Masih Diperdebatkan, 10 Fakta di Balik Kisah Bahtera Nuh

Apakah banjir besar Nuh pernah terjadi? Apa kata ahli?

Kisah bahtera Nuh adalah salah satu kisah Perjanjian Lama. Mengisahkan tentang banjir besar yang memusnahkan hampir semua makhluk hidup di Bumi dengan pengecualian mereka yang tinggal di atas kapal yang dibangun Nuh.

Kisah bahtera Nuh masih dibicarakan hingga saat ini, dan ada banyak kontroversi tentang apakah kisah itu sepenuhnya benar, berdasarkan kisah nyata, atau hanya fiksi. Berikut adalah rangkuman kisah bahtera Nuh, yang masih diperdebatkan hingga saat ini.

1. Formasi batu yang dianggap mirip kapal Nuh 

Masih Diperdebatkan, 10 Fakta di Balik Kisah Bahtera NuhSebuah tempat bernama Durupınar, punggungan berbentuk kapal, yang diidentifikasi oleh Kapten Angkatan Udara Turki lhan Durupınar, dalam proyek pemetaan teritorial untuk NATO pada tahun 1959, Distrik Doğubeyazıt, Provinsi Ağr, Turki. (commons.wikimedia.org/Zorka Sojka)

Salah satu situs bahtera Nuh yang konon paling terkenal adalah situs Durupinar yang terlihat sangat mirip dengan bahtera Nuh yang terletak di daerah Gunung Tendurek di Turki. Melansir kabar Atlas Obscura, situs itu terungkap pada akhir 1940-an setelah serangkaian gempa bumi dan badai.

Sayangnya, tidak ada bukti kapal yang ditemukan di sana, kecuali beberapa fragmen akibat tanah longsor. Formasi berbentuk perahu ini sebenarnya hanya bebatuan dan lumpur yang mengeras. Kelihatannya seperti perahu tetapi tidak mengandung bukti kayu atau besi yang biasa digunakan dalam pembuatan perahu besar.

2. Sekelompok penjelajah mengaku menemukan bahtera Nuh 

Masih Diperdebatkan, 10 Fakta di Balik Kisah Bahtera NuhGunung Ararat, Turki (unsplash.com/Daniel Born)

Pada tahun 2010, sekelompok penjelajah Kristen evangelis mengumumkan bahwa mereka telah menemukan sisa-sisa bahtera Nuh di dekat puncak Gunung Ararat di Turki.

Dilansir laman National Geographic, mereka menemukan struktur yang terdiri dari tujuh kompartemen kayu besar. Ketika mereka melakukan penanggalan radiokarbon pada kayu tersebut, mereka menentukan bahwa usianya kira-kira 4.800 tahun, yang kisarannya sesuai dengan kisah Nuh di Alkitab.

NBC News mengatakan bahwa struktur itu lebih mungkin sebagai tempat perlindungan kuno daripada perahu raksasa. Jika bahtera Nuh benar-benar ada, sangat tidak mungkin jika bahan-bahannya masih utuh.

3. Benarkah bencana banjir besar Nuh pernah terjadi?

Masih Diperdebatkan, 10 Fakta di Balik Kisah Bahtera Nuhgaris pantai berbatu di Laut Hitam, Krimea (unsplash.com/Artem Bryzgalov)

Kisah-kisah tentang bencana banjir tidak hanya ada di Perjanjian Lama, ternyata, ada banyak cerita yang sangat tua tentang bencana banjir besar yang menewaskan banyak orang. Beberapa arkeolog dan ahli geologi percaya bahwa cerita itu mungkin didasarkan pada kisah nyata.

Salah satu teori tersebut dikemukakan oleh dua ilmuwan di Universitas Columbia, yang percaya bahwa Laut Hitam dulunya adalah danau air tawar yang dibanjiri oleh naiknya air laut dari Mediterania. Banjir besar ini meluncur ke wilayah itu dengan kekuatan 200 kali lipat dari Air Terjun Niagara.

Pada tahun 1999, teori tersebut menarik perhatian penjelajah bawah laut, Robert Ballard. Tim Ballard akhirnya menemukan bukti garis pantai kuno 121 meter di bawah permukaan laut dan ditentukan melalui penanggalan radiokarbon bahwa daerah itu kemungkinan banjir selama masa nabi Nuh. Ballard juga mengklaim telah menemukan struktur di daerah tersebut.

