitis) dan/atau jaringan payudara (mastitis)
  • Pankreatitis
  • Ensefalitis
  • Meningitis
  • Tuna rungu
14 Penyakit Mematikan Ini Dikalahkan Vaksin, Masih Ingat?Vaksin MMR untuk gondongan. rnz.co.nz

Eksperimen vaksin untuk gondongan dimulai di AS pada 1948 menggunakan virus yang dinonaktifkan. Akan tetapi, efektivitasnya berjangka pendek. Riset vaksin gondongan terus dilakukan hingga 1960an.

Pada 1963, Maurice Hilleman menggunakan sampel virus gondongan dari putrinya, Jeryl Lynn, dan dikembangkan dalam kultur embrio telur ayam. Namun, tidak efektif untuk manusia. Untungnya, penelitian Hilleman menjadi dasar dari rampungnya vaksin gondongan pada 1967.

Bersama dengan Rubella dan campak, gondongan juga ikut dimasukkan ke dalam program vaksin MMR pada 1971. Sejak 1998, CDC menyarankan suntikan dua dosis MMR untuk mencegah gondongan pada anak-anak, yang diberikan di usia:

  • 12-23 bulan
  • 4-6 tahun

13. Cacar air/Varicella

14 Penyakit Mematikan Ini Dikalahkan Vaksin, Masih Ingat?medicalnewstoday.com

Cacar air/chickenpox disebabkan oleh Human alphaherpesvirus 3 (HHV-3), yang umum dikenal sebagai varicella-zoster virus (VZV). Virus ini dapat menyebar dengan cepat, terutama untuk mereka yang belum pernah terkena cacar air atau tidak divaksin cacar sebelumnya. Konon, sekali terkena, maka tidak akan terkena cacar air lagi!

Masa inkubasi VZV adalah 10-21 hari. Cacar air mendapatkan namanya dari bintik merah di sekujur tubuh, hingga rongga mulut, yang kemudian berubah menjadi lepuh yang terasa gatal. Jangan dipecahkan atau digaruk, atau nanti jadi bopeng! Sebelum munculnya bintik, biasanya gejala yang mendahului meliputi:

  • Demam
  • Kelelahan
  • Kehilangan nafsu makan
  • Sakit kepala

Biasanya, anak akan melewatkan seminggu masa sekolah karena cacar air. Namun, cacar air berbahaya untuk anak-anak yang tidak divaksin, mereka dengan sistem imun lemah, hingga ibu hamil. Dapat menyebabkan kematian karena berkembang jadi "cacar ular" (shingles), komplikasi karena cacar meliputi:

  • Infeksi bakteri pada kulit dan jaringan lunak pada anak-anak
  • Pneumonia
  • Ensefalitis
  • Pendarahan
  • Sepsis
  • Dehidrasi
14 Penyakit Mematikan Ini Dikalahkan Vaksin, Masih Ingat?Vaksin cacar. bcfocus.com

Pada 1980an, vaksin untuk cacar air pertama dikembangkan di AS oleh Merck dari virus cacar yang dimasukkan ke dalam kultur sel embrio paru-paru manusia, lalu diperbanyak melalui kultur sel embrio guinea pig sebelum akhirnya diperbanyak melalui kultur sel diploid manusia.

Barulah pada 1995, vaksin untuk cacar air dengan virus cacar yang dilemahkan dapat diperbolehkan untuk masyarakat di AS. Selain itu, vaksin cacar air juga disertakan dalam vaksin MMR, menjadi vaksin MMRV. Karena yang sehat pun dapat tertular cacar air, CDC menyarankan vaksinasi cacar air pada anak sebanyak dua dosis di usia:

  • 12-23 bulan
  • 4-6 tahun

14. Difteri

14 Penyakit Mematikan Ini Dikalahkan Vaksin, Masih Ingat?healthand.com

Difteri adalah penyakit yang menyerang saluran pernapasan, disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae. Penyakit ini sudah diidentifikasi sejak 5 SM oleh "Bapak Kedokteran" asal Yunani, Hippokrates, dan penyebabnya ditemukan pada 1882 oleh ilmuwan Jerman-Swiss, Edwin Klebbs.

