Mengenal 6 Fakta Unik Impossible Foods, “Daging” yang Bukan Sebenarnya

Sayangnya, belum hadir di Indonesia

Pada April 2019, restoran burger cepat saji di Amerika Serikat, Burger King, menjadi restoran cepat saji pertama berskala internasional yang menyediakan opsi untuk para pelanggannya yang vegetarian, yaitu dengan menyediakan burger berbasis protein nabati, Impossible Foods, yang diberi nama "Impossible Whopper".

"Daging" Impossible Foods adalah sweet revenge bagi para vegan yang ingin tetap mengonsumsi protein nabati layaknya protein hewani. Sayangnya, produk ini belum hadir di Indonesia.

Bagi kamu yang vegetarian atau bahkan omnivora, yuk, kenali burger ala-ala ini. Sebelumnya, mari kita melihat ulasan Impossible Whopper oleh reviewer makanan terkenal di YouTube, tidak lain dan tidak bukan, "TheReportOfTheWeek":

https://www.youtube.com/embed/O0bVTxRIWAM

1. Sejarah Impossible Foods

Mengenal 6 Fakta Unik Impossible Foods, “Daging” yang Bukan Sebenarnyaimpossiblefoods.com

Impossible Foods hadir pertama kali pada 2018. Namun, proses penggodokan idenya sudah dimulai sejak 2011. Bukan seorang juru masak atau ahli gizi, Impossible Foods diciptakan oleh seorang profesor biokimia asal Stanford University, Patrick O. Brown.

Saat itu, Patrick memikirkan satu ide cemerlang:

"Daripada memaksa orang menjadi vegetarian, mengapa tidak ciptakan burger yang lebih enak daripada burger daging?"

Lagipula, Patrick mengatakan bahwa peternakan intensif adalah biang kerok permasalahan lingkungan global.

Untuk menciptakan Impossible Foods, Patrick mengaku tidak merekrut juru masak. Ia hanya menciptakan tim yang terdiri dari berbagai peneliti dan ilmuwan untuk meramu komposisi "burger hijau" yang sempurna.

Mulai dari struktur molekulnya, Patrick bersama tim memikirkan elemen mulai dari rasa hingga tekstur. Dengan tekstur yang kaya protein nabati, Patrick dan tim berhasil menciptakan rasa yang tidak kalah sedapnya dengan burger daging.

2. Rahasia keenakan Impossible Foods

Mengenal 6 Fakta Unik Impossible Foods, “Daging” yang Bukan Sebenarnyabloomberg.com

Seperti yang diceritakan oleh Patrick, ia dan tim memulai penelitian dari struktur terdasar dari suatu makanan: struktur molekul. Untuk menciptakan burger yang seenak daging asli, ia perlu mencari tahu apa yang membuat daging asli terasa sedap di lidah.

Setelah enam tahun mencari, penelitian mereka membuahkan hasil. Pada daging asli, terdapat molekul heme. Molekul ini juga terdapat di hemoglobin (yang memberi rasa "besi" pada darah) dan merupakan komponen yang mengubah kalori menjadi energi.

Mari simak tur ke pabrik Impossible Foods di San Francisco:

https://www.youtube.com/embed/6fGEggkj02g

Daging manusia pun memiliki heme. Saking banyaknya, kandungan heme pada manusia setara dengan 300 Impossible Foods. Saat mengolah daging hewan, molekul heme pada daginglah yang menambahkan rasa khas daging yang familiar di lidah kita.

Ternyata, heme juga terdapat pada tanaman. Masalahnya, heme pada tanaman itu beragam, sehingga Patrick dan tim harus menemukan yang paling mirip dengan heme daging.

Mereka menemukan bahwa heme pada akar polong adalah yang paling mirip dengan heme daging. Jadi, mereka menambahkannya pada Impossible Foods dan voila, jadilah Impossible Foods yang seenak daging asli!

3. Apakah aman dikonsumsi?

Mengenal 6 Fakta Unik Impossible Foods, “Daging” yang Bukan Sebenarnyalivekindly.co

Sama seperti di Indonesia, di Amerika Serikat, sebelum makanan atau obat diizinkan untuk beredar di masyarakat, mereka harus melewati seleksi Food and Drugs Administration (FDA). Patrick mengungkapkan bahwa FDA adalah halangan yang paling ditakuti saat itu.

Pada 2018, Impossible Foods mendapat sertifikasi Kosher dan Halal.

