Kisah Tragis Wilhelm Gustloff, Bencana Maritim Terbesar dalam Sejarah 

Jumlah korban tewas melebihi kapal Titanic

Bagi kebanyakan orang, kecelakaan kapal terburuk dalam sejarah adalah tenggelamnya Titanic. Lebih dari 1.500 orang tewas ketika Titanic tenggelam di perairan es Atlantik utara, tetapi itu tidak seberapa. Faktanya, bencana maritim terburuk dalam sejarah menewaskan lebih dari 9.000 orang, termasuk 4.500 anak-anak, yakni tenggelamnya kapal Wilhelm Gustloff yang terjadi di akhir Perang Dunia II. Inilah fakta mengerikan dari tenggelamnya Wilhelm Gustloff. 

1. Wilhelm Gustloff diresmikan sebagai kapal pesiar mewah

Kisah Tragis Wilhelm Gustloff, Bencana Maritim Terbesar dalam Sejarah deseret.com

Ada banyak kesamaan antara Wilhelm Gustloff dan Titanic. Kedua kapal itu mewah. Dilansir laman Smithsonian, kapal Gustloff pertama kali diresmikan pada tahun 1937, yang ditujukan sebagai kapal liburan Nazi. Selama karier singkatnya sebagai kapal pesiar, Gustloff melakukan 60 pelayaran dan mampu menampung sekitar 80.000 penumpang. Pelayaran di musim dingin biasanya menuju Italia atau Portugal dan pulau-pulau Madeira, dan di musim panas kapal berlayar di fjord Norwegia. Kapal mewah itu juga dilengkapi fasilitas seperti kolom renang, tempat olahraga, dan permainan lainnya, serta makan dan hiburan. 

Meskipun mewah, kapal itu relatif murah dengan pelayaran khas Eropanya (penumpang hanya membayar 25 hingga 30 persen), tetapi kapal ini juga menyiarkan berbagai propaganda Nazi. Ini adalah cara Nazi untuk mengomunikasikan betapa hebatnya menjadi seorang Nazi, yang mungkin menjadi salah satu alasan mengapa banyak orang di luar Jerman tidak tahu tentang kapal itu. 

2. Kapal itu dinamai dengan nama yang sama dari pendiri partai Nazi Swiss

Kisah Tragis Wilhelm Gustloff, Bencana Maritim Terbesar dalam Sejarah spiegel.de

Nazi menamai kapal Wilhelm Gustloff karena terinspirasi dari nama pahlawan Nazi - seorang jenderal Swiss yang dibunuh oleh seorang mahasiswa kedokteran Yahudi. Sebagai pendiri partai Nazi Swiss, Gustloff menarik perhatian David Frankfurter, yang meninggalkan Jerman pada tahun 1933 setelah Hitler berkuasa dan pada saat itu tinggal di Bern, Swiss. 

Menurut Harretz, Gustloff menjadi orang yang bertanggung jawab atas penerbitan teks anti-Semit "Protocols of the Elders of Zion." Karena tidak suka dengan sikap dan keyakinan Wilhelm Gustloff, David Frankfurter melakukan upaya pembunuhan terhadapnya. Frankfurter membeli senjata, pergi ke kota di mana Gustloff tinggal, menemuinya, lalu menembaknya sebanyak lima kali, sebelum akhirnya menyerahkan diri. Frankfurter dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman 18 tahun penjara. Tapi dia diberikan grasi.

3. Perang tercetus, kapal Wilhelm Gustloff dialih tugaskan

Kisah Tragis Wilhelm Gustloff, Bencana Maritim Terbesar dalam Sejarah ww2wrecks.com

Karier Wilhelm Gustloff sebagai kapal pesiar mewah hanya sebentar. Setelah perang tercetus, Nazi menggunakan kapal itu untuk mengangkut pengikut Nazi yang terancam dari seluruh Eropa. Jadi setelah melakukan tugas singkat sebagai kapal rumah sakit, Gustloff ditempatkan di sebuah pelabuhan Polandia, di mana ia difungsikan sebagai pangkalan bagi 1.000 taruna U-boat

Kapal Gustloff menjalani tugas ini selama empat tahun, yang berarti tidak pernah dibawa berlayar ke laut. Menurut Wilhelm Gustloff Museum, mesin kapal jarang sekali dinyalakan selama empat tahun itu, kecuali untuk "uji coba". Kapal Gustloff juga terus kehilangan sekocinya yang digunakan untuk beberapa operasi. Bagaimanapun, kapal Gustloff tidak siap untuk berlayar ketika Jerman menugaskannya sebagai kapal penyelamat.

Baca Juga: Waspadai 7 Pertanda Bencana Alam yang Perlu Kamu Tahu

4. Kapal Wilhelm Gustloff mengangkut warga Jerman di Prusia Timur 

Kisah Tragis Wilhelm Gustloff, Bencana Maritim Terbesar dalam Sejarah thevintagenews.com

Selama musim dingin tahun 1944 dan 1945, warga Jerman yang tinggal di Prusia Timur menyadari bahwa Soviet akan datang untuk menangkap warga Jerman, dan satu-satunya jalan keluar bagi mereka adalah menyeberangi laut.  Menurut National World War II Museum, banyak keluarga yang meninggalkan rumah mereka dan pergi ke pelabuhan Pillau dan Gotenhafen untuk melarikan diri ke Jerman. Di pelabuhan Pillau saja ada sekitar 100.000 ribu pengungsi Jerman.

Komandan Jerman akhirnya menerjunkan kapal Wilhelm Gustloff untuk mengangkut sebagian dari mereka. Sebenarnya, hanya penumpang yang memiliki tiket saja yang bisa naik. Namun, petugas kapal dikerumuni oleh para pengungsi yang marah, dan diancam oleh pejabat tinggi Jerman yang menuntut untuk naik ke atas kapal. Pada saat berangkat, kapal tersebut mengangkut sekitar 10.000 orang - hampir setengahnya adalah bayi, anak-anak, dan remaja, meskipun kapal dibangun hanya untuk menampung sekitar 20 persen dari jumlah itu. 

5. Pelayaran kapal Wilhelm Gustloff yang diwarnai kekhawatiran

Kisah Tragis Wilhelm Gustloff, Bencana Maritim Terbesar dalam Sejarah smithsonianmag.com

Saat kapal Wilhelm Gustloff tiba di pelabuhan Gotenhafen, ia kembali dijejali banyak penumpang. Kapal itu akhirnya berlayar menuju ke barat. Menurut Smithsonian, perairan dangkal penuh dengan ranjau, dan perairan yang lebih dalam penuh dengan kapal selam Soviet. Terlebih lagi, kapal Gustloff hanya dijaga oleh satu kapal torpedo. 

Pelayaran itu dilakukan pada akhir Januari dengan cuacanya yang tidak menentu di Laut Baltik. Ada salju dan angin sedingin es, yang membuat jarak pandang menjadi buruk, dan juga menjadi malapetaka bagi hampir semua penumpang hingga kru. Kapal Gustloff berlayar dengan lambat - kapten terpaku dikecepatan 12 knot, terutama karena dia khawatir dengan mesin kapalnya. Tetapi kebijakan yang berlaku mengharuskan kapal melaju setidaknya 15 knot untuk menghindari kapal selam Uni Soviet. 

6. Komandan kapal selam Soviet menembakkan tiga torpedo ke kapal Wilhelm Gustloff 

https://www.youtube.com/embed/l9SjT9yamSA

Dikutip dari Smithsonian, komandan kapal selam Soviet Alexander Marinesko diawasi oleh atasannya, terkait tenggelamnya kapal Wilhelm Gustloff. Faktanya, Marinesko tidak tahu bahwa hampir setengah dari penumpang Wilhelm Gustloff adalah anak-anak. Juga, tersiar kabar bahwa Alexander Marinesko sedang mabuk saat melakukan misinya itu. Hal ini berawal ketika dia melihat kapal Gustloff berlayar dengan lampu yang menyala, Marinesko menembakkan tiga torpedo ke kapal tersebut. 

Torpedo pertama menghantam kapal Gustloff di sisi kiri, menghancurkan beberapa kabin awak dan orang-orang yang berada di dalamnya. Torpedo kedua menghantam dekat kolam kapal, di mana 373 anggota Bantu Angkatan Laut Wanita Jerman berada di sana. Sebagian besar korban di bagian kapal itu tewas oleh pecahan peluru yang beterbangan setelah mosaik dekorasi kapal meledak dan langit-langit kaca runtuh. Torpedo ketiga - menghantam ruang mesin. 

7. Wilhelm Gustloff tidak memiliki cukup sekoci untuk menyelamatkan penumpang

Kisah Tragis Wilhelm Gustloff, Bencana Maritim Terbesar dalam Sejarah ibtimes.co.uk

Saat serangan itu terjadi, kapal Wilhelm Gustloff tidak memiliki sekoci yang cukup. Ditambah lagi, cuaca dan cara tenggelamnya kapal membuat banyak perahu tidak dapat diakses oleh penumpang yang panik. 

Kapal Gustloff miring ke sisi kiri saat torpedo ditembakan, semua sekoci di sisi kanan berada di luar jangkauan. Dan menurut Time, beberapa sekoci yang sebenarnya bisa dijangkau penumpang membeku di geladak, yang akhirnya tidak bisa digunakan. Beberapa penumpang juga jatuh ke perairan yang sangat dingin. 

8. Sebagian besar penumpang kapal Wilhelm Gustloff tewas karena kedinginan

Kisah Tragis Wilhelm Gustloff, Bencana Maritim Terbesar dalam Sejarah zdf-enterprises.de

Kita tahu bahwa banyak penumpang Titanic meninggal karena mati kedinginan. Hal ini juga salah satu penyumbang utama kematian bagi penumpang Wilhelm Gustloff, bahkan mereka yang cukup beruntung untuk naik ke sekoci, mengalami hal yang serupa. Tidak ada gunung es di laut Baltik malam itu - tetapi ada gumpalan es, yang merupakan bongkahan air laut yang membeku. Jadi lautan itu sangat dingin. 

Menurut Warfare History Network, suhu luar, hujan es, dan salju membuat sebagian besar penumpang Gustloff berlindung di bawah geladak ketika torpedo menghantam, yang berarti banyak dari mereka meninggal sebelum berhasil menaiki tangga. Jika ada yang melompat ke dalam air atau terlempar dari sekoci, penumpang itu akan tewas dengan cepat juga. Belum lagi, suhu saat itu kira-kira mencapai -10 derajat Celsius.

9. Tidak saja tenggelam atau mati kedinginan, banyak penumpang lain yang tewas dengan cara mengerikan lainnya

Kisah Tragis Wilhelm Gustloff, Bencana Maritim Terbesar dalam Sejarah movieo.me

Tenggelam dan mati kedinginan adalah dua penyebab utama tewasnya penumpang Wilhelm Gustloff, tetapi ada juga yang meninggal dengan cara mengerikan. Banyak dari mereka terbunuh dalam ledakan torpedo awal. Dilansir dari Smithsonian, sejumlah besar orang tewas karena terinjak-injak penumpang lain. Banyak juga anak-anak yang terpisah dari orang tua mereka atau terjebak dalam lautan manusia.

Beberapa orang yang melompat ke laut berusaha untuk naik ke sekoci yang didayung menjauh dari kapal yang hancur itu, tetapi kebanyakan dari mereka yang ingin naik sekoci dipukul dengan dayung, karena takut sekoci mereka tidak mampu menampung beban. Beberapa yang lainnya tertimpa puing-puing kapal yang berjatuhan hingga tewas. 

Pembunuhan / bunuh diri adalah jalan keluar lain bagi sebagian orang di dalam kapal. Seorang saksi mengatakan bahwa ia menyaksikan seorang pria menembak istri dan anak-anaknya agar mereka tidak tenggelam atau mati kedinginan di air sedingin es.