4. Legenda banjir besar Mesopotamia kuno yang mirip dengan kisah Nuh

Masih Diperdebatkan, 10 Fakta di Balik Kisah Bahtera NuhKisah Babilonia tentang air bah, penemuan loh di Niniwe oleh Layard, Rassam dan Smith (1920). (commons.wikimedia.org/Internet Archive Book Images)

Pada tahun 1872, George Smith menemukan sebuah tablet paku yang menceritakan kisah tentang bagaimana Tuhan memperingatkan manusia tentang bencana banjir, dan manusia membangun kapal raksasa, mengisinya dengan hewan dan anggota keluarga, lalu bertahan dari banjir besar. Mengutip laman The New Yorker, semua hal spesifik juga ada di sana, termasuk puncak gunung tempat kapal akhirnya mendarat.

Kisah Alkitab tentang bahtera Nuh dan versi tablet paku adalah kisah yang sama, meskipun ada beberapa variasi yang signifikan. Dalam versi Mesopotamia, dewa dan dewi Mesopotamia kuno membanjiri seluruh dunia dan semua orang di dalamnya. Juga, para dewa tidak bermaksud untuk memusnahkan seluruh umat manusia.

Baca Juga: Doa Nabi Nuh Memohon Diberi Keputusan, Keselamatan dan Pengampunan

5. Sekuat apa bahtera Nuh?

Masih Diperdebatkan, 10 Fakta di Balik Kisah Bahtera Nuhlitograf Bahtera Nuh (commons.wikimedia.org/Popular Graphic Arts)

Banyak perdebatan tentang bahtera Nuh terkait dengan jumlah berat yang dapat ditopang oleh sebuah kapal sebesar itu. Melansir laman The Telegraph, pada tahun 2014 sekelompok mahasiswa master di Universitas Leicester menggunakan ukuran Alkitab untuk menghitung ukuran bahtera, kemudian mereka menggunakan massa jenis air untuk menghitung daya apung, dan dari sana menentukan berapa berat kapal yang dapat bertahan sebelum tenggelam. Kesimpulan mereka, Nuh bisa membawa 70.000 hewan di atas kapal.

Namun, pengukuran menunjukkan bahwa kapal Nuh sangat berat sehingga permukaan air akan berhenti tepat di bawah bagian atas kapal, yang berarti kapal tersebut akan sangat rentan terhadap gelombang, terutama gelombang yang terjadi saat badai besar selama 40 hari 40 malam. Lagi pula, penelitian itu tidak menghitung ukuran fisik setiap makhluk, hanya beratnya saja.

6. Replika bahtera Nuh 

Masih Diperdebatkan, 10 Fakta di Balik Kisah Bahtera Nuhreplika Bahtera Nuh di Dordrecht, Belanda (commons.wikimedia.org/neufal54)

Pada tahun 2012, replika bahtera seukuran aslinya dibuka di Belanda dan telah menyambut 3.000 pelanggan setiap harinya. Replika itu membutuhkan waktu tiga tahun untuk dibangun dan menghabiskan biaya lebih dari satu juta dolar atau setara Rp14 miliar.

Lalu, pada tahun 2016 sebuah replika bahtera Nuh yang disebut "Ark Encounter" dibuka di Williamstown, Kentucky. Di dalam bahtera terdapat pameran seperti kandang berisi dinosaurus.

7. Banjir besar Nuh bertentangan dengan fakta ilmiah

Masih Diperdebatkan, 10 Fakta di Balik Kisah Bahtera Nuhgurun pasir (unsplash.com/Katerina Kerdi)

Sebagaimana yang dilaporkan Skeptical Inquirer, menurut peneliti, bukit pasir dan endapan gurun yang ada di berbagai tempat di planet ini tidak akan ada jika dunia dibanjiri air.

Jika benar-benar ada banjir yang menutupi seluruh dunia, sebagian besar batuan sedimen di Bumi akan berada di dasar lautan. Tapi benua ditutupi dengan batuan sedimen, yang bertentangan dengan apa yang diyakini manusia jika ada banjir besar yang menenggelamkan Bumi 5.000 tahun yang lalu.

Arkeologi bahkan lebih menentang, terutama di Turki, di mana bahtera Nuh dikatakan berhenti saat air banjir surut. "Kami tahu apa yang terjadi dengan Turki secara arkeologis pada waktu itu, dan tidak ada gangguan besar (bencana banjir besar)," kata arkeolog Universitas Stony Brook, Paul Zimansky.

8. Obsesi mencari bahtera Nuh yang berakhir tragis 

Masih Diperdebatkan, 10 Fakta di Balik Kisah Bahtera NuhGunung Ararat (unsplash.com/madatx)

Selama bertahun-tahun, banyak orang terobsesi untuk menemukan bahtera Nuh. Sebagian besar dari mereka telah bekerja sama dalam ekspedisi yang tepat dan terorganisir, yang cenderung lebih aman daripada berjalan-jalan ke hutan belantara sendirian.

Akan tetapi beberapa orang, seperti Donald Mackenzie, berangkat sendirian untuk mencari bahtera Nuh. Mengutip laporan Irish Times, Mackenzie mengunjungi Gunung Ararat (lama dianggap sebagai tempat terakhir keberadaan bahtera Nuh) beberapa kali, termasuk pada bulan Oktober 2010.

Sayangnya, Mackenzie menghilang dan diduga telah tewas dalam perjalanannya untuk melihat situs yang ditemukan oleh penjelajah awal tahun 2010.

9. Kehidupan setelah banjir besar Nuh sangat bertentangan dengan fakta ilmiah

Masih Diperdebatkan, 10 Fakta di Balik Kisah Bahtera Nuhilustrasi kisah Bahtera Nuh, 1905 (commons.wikimedia.org/Elmer Boyd Smith)

Seperti ceritanya, Nuh menemukan tanah dengan bantuan seekor merpati, yang kembali ke bahtera membawa cabang zaitun, bukti bahwa air bah akhirnya surut. Akan tetapi, kisah itu tidak masuk akal dalam kacamata ilmiah.

Dalam kisah Alkitab, bahtera mengapung selama lima bulan sebelum akhirnya berhenti di puncak Gunung Ararat. Akan tetapi, sebuah studi tahun 2016 oleh Charles C. Munroe III menemukan bahwa pohon zaitun bisa mati jika terendam air selama tiga bulan.

Munroe juga melakukan beberapa eksperimen lain, salah satunya menunjukkan bahwa rumput akan mati jika terendam air dalam waktu sebulan. Lalu, kebun anggur Nuh, yang dia tanam tak lama setelah banjir,  juga tidak akan bertahan karena tanahnya terlalu lembab akibat air laut yang asin.

10. Banjir besar Nuh kemungkinan adalah banjir regional, bukan banjir yang menelan Bumi secara keseluruhan 

Masih Diperdebatkan, 10 Fakta di Balik Kisah Bahtera Nuhbanjir Bingley 2015 di Sungai Aire, Irlandia (unsplash.com/Chris Gallagher)

Menariknya, ada berbagai jenis batuan sedimen di planet ini dengan komposisi kimia yang berbeda, yang menjadi bukti geologis bahwa pada titik tertentu dalam sejarah Bumi, banjir besar bisa saja terjadi. Namun, sangat tidak mungkin bahwa air menelan seluruh bumi dalam satu banjir, seperti yang dijelaskan oleh kisah Banjir Nuh.

Hal ini didukung fakta bahwa tidak mungkin endapan evaporit terbentuk secara bersamaan, berdasarkan bukti fosil dan pengetahuan ilmiah dasar. Namun, Banjir Besar kemungkinan hanyalah banjir regional.

 

Banyak bukti ilmiah yang meragukan bahwa banjir besar Nuh pernah terjadi dalam skala global da  menenggelamkan seluruh daratan Bumi dalam satu kejadian, dan bahtera Nuh pun masih misterius, karena belum benar-benar ditemukan bukti empirisnya.

Baca Juga: 5 Pelajaran dari Kisah Nabi Nuh yang Bisa Diterapkan di Kehidupan

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Albin Sayyid Agnar

Berita Terkini Lainnya