Sejarah 7 Kelompok Kecil yang Menang Lawan Pasukan Besar

Jumlah tidak menentukan hasil!

Siapa yang tidak tahu kisah Daud melawan Goliat? Meskipun mungil, nyatanya Daud tidak takut melihat Goliat yang berbadan besar.

Hasilnya, Goliat pun tumbang oleh Daud! Hal tersebut menunjukkan kalau ukuran atau jumlah yang kecil tidak berarti harus ciut dan kalah melawan jumlah atau lawan yang besar.

Hal tersebut pun ternyata pernah dibuktikan dalam peperangan. Tidak jarang di satu waktu, negara kecil harus mempertahankan wilayah mereka dengan pasukan yang minim juga. Surprise! Mereka berhasil bertahan! Inilah 14 pasukan kecil yang berhasil "unjuk gigi" melawan pasukan yang lebih besar dari mereka. Kuncinya? Jangan minder!

1. Perang Musim Dingin (November 1939 - Maret 1940)

Sejarah 7 Kelompok Kecil yang Menang Lawan Pasukan BesarPasukan Finlandia bersembunyi sambil menyiapkan senapan mesin. commons.wikimedia.org

Pada 30 November 1939, Tentara Merah Uni Soviet mengalihkan fokusnya ke Finlandia. Berbekal dengan hampir 1 juta tentara dengan persenjataan ringan dan beratnya, Tentara Merah berangkat dari Distrik Petrograd (sekarang St. Petersburg) ke arah utara untuk mendorong perbatasan Uni Soviet-Finlandia.

Melihat jumlahnya dan rekam jejak Uni Soviet, mungkin kamu berpikir kalau sudah pasti Uni Soviet yang menang. Ternyata, Finlandia, berbekal bahkan kurang dari 400.000 tentara tidak menyerah! Saat Tentara Merah bermaksud menggempur perbatasan timur Finlandia, hutan lebat dan suhu dingin menghadang. Hal tersebut memperlambat gerakan Tentara Merah.

Memanfaatkan lingkungan dan kelambatan Tentara Merah, pasukan Finlandia memiliki taktik bernama Motti (yang sebenarnya adalah pengukuran untuk kayu). Misalkan tentara Finlandia menghadapi barisan tank Uni Soviet di jalur hutan tersebut, mereka akan menghancurkan tank terdepan dan terbelakang, sehingga menjebak banyak tank di tengah. 

Dengan keadaan Tentara Merah yang luntang-lantung, Pasukan Finlandia berhasil melancarkan Motti dan "mengantongi" Tentara Merah. Hasilnya, Finlandia hanya kehilangan sekitar 25.000 tentara, sementara Uni Soviet kehilangan lebih dari 167.000!

2. Perang Yunani-Italia (Oktober 1940 - April 1941)

Sejarah 7 Kelompok Kecil yang Menang Lawan Pasukan BesarPasukan Yunani bersiap untuk menghadang pasukan Italia. waralbum.ru

Hubungan Yunani dan Italia memang renggang, dan di masa Perang Dunia II (PD2), itulah klimaksnya. Perdana Menteri Italia, Benito Mussolini, melancarkan serangan ke perbatasan Yunani pada Oktober 1940. Ukuran pasukan Italia membengkak jadi lebih dari 500.000 tentara. Yunani? Sekitar 200.000, hampir 300.000.

Namun, setelah lima bulan, malah tentara Italia yang mundur! Kenapa? Banyak faktornya. Dari miskomunikasi tentara Italia dengan salah satu bawahan Mussolini, hingga medan pegunungan dan cuaca yang tidak mendukung! Karena Yunani sudah "akrab" dengan cuaca dan medan tersebut, tidak sulit bagi mereka mengenyahkan pasukan Italia.

Selain itu, Mussolini, yang juga dijuluki Il Duce, memang punya kebiasaan buruk melancarkan rencana tanpa perundingan yang matang. Mengirimkan pasukan Italia dengan persiapan minim, mereka pun kalah dengan pasukan Yunani dengan jumlah sedikit dan teknologi minim!

3. Pertempuran Bukut Vitkov (Juni-Juli 1420)

Sejarah 7 Kelompok Kecil yang Menang Lawan Pasukan BesarKeadaan pasca Pertempuran Bukit Vitkov, Alphonse Mucha. commons.wikimedia.org

Pertempuran Bukit Vitkov adalah bukti kalau pasukan minim pun bisa menaklukkan pasukan banyak! Semua dimulai pada April 1420. Saat itu, Paus Martinus V menyatakan "Perang Salib" terhadap Husite, kaum Nasrani pengikut aliran John Hus di Bohemia (sekarang Republik Ceko) yang dianggap sesat!

Pada Juli 1420, sekitar 8.000 ksatria yang dipimpin oleh Kaisar Romawi Suci Sigismund mencapai Tembok Praha untuk menyerang Bukit Vitkov. Ternyata, kedatangan mereka diantisipasi oleh 80 tentara, seperseratus dari jumlah para ksatria! Mengejutkannya, jumlah mini yang dipimpin John Zizka lah yang menang! Kok bisa?

Selain dibantu oleh penduduk lokal, 80 tentara ini mendesak para ksatria ke medan tebing yang curam. Kepanikan pun melanda para ksatria, dan melarikan diri! Sesudahnya, baru pasukan bantuan tiba untuk mengamankan wilayah tersebut.

Pertempuran ini menjadi "pembuka" Perang Husite (1419-1434), sekaligus cikal bakal lahirnya Gereja Moravia pada 1457 serta Reformasi Protestan pada 1517-1648.

Baca Juga: 7 Fakta Sejarah Ini Susah Dipercaya karena Terlalu Unik

4. Pertempuran Tannenberg (26–30 Agustus 1914)

Sejarah 7 Kelompok Kecil yang Menang Lawan Pasukan BesarTentara Rusia yang jadi tawanan perang setelah Pertempuran Tannenberg. commons.wikimedia.org

Meletusnya Perang Dunia I (PD1) membuat negara besar berlomba-lomba menduduki negeri-negeri kecil. Salah satunya adalah Kekaisaran Rusia yang dipimpin Tsar Nikolas II yang bermaksud menduduki wilayah Prusia Timur milik Kekaisaran Jerman (sekarang Polandia).

Jadi, pada Agustus 1914, sebanyak 150.000 tentara Kekaisaran Jerman harus bertahan melawan Kekaisaran Rusia yang melancarkan sekitar 230.000! Dan, benar saja, pertama-tama, Rusia memang mendesak Jerman. Semua berubah saat Jerman "menguping" diskusi strategi Rusia dan langsung gantian menggempur mereka!

Mundurnya Kekaisaran Rusia diikuti dengan kekalahan yang brutal. Jika Jerman hanya kehilangan 20.000, makan Rusia kehilangan hampir 200.000! Diyakini, kekalahan ini adalah salah satu yang paling menyakitkan dalam sejarah Rusia. Saking menyakitkannya, Jenderal Rusia yang terlibat, Aleksander Samsonov, sampai bunuh diri karena depresi.

5. Perang Rusia-Jepang (Februari 1904 - September 1905)

Sejarah 7 Kelompok Kecil yang Menang Lawan Pasukan BesarPropaganda Jepang yang menghina Rusia oleh mahasiswa Universitas Keio. commons.wikimedia.org

Pada tahun 1867, Keshogunan Tokugawa berakhir dan, setelah perang singkat, Restorasi Meiji pun dimulai, menempatkan kembali Kaisar sebagai kekuatan tertinggi di Jepang sejak tahun 1868. Sekali lagi bersatu dalam satu kesatuan, Jepang mengarahkan pandangannya pada modernisasi yang cepat.

Belajar dari aksi pendudukan Jepang yang gagal sebelumnya, pemerintahan Kaisar Meiji (明治天皇) menggunakan kekayaannya untuk mengembangkan kemampuan militernya dengan mendatangkan tenaga ahli dari Jerman dan Prancis. Menyelam sambil minum air, Jepang terus menggencarkan serangan ke Barat sambil mencoba menduduki Korea lagi.

Pada Februari 1904, Jepang memulai serangan dengan meledakkan kapal Rusia di Pelabuhan Arthur tanpa pernyataan resmi. Berbekal 1,2 juta tentara, Jepang menghadapi Kekaisaran Rusia yang dipimpin oleh Tsar Nikolas II, dengan jumlah hampir 1,4 juta!

Selama setahun, Jepang keluar sebagai pemenang, dan memaksa Rusia menandatangani Perjanjian Portsmouth. Kemenangan Jepang mengejutkan dunia karena mereka dianggap masih "baru" di dunia perang dan bisa mengalahkan tentara Kekaisaran Rusia yang notabene lebih maju!

6. Perang Boer Ke-2 (October 1899 – Mei 1902)

Sejarah 7 Kelompok Kecil yang Menang Lawan Pasukan BesarTentara Boer di Perang Boer Ke-2 dengan Britania Raya. commons.wikimedia.org

Militer Britania Raya mengenang 10-17 Desember sebagai "Minggu Hitam" untuk memperingati kekalahan besar dalam Perang Boer Ke-2. Pada tahun 1899, Britania Raya memang berperang melawan Republik Boer Transvaal dan Negara Bebas Oranje (sekarang Afrika Selatan). Memang, Inggris menang pada akhirnya, namun kenapa mereka bisa trauma?

Mengira perang ini akan berakhir singkat, Britania Raya bahkan mengirimkan beberapa botol champagne dan meremehkan Republik Boer dan Negara Bebas Oranje. Mengejutkannya, ternyata tiga pertempuran pertama (Stormberg, Magersfontein, dan Colenso) malah dimenangkan oleh Republik Boer dan Negara Bebas Oranje!

Dalam tiga pertempuran yang berjalan dalam seminggu tersebut (10-17 Desember), sebanyak 2.276 dari lebih dari 33.000 tentara Britania Raya tewas, hilang, atau tertangkap. Dengan jumlah yang kecil (sekitar 15.300 tentara) dan persenjataan yang tidak begitu memadai, Republik Boer dan Negara Bebas Oranje memanfaatkan medan dan taktik gerilya, sehingga hanya kehilangan sedikit.

7. Pertempuran Julu (207 SM)

Sejarah 7 Kelompok Kecil yang Menang Lawan Pasukan BesarIlustrasi: Xiang Yu memimpin tentara pemberontak menggempur pasukan Qin. pinterest.com

Pertempuran Julu adalah bagian dari konflik antara para pemberontak Tiongkok dan Dinasti Kekaisaran Qin yang memerintah saat itu. Dengan 200.000 - 300.000 tentara, pasukan Qin bergegas untuk membasmi para pemberontak dari Chu yang hanya berjumlah 140.000 saja.

Awalnya, Qin yang dipimpin oleh Zhang Han (章邯) memang terlihat akan menang karena berhasil menaklukkan para pemberontak. Namun pemimpin faksi pemberontak Zhao, Zhao Xie (趙歇), meminta bantuan dari Raja Huai II dari Chu. Raja Huai II mengirim dua pasukan yang dikepalai oleh Xiang Yu (項羽) untuk membantu Zhao.

Berkat taktik Xiang Yu, pasukan pemberontak menghancurkan persediaan, transportasi, dan logistik musuh, pasukan Qin pun menderita kekalahan hebat. Bahkan, pasukan Qin pun ada yang ditangkap dan dikubur hidup-hidup! Tidak lama setelah kekalahan tersebut, Dinasti Qin digantikan oleh Dinasti Han.

Sejarah 7 Kelompok Kecil yang Menang Lawan Pasukan Besarunsplash.com/ Chuanchai Pundej

Itulah kisah-kisah nyata dalam peperangan di mana 7 pasukan yang berjumlah minim berhasil mengalahkan lawan-lawan mereka yang notabene memiliki pasukan yang berjumlah banyak dan persenjataan yang lengkap.

Kuncinya, mereka tidak menyerah dan mereka mau berjuang meskipun ganjarannya kematian! Memang, perangnya tidak patut ditiru, tetapi semangat juangnya? Patut kamu terapkan dalam kehidupan sehari!

Baca Juga: 10 Bajak Laut Legendaris dalam Sejarah, Jadi Bagian Budaya Populer

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono

Berita Terkini Lainnya