10. Beberapa kapal penyelamat yang mengangkut 1.251 orang

Kisah Tragis Wilhelm Gustloff, Bencana Maritim Terbesar dalam Sejarah starmovies.xyz

Dari tragedi mengerikan ini, ternyata ada beberapa yang selamat. Setelah tersiar kabar bahwa Wilhelm Gustloff diserang, kapal penyelamat terjun ke tempat kejadian meskipun mereka tahu kapal selam masih mengintai di perairan es. Menurut Wilhelm Gustloff Museum, kapal penyelamat T-36 yang dikapteni oleh Robert Hering berhasil mengumpulkan 564 orang. Ia menjatuhkan muatan kedalaman laut dengan harapan menghancurkan kapal selam yang telah menghancurkan kapal Gustloff. Kapal lain juga menyelamatkan segelintir orang. Kapal torpedo yang bertugas untuk menjaga konvoi kapal Gustloff menyelamatkan 472 penumpang, dan tiga kapal penyapu ranjau menemukan 98, 43, dan 37 orang.

Sebuah kapal uap berhasil menyelamatkan 28 orang, kapal latihan torpedo mengangkat tujuh orang, dan sebuah kapal barang membawa dua orang yang selamat ke dalamnya. Dan total jumlah yang selamat menjadi 1.251, atau kira-kira 12 ½ persen dari semua orang yang ada di dalamnya. Beberapa korban selamat dibiarkan terapung di sekoci, karena tidak ada cukup kapal untuk menyelamatkan mereka semua. 

Banyak penumpang sekoci membeku sampai tewas sebelum bantuan datang. Seorang penumpang menceritakan penyelamatannya dari sekoci yang berisi 35 orang, hanya lima di antaranya yang masih hidup saat kapal penyelamat tiba. Dan begitu berada di kapal penyelamat, mereka juga tidak bisa bersantai. Kapal penyelamat harus melakukan manuver untuk menghindari kapal selam yang masih mengintai di daerah tersebut.

11. Hanya satu orang yang selamat di sekoci

Kisah Tragis Wilhelm Gustloff, Bencana Maritim Terbesar dalam Sejarah ndr.de

Keesokan harinya, semua orang yang ditinggalkan di sekoci telah meninggal. Hampir semuanya. Menurut Journal Courier, sebuah kapal patroli menemukan salah satu sekoci Wilhelm Gustloff pada pukul 5:30 pagi keesokan harinya. Tidak ada yang tersisa kecuali sekumpulan mayat yang membeku, tetapi ketika Petty Officer, Werner Fick naik ke sekoci untuk memastikan, dia menemukan seorang bayi yang dibungkus erat dengan selimut dan berhasil selamat. 

Bayi itu disebut sebagai "Gustloff-Findling". Menurut Universitas Cincinnati, Fick mengadopsi anak laki-laki tersebut, yang dibesarkan di Jerman dan diberi nama Peter Fick. Namun, ada sorang pria bernama Hermann Freymuller yang meyakini bahwa Peter Fick adalah putranya, yang pernah naik kapal Gustloff bersama ibu bayi itu dan saudara perempuannya. Hal itu berdasarkan foto bayinya yang menurutnya mirip dengan bayi Gustloff-Findling, ditambah lagi sekoci tempat Fick menemukan bocah itu berisi mayat seorang wanita dan seorang gadis muda. Tetapi, Fick dan istrinya tidak percaya dengan pengakuan Freymuller karena mereka merasa tidak ada cukup bukti.

Ternyata, selama ini ada sejarah yang tak dilirik terkait tragedi tenggelamnya kapal maritim terbesar di dunia. Jadi, bukan saja Titanic yang menjadi ikon tragedi bersejarah, kapal Wilhelm Gustloff ternyata jauh lebih mematikan karena memakan banyak korban jiwa. 

Baca Juga: 5 Fakta dalam Sejarah Tenggelamnya Kapal Titanic, Gak Terduga Lho!

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Agustin Fatimah

Berita Terkini Lainnya