FDA telah mengobrak-abrik Impossible Foods sehingga Patrick dan tim menjadi sedikit pesimis "burger hijau"nya akan diluluskan dari penilaian FDA. Namun, Dewi Fortuna berpihak pada Patrick. Pada 2018, FDA meluluskan Impossible Foods dalam kategori "Generally Recognized as Safe" (GRaS).

Tidak sampai di situ, ternyata pigmen merah heme pada Impossible Foods harus didaftarkan sebagai zat pewarna. Hal itu menjadi rintangan terakhir Patrick dan tim sebelum memasarkan produk mereka. Setelah membuat petisi setebal 1.000 halaman tentang keamanan Impossible Foods, FDA menyetujui Impossible Foods untuk boleh beredar mulai September 2019. 

Baca Juga: Solusi Ramah Lingkungan, 6 Bahan Makanan Ini Bisa Diolah Jadi Plastik

4. Tujuan di balik Impossible Foods

Mengenal 6 Fakta Unik Impossible Foods, “Daging” yang Bukan Sebenarnyabusinessinsider.com

Saat ditanyakan apakah Patrick menciptakan Impossible Foods untuk keuntungan dompet atau menyelamatkan dunia, ia menjawab "keduanya."

Seperti yang dijabarkan sebelumnya, Patrick menganggap bahwa peternakan intensif hewan yang akan diolah menjadi makanan adalah biang kerok masalah lingkungan global yang menimbulkan emisi gas rumah kaca, pengadaan lahan yang besar, dan memicu kepunahan spesies yang dirampas habitatnya.

Oleh karena itu, Patrick menciptakan Impossible Foods. Layaknya burger biasa, Impossible Foods mengandung kandungan kalori yang sama. Bedanya adalah, Impossible Foods tidak mengandung kolesterol dan tidak merusak lingkungan.

Untuk tujuan ke depannya, Patrick ingin Impossible Foods bukan hanya produk burger, melainkan produk daging utuh seperti steak. Sang ahli biokimia memperkirakan hal tersebut akan mengguncang industri daging.

5. Apakah Impossible Foods enak?

Mengenal 6 Fakta Unik Impossible Foods, “Daging” yang Bukan Sebenarnyaonezero.medium.com

Inilah pertanyaan sebenarnya yang dicari oleh para pelanggan. Apakah dengan mengganti protein hewani menjadi nabati, daging burger akan tetap enak?

Beberapa orang yang mencoba Impossible Foods hampir tidak menyangka kalau "burger hijau" ini mengandung 0 persen daging. Mereka yang vegetarian hampir salah kira dan tidak mau memakannya.

Saat pertama kali dipertunjukkan di pameran CES 2019, Impossible Foods langsung menarik perhatian dunia. Setelah dicoba oleh para ahli dari seluruh dunia, mereka memuji Patrick dan tim yang berhasil menciptakan "daging" yang mencuri identitas daging asli namun tanpa membawa keburukannya.

Di sisi lain, beberapa penyuka daging mengatakan bahwa Impossible Foods tidak segurih burger daging asli dan walaupun mereka melakukan blindfold test, mereka dapat segera mengetahui perbedaannya. Namun, dari segi pengalaman, Impossible Foods adalah makanan yang layak dicoba sebagai pengganti daging.

6. Impossible Foods 2.0

Mengenal 6 Fakta Unik Impossible Foods, “Daging” yang Bukan Sebenarnyatomsguide.com

Sejauh ini, Impossible Foods telah memasuki tahap perkembangan yang kedua. Setelah dicoba oleh beberapa ahli, mereka mengatakan bahwa Impossible Foods 2.0 memiliki tekstur dan rasa yang mendekati daging asli.

Versi pertama dari Impossible Foods menggunakan protein gandum sebagai pengikat heme. Namun, masalah terbesar burger versi pertama tersebut adalah tekstur dan zat perekat. Impossible Foods 1.0 gampang hancur sehingga susah dibentuk, dan protein gandum berarti burger mengandung zat perekat yang tidak sepenuhnya aman bagi para vegetarian.

Untuk mengatasi masalah tersebut, Patrick dan tim mengubah resep Impossible Foods dari protein gandum menjadi protein kedelai yang biasa ditemukan pada tempe.

Apakah ke depan akan ada versi 3.0? Patrick tidak menutup kemungkinan tersebut, seraya menambahkan bahwa mungkin versi 3.0 akan menjadi lebih murah.

Demikianlah cerita Impossible Foods. Tertarik untuk mencoba?

Baca Juga: Dianggap Lebih Sehat dan Ramah Lingkungan, Apa Itu Impossible Burger? 

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya