Tak Hanya Bangsawan, 11 Orang Ini Dieksekusi Mati dengan Guillotine 

Dari Revolusi Prancis hingga kasus pembunuhan

Bagi kebanyakan orang hari ini, eksekusi mati adalah hukuman yang sangat mengerikan. Banyak orang juga takut akan hal yang tidak diketahui, salah satunya kematian. Guillotine adalah alat yang dibuat secara khusus untuk memenggal kepala orang.

Dilansir Britannica, guillotine diperkenalkan ke Prancis pada tahun 1792, tetapi alat serupa telah digunakan di negara lain, seperti Inggris dan Skotlandia selama beberapa dekade, terutama untuk membunuh tahanan yang lahir dari kaum bangsawan.

Terakhir kali Prancis menggunakan guillotine untuk eksekusi adalah pada tahun 1970-an. Hukuman mati dihapuskan pada tahun 1981, seperti yang ditulis French Diplomacy. Komitmen ini dituangkan ke dalam konstitusi Republik Kelima pada Februari 2007. Namun, sejarah tidak bisa menutupi kisahnya tentang siapa saja yang dieksekusi menggunakan guillotine. 

1. Louis XVI

Tak Hanya Bangsawan, 11 Orang Ini Dieksekusi Mati dengan Guillotine ilustrasi Louis XVI (biography.com)

Louis XVI dieksekusi pada Januari 1793 dengan guillotine, tulis Biography. Krisis keuangan mencetuskan Revolusi Prancis dan kaum revolusioner menginginkan perubahan yang tidak dapat diberikan oleh Louis XVI. Sejarawan berspekulasi bahwa Louis XVI menderita depresi yang membuatnya ragu dan tidak dapat mengambil sikap terkait pergolakan sosial besar-besaran di Prancis pada saat itu.

Di tahun 1792, Louis XVI berniat perang dengan Austria untuk mengembalikan otoritasnya yang goyah. Ini terbukti menjadi rencana yang buruk dan tidak berhasil, dia malah dicurigai karena pengkhianatan. Pada bulan November, dia dan keluarganya ditangkap. Louis XVI dan istrinya, Marie Antoinette, dianggap sebagai pengkhianat karena tuduhan transaksi rahasia. Louis XVI dinyatakan bersalah oleh Majelis Nasional yang baru dibentuk dan dipenggal pada 21 Januari di Place de la Revolution.

2. Louis d'Angremont

Tak Hanya Bangsawan, 11 Orang Ini Dieksekusi Mati dengan Guillotine Ilustrasi hukuman guillotine di buku The Guillotine tahun 1793 oleh H. Fleischmann, 1908. (Wikimedia Commons)

Salah satu hal yang menyedihkan tentang guillotine adalah alat itu diciptakan sebagai hukuman yang lebih manusiawi. Sebelum ada guillotine, petani Prancis yang dijatuhi hukuman mati akan disiksa dengan cara yang sangat menyakitkan, seperti ditarik, dipotong-potong, atau ditikam dengan pedang oleh algojo. Oleh karena itu, guillotine adalah alat eksekusi yang dimaksudkan bagi siapa saja yang dijatuhi hukuman mati. 

Louis d'Angremont adalah seorang sekretaris di Garda Nasional, seperti dilansir Pocono Record. Orang pertama di Paris yang dipenggal sampai mati, dia mendukung monarki dan berpartisipasi dalam "konspirasi" melawan pemerintah. Dia dieksekusi dengan guillotine pada 21 Agustus 1792, mengutip laman Discover Walks.

Louis d'Angremont bisa dibilang kelinci percobaan untuk alat eksekusi baru ini. Akhirnya, ribuan orang dibunuh dengan guillotine selama Revolusi Prancis dan sesudahnya. Tidak seperti para eksekusi lain, d'Angremont mati karena keyakinannya.

Baca Juga: 6 Fakta Unik Guillotine, Pisau Pancung Legendaris Era Revolusi Prancis

3. Maximilien Robespierre

Tak Hanya Bangsawan, 11 Orang Ini Dieksekusi Mati dengan Guillotine Maximilien Francois Marie Isidore Robespierre (6 Mei 1758 - 28 Juli 1794) adalah seorang pengacara dan politisi Prancis, dan salah satu tokoh Revolusi Prancis yang paling berpengaruh. (Science Source)

Maximilien Robespierre adalah seorang Jacobin yang merancang Pemerintahan Teror Prancis selama Revolusi Prancis. Robespierre terpilih menjadi anggota Komite Keamanan Publik dan mengorganisir ribuan kematian dari tahun 1793 hingga 1794.

Dia tertarik pada tulisan-tulisan Jean-Jacques Rousseau, dan gagasan tentang seorang pria yang melawan dunia dengan hati nuraninya. Meskipun Robespierre menentang hukuman mati, selama Pemerintahan Teror ia justru melenyapkan banyak musuh politiknya. Lebih dari 17.000 orang dieksekusi dari bulan September 1793 hingga Agustus 1794.

Namun, pada musim panas 1794, banyak kaum moderat dan revolusioner dalam pemerintahan Prancis menganggap bahwa tindakan Robespierre sudah keterlaluan karena banyak musuh revolusi telah dikalahkan dan dibunuh. Oleh karena itu, pada 27 Juli 1794 lawan-lawannya bersatu untuk menangkapnya. Robespierre berhasil melarikan diri ke Paris Hotel de Ville dan ditangkap ketika pasukan menyerbu gedung. Robespierre dipenggal dengan guillotine pada hari berikutnya.

4. Eugen Weidmann

Tak Hanya Bangsawan, 11 Orang Ini Dieksekusi Mati dengan Guillotine Eugen Weidmann ditempatkan di guillotine, detik-detik sebelum pisau dijatuhkan pada 17 Juni 1939. (vintag.es)

Eugen Weidmann membunuh enam orang, termasuk seorang penari Brooklyn. Dia adalah salah satu orang terakhir yang dieksekusi di depan umum menggunakan guillotine di Prancis, pada 17 Juni 1939. Aktor Inggris Christopher Lee menyaksikan eksekusinya, yang berlangsung di penjara Saint Pierre di rue Georges Clémenceau di Versailles, lapor Rare Newspapers. Bangunan itu masih berdiri, meski tidak berfungsi sebagai penjara. 

Weidmann lahir di Frankfurt am Main, Jerman, pada tahun 1908 dari seorang pengusaha ekspor. Ia tinggal bersama kakek-neneknya ketika Perang Dunia I pecah. Pada masa itu, ia menjadi pencuri dan bekerja sama dengan tiga orang lainnya untuk menculik turis kaya dan mencuri uang mereka. Weidmann membunuh beberapa dari mereka, termasuk penari New York, Jean de Kloven, yang datang ke Paris untuk Pameran Dunia 1937, dilansir Euro News.

5. Christian Ranucci

Tak Hanya Bangsawan, 11 Orang Ini Dieksekusi Mati dengan Guillotine Christian Ranucci dipenggal pada 28 Juli 1976 di dalam penjara Baumette di Marseille. (COLIN MAX / SIPA)

Christian Ranucci dieksekusi di Marseilles, Prancis, pada tahun 1976 di usia 22 tahun karena telah menculik dan membunuh seorang gadis berusia 8 tahun. Eksekusi ini adalah yang pertama di Prancis dalam dua tahun. Dilansir The Guardian, ini juga merupakan eksekusi ke-20 dalam 20 tahun terakhir.

Meskipun Presiden Prancis Giscard D'Estaing menentang hukuman mati dalam kampanyenya, tapi keputusannya berubah karena dipengaruhi oleh Menteri Dalam Negeri dan Kehakiman, yang menyerukan eksekusi guillotine terhadap kejahatan kekerasan. 

Hal ini membuat kasus Ranucci kontroversial, karena kematian gadis itu belum tentu direncanakan. Sebenarnya ada beberapa kasus pembunuhan anak yang terjadi sekitar waktu yang sama di Prancis, termasuk kasus Ranucci. Tidak mengherankan bahwa opini publik memandu begitu banyak keputusan. Meskipun demikian, kaum konservatif merayakannya, dan kaum liberal tidak terima. Prancis akhirnya menghapus hukuman mati empat tahun kemudian.

6. Horst Fischer

Tak Hanya Bangsawan, 11 Orang Ini Dieksekusi Mati dengan Guillotine Dokter kamp konsentrasi Horst Fischer menghadapi tuntutan di hadapan Mahkamah Agung GDR di Berlin Timur. Di papan yang dia tunjukkan selama persidangan pada 11 Maret 1966. (AP Photo)

Horst Fischer adalah anggota SS selama Perang Dunia II dan dokter yang bertanggung jawab atas kamp konsentrasi Auschwitz dan Buna/Monowitz. Dia bertanggung jawab untuk "memilih" sekitar 70.000 orang, kebanyakan dari mereka yang beragama Yahudi, untuk menjadi pekerja budak atau uji coba kamar gas. Fischer ditangkap pada tahun 1965 oleh penyelidik Jerman Timur, seperti yang dilaporkan Wollheim Memorial.

Sebelum diadili, Fischer memulai hidupnya kembali sebagai dokter desa di Jerman Timur, ia tinggal bersama istri dan empat anaknya setelah Perang Dunia II, tetapi kebohongan yang disusunnya hancur berantakan. Pengadilannya menjadi persidangan perwira SS yang paling terkenal di Jerman Timur, melansir Auschwitz.org. Dia dijatuhi hukuman mati dengan guillotine setelah diadili pada tahun 1966.

7. Jerome Carrein

Tak Hanya Bangsawan, 11 Orang Ini Dieksekusi Mati dengan Guillotine Jerome Carrein (Archives VDN)

Jerome Carrein adalah mantan narapidana dan pembunuh siswi berusia 8 tahun. Dia adalah orang kedua terakhir yang dieksekusi di Prancis pada 23 Juni 1977, di halaman penjara Douai, seperti yang dikutip Executed Today.

Pada 27 Oktober 1975, Carrein mengajak putri teman penjaga barnya untuk ikut dengannya di dekat rawa tempat dia tinggal, karena Carrein adalah seorang tunawisma. Tetapi anak itu menyerangnya karena ketakutan, Carrein mengaku melemparkannya ke rawa karena panik.

8. Hamida Djandoubi

Tak Hanya Bangsawan, 11 Orang Ini Dieksekusi Mati dengan Guillotine Pada 24 Februari 1977, Hamida Djandoubi tiba di persidangannya melalui terowongan yang menghubungkan ruang sidang dengan penjara Aix-en-Provence. (Gerard Fouet/AFP)

Hamida Djandoubi adalah seorang terpidana pembunuh dari Tunisia di tahun 1974. Dia menyiksa dan membunuh Elisabeth Bousquet yang berusia 22 tahun dengan mencekiknya, membakarnya, dan meninggalkan tubuhnya di pedesaan, tulis Finding Dulcinea. Dia dipenggal menggunakan guillotine pada tahun 1977 dan merupakan orang terakhir yang dieksekusi di Prancis.

Djandoubi menderita depresi dan kehilangan sebagian kakinya karena kecelakaan, menurut When the Guillotine Fell: The Bloody Beginning and Horrifying End to France's River of Blood, 1791–1977, oleh Jeremy Mercer. Prancis adalah negara Eropa terakhir yang menggunakan hukuman mati. 

9. Johan Alfred Ander

Tak Hanya Bangsawan, 11 Orang Ini Dieksekusi Mati dengan Guillotine Johan Alfred Andersson Ander (Archive Police/Criminal Department)

Johan Alfred Ander, seorang warga negara Swedia, dihukum karena perampokan dan pembunuhan di sebuah agen pertukaran di Swedia pada tahun 1910. Karyawan agen itu dipukuli olehnya hingga tewas. Dia adalah satu-satunya orang Swedia yang pernah dieksekusi dengan guillotine.

Ander tidak pernah mengakui pembunuhan itu, tetapi bukti mengatakan sebaliknya. Pengadilan menjatuhkan hukuman mati dengan guillotine di Penjara Långholmen Stockholm. Namun, akhirnya Swedia menghapus hukuman mati pada tahun 1921.

10. Joseph Auguste Neel

Tak Hanya Bangsawan, 11 Orang Ini Dieksekusi Mati dengan Guillotine Akhir tahun 1888: pembunuhan di le-aux-Chiens. (francetvinfo.fr)

Joseph Auguste Neel adalah seorang nelayan di pulau St. Pierre di Samudra Atlantik Utara, yang melakukan pembunuhan dengan temannya yang bernama Louis Ollivier pada tahun 1888. Mereka berdua memasuki kabin kapten Francois Coupard, dan menikamnya sampai tewas. Dikabarkan, mereka terlibat perkelahian, seperti yang dilaporkan St. Pierre and Miquelon.

Setelah persidangan tahun berikutnya, Ollivier dijatuhi hukuman sepuluh tahun kerja paksa, sementara Neel dieksekusi dengan guillotine di pulau St. Pierre. Dia adalah satu-satunya orang yang dipenggal di Amerika Utara.

11. Marie Antoinette

Tak Hanya Bangsawan, 11 Orang Ini Dieksekusi Mati dengan Guillotine Potret ratu Marie Antoinette, 1783. (Jean Feuillie / Pusat Monumen Nasional)

Marie Antoinette hidup hampir satu tahun lebih lama dari suaminya, Louis XVI, dan dieksekusi pada Oktober 1793. Sebagai seorang bangsawan Austria sejak lahir, dia tidak cukup populer di Prancis, ungkap Biography.

Namun, seperti Louis XVI, dia tidak melakukan perubahan untuk memperbaiki Prancis. Ketika diberikan hukuman eksekusi pada pukul 4:30 pagi pada tanggal 15 Oktober, mantan ratu tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia dipenggal dengan guillotin pada pukul 12:30 malam atau keesokan paginya, seperti yang dilansir History Extra.

Marie Antoinette dan Louis XVI meninggalkan dua anak mereka, tetapi hanya satu yang selamat — putri sulung mereka, Marie Therese. Putra mereka, Louis Charles, meninggal saat di penjara, baik karena pelecehan atau pengabaian, tulis History. Pada saat Marie Antoinette dieksekusi, Pemerintahan Teror sudah berlangsung selama sebulan.

Itu dia 11 orang yang pernah tercatat dalam sejarah dieksekusi mati menggunakan guillotine. 

Baca Juga: Macron Serukan Akhiri Hukuman Mati di Seluruh Dunia

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Indiana Malia

Berita Terkini Lainnya