Menyebar antar manusia, C. diphtheriae menyebar melalui droplet dari bangkis dan bersin atau menyentuh luka pasien difteri. Butuh 2-5 hari untuk difteri agar menunjukkan gejala, yang meliputi:

  • Kelemahan
  • Sakit tenggorokan
  • Demam ringan
  • Pembengkakan daerah leher

C. diphtheriae memproduksi racun yang membunuh jaringan sehat pada saluran pernapasan, sehingga dalam 2-3 hari, muncul membran semu berwarna putih keabu-abuan yang menutupi lapisan hidung, tenggorokan, laring, dan tonsil, menyebabkan kesulitan bernapas dan menelan.

Seperti yang dikatakan sebelumnya, bakteri difteri dapat menginfeksi kulit sehingga menimbulkan luka. Untungnya, tidak ada komplikasi parah yang disebabkan oleh luka tersebut.

Racun C. diphtheriae juga berbahaya jika masuk ke peredaran darah dan menyebabkan radang otot jantung (miokarditis), gangguan saraf (polineuropati), gagal ginjal, hingga paralisis. Jika tidak ditangani, difteri dapat menyebabkan kematian.

14 Penyakit Mematikan Ini Dikalahkan Vaksin, Masih Ingat?Vaksin DTP, DTaP, dan TD. immunizationinfo.com

Pada 1923, percobaan vaksin untuk difteri pertama kali dikembangkan di Prancis dan Inggris, masing-masing oleh Gaston Ramon dan Alexander Thomas Glenny. Ramon mencoba untuk menonaktifkan C. diphtheriae dengan panas dan formalin.

Akan tetapi, vaksin tersebut tidak memicu reaksi antibodi yang diinginkan. Pada 1926 kemudian, Glenny menyempurnakan vaksin difteri dengan adjuvan berupa garam aluminium! Pada 1948, vaksin difteri kemudian disertakan dengan vaksin pertussis dan tetanus. Varian vaksin kombinasi difteri, tetanus, dan pertussis terbagi jadi tiga:

  • TD: berisi vaksin tetanus dan difteri
  • DTP: berisi vaksin difteri, tetanus, dan pertussis
  • DTaP: berisi vaksin difteri, tetanus, dan pertussis aseluler.

Pada 1974, WHO merekomendasikan vaksin DTP/DTaP untuk mencegah difteri. Per 2015, kasus difteri hanya berjumlah 4.500 dibandingkan dengan 100.000 pada 1980, dengan 84 persen populasi dunia telah divaksin DTP/DTaP. CDC juga merekomendasikan 5 dosis suntikan DTP/DTaP untuk anak di usia:

  • 1-2 bulan
  • 4 bulan
  • 6 bulan
  • 12-23 bulan
  • 4-6 tahun
14 Penyakit Mematikan Ini Dikalahkan Vaksin, Masih Ingat?Ilustrasi Vaksin (IDN Times/Arief Rahmat)

Itulah 14 penyakit mematikan yang dunia kalahkan dengan vaksin. Tidak diragukan lagi, vaksin memang memiliki peran besar dalam hidup manusia. Berkat vaksin, manusia tidak begitu takut dengan penyakit. Meskipun kerap mengundang kontroversi, vaksin tetap menjadi "senjata" utama manusia melawan penyakit dan kematian.

Kembali ke masa kini dengan pandemi COVID-19. Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir, manusia mencetak rekor dengan memproduksi vaksin dalam waktu kurang dari setahun! Jasa mereka patut dihargai. Caranya? Dengan menyertakan diri di vaksin. 

Memang, vaksin pun belum cukup. Pencegahan COVID-19 dimulai dari diri sendiri dengan menjaga kebersihan diri, sadar akan protokol kesehatan, dan menjaga gaya hidup sehat dengan olahraga rutin, konsumsi sehat, serta istirahat cukup! Ayo, hidup sehat, dan jangan takut dengan vaksin!

Baca Juga: 5 Fakta Sinovac, Kandidat Vaksin COVID-19 Pilihan Indonesia

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya