12 Sejarah Gulag, Sistem Kamp Kerja Paksa Diktator Rusia

Adolf Hitler pun terinspirasi dengan sistem kamp gulag ini

Sejak penerbitan The Gulag Archipelago karya Aleksandr Solzhenitsyn dan ungkapannya tentang jaringan kamp penjara di Uni Soviet, gulag merupakan kamp kerja paksa bagi para tahanan politik. Gulag bukanlah sebuah kata — ini adalah singkatan dari Glavnoye Upravleniye Ispravitelno-Trudovykh Lagerey, yang berarti Kepala Administrasi Kamp Kerja Paksa dalam bahasa Rusia. 

Selain itu, kamp kerja paksa ini sangat penting bagi ekonomi Soviet. Gulag pun menjadi salah satu organisasi paling kuat di Uni Soviet, yang menguasai real estat, pekerja budak, dan proyek industri. Terlepas dari pentingnya itu, Gulag Soviet menyimpan banyak tragedi — ketidakefisienannya yang brutal, dan asal muasal kebijakannya yang mengerikan. Nah, berikut ini kisahnya. 

1. Gulag adalah ekstensi NKVD 

12 Sejarah Gulag, Sistem Kamp Kerja Paksa Diktator RusiaNKVD (Komisariat Rakyat untuk Urusan Dalam Negeri) Uni Soviet. (timenote.info)

Gulag dijalankan oleh NKVD (Komisariat Rakyat untuk Urusan Dalam Negeri) — pendahulu KGB. Polisi rahasia ini bertanggung jawab terkait teror politik di kamp — hukuman, kerja paksa, dan likuidasi. Seperti yang dijelaskan oleh Fyodor Vasilevich Mochulsky, mantan mandor kamp yang saat itu menjadi ​​anggota baru penjaga Gulag, akhirnya mengetahui bahwa atasan mereka adalah NKVD. Sebagian besar NKVD beroperasi di luar hukum. Mereka bisa melakukan apa saja yang mereka inginkan, tanpa konsekuensi. 

Ekonom Paul Gregory mencatat, Gulag menjadi bagian dari Kementerian Dalam Negeri Uni Soviet. Kementerian beroperasi di bawah beberapa nama antara tahun 1917 dan 1953 — Cheka, OGPU, NKVD (mulai tahun 1934) dan terakhir MVD hingga dipecah menjadi dua badan. MVD bertanggung jawab atas fasilitas kriminal dan KGB menjadi badan resmi polisi politik. Sepanjang periode ini, Gulag dioperasikan oleh berbagai pemerintahan tersebut sebagai bagian dari pengawasan dan penindasan besar-besaran Uni Soviet terhadap warganya sendiri. 

2. Para Tsar sudah lebih dahulu menggunakan sistem Gulag

12 Sejarah Gulag, Sistem Kamp Kerja Paksa Diktator RusiaPotret lukisan Tsar Peter I dari Rusia yang disimpan di State Hermitage Museum, St Petersburg, Rusia. (fineartamerica.com)

Kaum Bolshevik yang mengambil alih Rusia setelah Revolusi Oktober dan Perang Sipil sangat antusias dengan kamp kerja paksa di Rusia. Para tsar pun sudah menggunakan sistem yang sangat mirip dengan Gulag sebelum kamp tersebut ada. Seperti yang dicatat oleh sejarawan Sarah Badcock dan Judith Pallot, mengasingkan tahanan ke hutan belantara sudah menjadi ciri hukuman Rusia sejak abad ke-16.

Tsar Peter I lebih dulu melembagakan sistem kerja hukuman, yang dikenal sebagai katorga pada tahun 1696. Sistem ini mirip dengan sistem Gulag: mengangkut penjahat dalam jumlah besar ke kamp penjara terpencil, biasanya di Siberia. Para tahanan dipaksa untuk bekerja berat, biasanya di pertambangan dan penebangan. 

Sistem ini menjadikan kamp kerja paksa sebagai bagian yang diterima dan akrab dari kehidupan Rusia. Hingga Gulag mampu untuk mengambil alih infrastruktur yang ada dan terus menjalankannya seperti yang dilakukan pendahulunya selama berabad-abad — dan kemudian mengembangkannya.

Gulag memang membawa efisiensi baru yang brutal ke sistem tersebut. Seperti yang dijelaskan Badcock dan Pallot, pemerintah kekaisaran memperlakukan para tahanan tidak manusia, lebih dari 50 persen narapidana di kamp terpaksa tidak bekerja karena masalah kesehatan dan kekurangan nutrisi.

3. Terdapat dua sistem kamp

12 Sejarah Gulag, Sistem Kamp Kerja Paksa Diktator RusiaPada tahun 1939, selain kamp GULAG, Direktorat Tahanan Perang dan Kamp Interniran - disingkat GUPVI - didirikan. (oroktel.hu)

Setelah menjadi rahasia umum selama beberapa dekade, sistem penjara yang diawasi oleh Gulag identik dengan kerja paksa dan kediktatoran ketika dipublikasikan ke dunia oleh Aleksandr Solzhenitsyn dengan diterbitkannya The Gulag Archipelago tahun 1973. Saat ini kata "gulag" digunakan sebagai istilah umum untuk penjara politik yang kejam. Tetapi sistem yang dikelola oleh Gulag di Uni Soviet bukanlah satu-satunya jaringan kamp penjara yang dikelola oleh Rusia. Sebenarnya ada sistem kedua — Glavnoje Upravlenyije po gyelam Vojennoplennih i Internyirovannih (GUPVI). 

Seperti yang ditulis sejarawan Andrew H. Beattie, GUPVI identik dengan sistem Gulag (banyak pemimpinnya berasal dari Gulag). Perbedaan utamanya adalah GUPVI menangani tawanan perang yang diminta untuk kerja paksa, sedangkan Gulag menangani tahanan politik dan penjahat biasa. Seperti yang dicatat Gulag-Online, perbedaan lainnya adalah tahanan di kamp Gupvi sedikit. Sistem Gupvi awalnya menahan tentara yang ditangkap selama Perang Dunia II, lalu menahan jutaan warga sipil yang ditangkap selama pertempuran. Beberapa tahanan yang dikirim ke sistem Gupvi diadili karena kejahatan politik, dan akhirnya dipindahkan ke kamp yang dikelola Gulag.

4. Mantan tahanan yang bekerja di kamp dan menjadi pencetus kekejaman bagi para tahanan

12 Sejarah Gulag, Sistem Kamp Kerja Paksa Diktator RusiaMantan tahanan, Naftaly Frenkel berhasil menggunakan kamp penjara untuk kepentingan Uni Soviet. (rbth.com).

Pencetus utama kebrutalan di kamp-kamp ini dulunya adalah seorang tahanan. Seperti yang ditulis sejarawan Anne Applebaum, Naftaly Frenkel adalah seorang tahanan di sistem Gulag pada masa-masa awal tahun 1920-an. Menurut Meduza, Frenkel pernah bekerja untuk OGPU, lembaga pemerintah yang awalnya mendirikan sistem Gulag, namun ditangkap karena penipuan dan dijatuhi hukuman mati. Akan tetapi, hukumannya diubah menjadi pengasingan di kamp kerja paksa.

Dia adalah seorang narapidana teladan, dan perilakunya yang baik membuat para penjaga memperlakukannya sebagai otoritas di antara para narapidana lainnya. Dia pun dibebaskan dan dipekerjakan sebagai penjaga lalu menjadi pengawas kamp setelah menjalani hukuman jangka pendek sebagai tahanan. 

Frenkel menulis serangkaian proposal saat menjadi tahanan. Dokumen-dokumen ini berisi saran untuk membuat kamp penjara lebih brutal dan efisien. Banyak dari rekomendasinya diadopsi — yang paling terkenal adalah jatah makanan, di mana hanya tahanan produktif yang diberi makan. Frenkel berpendapat bahwa sistem ini akan memusnahkan pekerja yang lebih lemah dan menghemat biaya makanan — dan itu hanyalah salah satu dari banyaknya peraturan Frenkel yang membuat kamp-kamp itu lebih mengerikan daripada sebelumnya. 

5. Sistem Gulag yang terstandarisasi di bawah kepemimpinan diktator

https://www.youtube.com/embed/FbTwOHMp0ps

Lavrentiy Beria adalah diktator dan predator seksual. Dia juga orang yang mengubah sistem Gulag menjadi mekanisme teror dan efisien di Soviet Rusia. Seperti yang ditulis The Atlantic, Beria adalah seorang maniak. Dia memerintahkan eksekusi puluhan ribu orang, menahan wanita dan dibawa ke rumahnya, di mana dia melakukan pelecehan seksual terhadap mereka dan kemudian mengancam mereka untuk menyetujui bahwa pertemuan itu atas dasar suka sama suka. Meskipun begitu, Beria adalah administrator yang profesional.

Sejarawan Christopher Joyce mencatat bahwa di bawah kepemimpinan Beria, sistem Gulag menjadi lebih terstandarisasi, dan para penjaga serta staf lainnya memiliki standar hidup yang tercukupi. Beria mengkonsolidasikan kendalinya atas NKVD dan mengubah kamp kerja paksa menjadi sumber tenaga kerja budak yang efisien dan juga kekuatan ekonomi. Sistem Gulag yang dibuatnya menjadi mesin kematian yang digunakan Stalin untuk mengontrol negaranya. 

6. Gulag menjadi kekuatan ekonomi Soviet

12 Sejarah Gulag, Sistem Kamp Kerja Paksa Diktator RusiaKamp penjara Soviet:Kovacheva dipenjarakan di gulag Vorkuta, sebuah kamp yang didirikan oleh Stalin dan menampung puluhan ribu narapidana. (dailymail.co.uk)

Seperti yang ditulis sejarawan Michael P. Gallen, sistem Gulag diubah menjadi bisnis buruh perbudakan pada tahun 1929 ketika pemerintah Soviet mengeluarkan undang-undang untuk memindahkan setiap tahanan dengan hukuman lebih dari tiga tahun ke kamp. Menurut National Park Service, akibatnya populasi tahanan di bawah Gulag tumbuh dari 179.000 pada tahun 1929 menjadi hampir 2,5 juta pada tahun 1953. Diperkirakan sekitar 15 persen dari seluruh populasi Uni Soviet dikuburkan di kamp Gulag. 

Semua narapidana itu menjadi sumber tenaga kerja gratis. Seperti yang dijelaskan oleh Foundation for Economic Education, Soviet memodernisasi dan mengindustrialisasi "Rencana Lima Tahun" dengan menyerukan kuota pekerja dalam industri padat karya seperti penebangan dan pertambangan. Karena Gulag dapat menyediakan puluhan ribu pekerja dengan gratis, Gulag pun menjadi dominan di industri ini. Tidak ada bisnis atau perusahaan pemerintah yang dijalankan secara sah yang dapat bersaing dengan tenaga kerja gratis. 

Baca Juga: 10 Fakta Tsar Bomba, Bom Nuklir Terbesar Sepanjang Sejarah

7. Gulag tidak kompeten

12 Sejarah Gulag, Sistem Kamp Kerja Paksa Diktator RusiaProyek konstruksi terbesar di Uni Soviet—Kanal Laut-Baltik Putih, 1933. (rbth.com)

Karena memasok ribuan pekerja, Gulag ditugaskan untuk beberapa proyek pembangunan yang sangat besar. Dan karena tenaga kerja itu gratis, para tahanan tidak memiliki pengalaman atau pemahaman umum dalam pekerjaan mereka, yang terjadi justru sebaliknya.  

Dilansir laman History, para tahanan yang bekerja pada proyek-proyek besar ini, seperti Terusan Laut Putih-Baltik, sering kali menggunakan peralatan yang tidak tepat atau sudah usang, serta tidak tahu cara mengoperasikannya. Terkadang mereka dipaksa bekerja dengan tangan kosong. Proyek-proyek ini juga dirancang dengan buruk, karena kurangnya pekerja terampil.

8. Hitler terinspirasi dengan sistem Gulag

12 Sejarah Gulag, Sistem Kamp Kerja Paksa Diktator RusiaAdolf Hitler (theglobepost.com)

Seperti yang dicatat The New Yorker, Hitler sangat terinspirasi oleh organisasi dan struktur sistem Gulag. Soviet berusaha merahasiakan detail kamp tersebut, ​​tetapi sayangnya, dunia tahu keberadaan mereka. Pada tahun 1921, Hitler menulis artikel bahwa kamp serupa dapat digunakan untuk menghentikan "korupsi" Yahudi di Jerman, dan pembangunan kamp semacam itu menjadi poin khusus dalam pidatonya. 

Jerman tidak saja mengambil inspirasi dari Gulag — sebelum invasi Jerman ke Rusia pada tahun 1942, Gulag dan Gestapo bekerja sama. Seperti dicatat oleh Euromaidan Press, para pembangkang politik yang melarikan diri dari Jerman ke Rusia, dikirim ke kamp-kamp yang dikelola Gulag. Perbedaannya adalah kamp konsentrasi Jerman dirancang secara eksplisit untuk mengeksekusi sejumlah besar orang untuk menghancurkan seluruh ras — kerja paksa adalah keuntungan sekunder. Berbeda dengan Gulag, kerja paksa adalah poin utama dari sistem Gulag. 

9. Gulag semacam kerajaan bayangan

12 Sejarah Gulag, Sistem Kamp Kerja Paksa Diktator RusiaPeta kamp konsentrasi sistem gulag di Soviet. (bostonraremaps.com)

Pada puncaknya, Gulag adalah salah satu badan pemerintah paling kuat dan berpengaruh di Soviet Rusia. Sebagaimana dicatat oleh sejarawan Edwin Bacon, Gulag memiliki tanggung jawab yang sama sebagai pemerintah. Ia harus menampung dan memberi makan "warganya", memberi mereka tempat berlindung, perawatan kesehatan, dan bahkan keamanan. Di luar kamp, ​​pemerintah Soviet harus menyediakan layanan ini. Di dalam kamp, semua ​​terserah administrasi Gulag.

Ini berarti, orang-orang yang menjalankan sistem Gulag harus menjalankan kekuatan otokratis mereka. Alih-alih membayar upeti dalam bentuk pajak atau hasil panen, para petinggi Gulag justru memberikan pasokan tenaga kerja budak yang tak ada habisnya. Tapi selama mereka bisa menjaga pasokan budak tetap mengalir, mereka memiliki kekuatan dalam bagian sistem mereka.

10. Komandan kamp yang mengeksekusi ribuan tahanan

12 Sejarah Gulag, Sistem Kamp Kerja Paksa Diktator RusiaPemakaman para korban Gulag di Vorkuta, di Far North Rusia. (theatlantic.com/Tom Balmforth)

Tidak seperti kamp konsentrasi Nazi, tujuan utama kamp yang dijalankan oleh Gulag bukanlah genosida atau kematian massal — melainkan kerja paksa. Diakui secara luas bahwa narapidana yang lemah akan mati dengan cepat di kamp brutal ini, tetapi para narapidana juga dianggap sebagai aset penting.

Namun seperti yang ditunjukkan oleh sejarawan Michael P. Gallen, pejabat Gulag yang bertanggung jawab atas kamp sering menyia-nyiakan sumber daya ini — dengan mengeksekusi banyak tahanan. Kebanyakan eksekusi ini diperintahkan oleh pengadilan, ribuan tahanan yang bisa berkontribusi dengan tenaga dan keahlian mereka dibunuh begitu saja. 

Hal ini juga diperburuk oleh kondisi di kamp, ​​membuat lebih banyak narapidana meninggal. Faktanya, perkiraan akurat tentang berapa banyak tahanan yang tewas di kamp sulit diketahui kebenarannya, karena komandan kamp memalsukan catatan karena mereka takut ditangkap akibat ketidakbecusan mereka. 

11. Sistem Gulag merupakan ajang korupsi

12 Sejarah Gulag, Sistem Kamp Kerja Paksa Diktator RusiaSekelompok tahanan yang bekerja di lokasi konstruksi. (rbth.com/The State Museum of the South Ural History)

Sistem Gulag dijalankan seperti layaknya perusahaan, komandan kamp diberi kuota untuk menyiapkan jumlah tahanan yang dapat mereka pekerjakan. Namun, tidak seperti seorang eksekutif di perusahaan, mereka tidak mendapatkan bonus jika dapat melebihi kuota tersebut — dan jika gagal memenuhi kuota tersebut, mereka ditangkap dan dikirim ke kamp mereka sendiri, atau lebih buruk lagi. 

Seperti yang dijelaskan ekonom Thayer Watkins dalam buku klasik Aleksandr Solzhenitsyn The Gulag Archipelago, ia menceritakan kisah Vasily Vlasov. Vlasov mengawasi penebangan kayu di salah satu kamp. Karena krunya tidak dapat memenuhi kuota, dia pun memalsukan laporannya, mengaku bahwa mereka menebang lebih banyak pohon daripada yang diminta.

Faktanya, para tahanan dan pejabat membuat skema palsu agar mendapatkan cukup makanan dan persediaan lainnya untuk bertahan hidup. Alhasil, pasokan tenaga kerja gratis yang dipasok oleh sistem Gulag tidak membantu ekonomi Soviet, karena sebagian besar keuntungan yang diperoleh dari kerja paksa hanya ada dalam laporan fiktif. 

12. Sering terjadi penangkapan karena kekurangan tenaga kerja

12 Sejarah Gulag, Sistem Kamp Kerja Paksa Diktator RusiaPara tahanan Gulag Soviet. (listverse.com)

Tujuan sebenarnya dari Gulag bukanlah untuk menghukum penjahat atau bahkan memadamkan perlawanan politik, tetapi untuk memasok tenaga kerja gratis ke Uni Soviet. Setelah undang-undang diubah pada tahun 1929, yang mengizinkan setiap tahanan dengan hukuman tiga tahun atau lebih dikirim ke kamp kerja paksa, seluruh bagian ekonomi Soviet didominasi oleh — dan bergantung pada kerja paksa.

Seperti yang dicatat oleh sejarawan Gary M. Anderson dan Robert Tollison, ketika kekurangan tenaga kerja, NKVD akan menangkap pembangkang politik — dan jika tidak ada, mereka akan memilih beberapa kelompok lain untuk ditangkap. 

Mereka juga memperlakukan para tahanan sebagai komoditas, bukan sebagai manusia. Sejarawan Christopher Joyce mencatat bahwa kepala NKVD Lavrentiy Beria kekurangan 400.000 pekerja pada tahun 1939, ia pun mengajukan serangkaian proposal yang mengklasifikasi ulang banyak tahanan untuk menutupi kekurangan tersebut — agar lebih banyak penangkapan yang dapat dilakukan. Dengan kata lain, Gulag memandang seluruh populasi Uni Soviet sebagai tenaga kerja budak potensial, jadi tidak mengherankan jika sebanyak 15 persen populasi berada di sistem Gulag pada puncak kejayaannya. 

Di bawah Joseph Stalin, kamp kerja paksa Gulag berkembang pesat. Jutaan orang masuk ke kamp setiap tahunnya karena Stalin menggunakan sistem itu sebagai sumber tenaga kerja budak, dan juga untuk menyingkirkan beberapa orang karena alasan yang beragam. Dan jutaan orang tewas dalam sistem itu. Mereka meninggal karena kelaparan, pemukulan, geng, penyakit, dan keputusasaan.

Baca Juga: Berakhir Penyesalan, 12 Sejarah Rusia yang Penuh Kekeliruan

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ane Hukrisna
  • Bayu Aditya Suryanto

Berita Terkini Lainnya