7 Rivalitas Seniman dalam Sejarah Seni, Ada Leonardo da Vinci

Saling menyindir bahkan merendahkan

Rivalitas ada di mana-mana, mungkin kita sendiri pernah mengalaminya saat di sekolah, ataupun tempat kerja. Beberapa kompetisi yang bersahabat itu sehat, seperti yang dikutip jurnal Anatomical Sciences Education, yang terbit tahun 2015, karena hal ini dapat mendorong inovasi kreatif.

Akan tetapi, persaingan ini pernah melanda dunia seni, dan terkadang berakhir dengan perseteruan serius. Seseorang mengkritik seni orang lain, dan kritikan itu justru dianggap sebagai kritikan terhadap kerja keras dan kreativitas mereka.

Bahkan, beberapa nama besar dalam sejarah seni rupa pun dihadapkan dengan persaingan sengit ini, dan persaingan mereka bisa dibilang cukup intens sehingga menjadi legenda yang terus dibicarakan beberapa dekade dan bahkan berabad-abad setelahnya.`

1. Vincent Van Gogh dan Paul Gauguin

7 Rivalitas Seniman dalam Sejarah Seni, Ada Leonardo da Vincipotret Vincent van Gogh (ketiga dari kiri) bersama dengan Paul Gauguin, mile Bernard, Félix Jobbé-Duval, dan Andre Antoine yang berdiri di antara mereka, 1887 (commons.wikimedia.org/L'artauprésent)

Selama hidupnya, Vincent Van Gogh berjuang agar karya seninya bisa diakui. Van Gogh menciptakan hampir 900 karya dalam waktu kurang dari satu dekade, kecepatan yang sangat luar biasa untuk seorang seniman. Dia juga membangun koneksi dengan sesama seniman lain dan menciptakan komunitas seni. Namun, hubungannya itu justru berakhir dengan tragedi.

Hal itu terjadi pada tahun 1888. Van Gogh mendirikan sebuah studio seni kolaboratif di Arles, Prancis. Dia membujuk Paul Gauguin, seorang seniman Prancis, untuk bergabung dengannya. Mereka menghabiskan musim gugur dengan mengerjakan lukisan bersama-sama, tetapi keadaan berubah menjadi buruk.

Persaingan mereka terjadi karena masalah penyakit mental yang diderita Van Gogh. Melansir kabar The New Yorker, Van Gogh sangat intens dan berani secara artistik, dan hal ini menyinggung Gauguin yang jauh lebih louche dan freewheeling. Setelah itu, Gauguin melarikan diri dari Arles dan tidak pernah bertemu Van Gogh lagi.

2. Michelangelo dan Raphael

7 Rivalitas Seniman dalam Sejarah Seni, Ada Leonardo da Vincipotret lukisan Michelangelo Buonarroti (kiri) dan potret diri lukisan Raphael (Michelangelo Buonarroti karya Daniele da VolterraRaphael self-portrait karya Raphael)

Michelangelo Buonarroti diakui sebagai salah satu seniman terbaik era Renaisans. Lebih dari empat abad setelah masanya, tidak ada yang menandingi pematung dan pelukis ulung ini. Dia juga seorang seniman yang emosional. Salah satu pesaing Michelangelo adalah Raphael. Dilansir laman The Art of Rivalry, persaingan mereka tercetus ketika paus mempekerjakan mereka.

Paus Julius II meminta Michelangelo untuk melukis dinding di langit-langit Kapel Sistina di Vatikan. Raphael sendiri sudah ditugaskan terlebih dahulu untuk mengerjakan lukisan dinding di dekat kamar pribadi paus.

Mengutip tulisan dari buku Michelangelo and the Pope's Ceiling, mereka berdua berpapasan saat mengerjakan seni tersebut. Michelangelo memandang Raphael dan rombongannya dengan berkata, "Kamu dengan bandmu, seperti bravo." Raphael, melihat bahwa Michelangelo sendirian, seperti biasa, ia membalas, "Dan kamu sendirian, seperti algojo."

3. Michelangelo dan Leonardo da Vinci 

7 Rivalitas Seniman dalam Sejarah Seni, Ada Leonardo da Vincipotret lukisan Michelangelo Buonarroti (kiri) dan potret lukisan Leonardo da Vinci (Michelangelo Buonarroti karya Daniele da VolterraLeonardo da Vinci self-portrait karya Leonardo da Vinci)

Di awal kariernya, Michelangelo bersaing dengan Leonard da Vinci. Di Hall of the Five Hundred di Florence, Italia, tepatnya di dalam balai kota yang megah ini, kedua seniman itu mengerjakan mural untuk duel seni mereka. Keduanya ditugaskan untuk membuat lukisan tentang adegan pertempuran besar, yang sekarang hilang.

Masalah dimulai pada 1503, saat da Vinci ditugaskan untuk melukis Pertempuran Anghiari. Setahun kemudian, Michelangelo ditugaskan untuk melukis Pertempuran Cascina. Keduanya bekerja bersebelahan, di dinding yang sama di ruangan besar yang sama. Leonardo sudah berusia lima puluhan, sementara Michelangelo masih berusia dua puluh tahun ke atas.

Seniman yang lebih muda ini bahkan sangat frontal menghina da Vinci dengan menuduhnya tidak pantas. Leonardo da Vinci kemudian membuat komentar pedas tentang gaya lukisan 'kayu' Michelangelo, dan bahkan mengatakan bahwa patung David yang dibuat pemuda itu tidak pantas untuk dilihat.

Leonardo meninggalkan pekerjaannya, yang mungkin masih dalam tahap renovasi, dan pindah ke Prancis. Sedangkan Michelangelo berhasil melukis gambar berukuran penuh tetapi tidak pernah mengecatnya.

4. Willem de Kooning dan Jackson Pollock

7 Rivalitas Seniman dalam Sejarah Seni, Ada Leonardo da Vincipotret Willem de Kooning, 1968 (kiri) dan potret Jackson Pollock, 1928 (commons.wikimedia.org/Jack de Nijs/Anefodok. Smithsonian American Art Museum)

Persaingan seni biasanya terjadi karena ketidaknyamanan. Pembuatan seni bisa sangat individualis dan memiliki kecemburuan. Atau, persaingan bisa terjadi karena komentar kritikus seni. Itulah yang terjadi antara Willem de Kooning dan Jackson Pollock, dua raksasa seni abstrak di abad ke-20.

Keduanya diadu oleh Clement Greenberg dan Harold Rosenberg, dua kritikus seni New York. Greenberg menyukai gaya Pollock yang luas dan luwes. Rosenberg, menyukai karya de Kooning yang lebih terstruktur.

Sambutan hangat untuk karya de Kooning menciptakan momen memalukan di mana Pollock mabuk di sebuah pesta karena tidak terima, dan menyerang rekan-rekan seniman lainnya.

Baca Juga: 7 Karya Seni Tertua yang Ada di Dunia, Ada dari Indonesia

5. Francis Bacon dan Lucian Freud

7 Rivalitas Seniman dalam Sejarah Seni, Ada Leonardo da VinciFrancis Bacon (kiri) saat sedang dilukis Lucian Freud (pulse.rs)

Francis Bacon dan Lucian Freud pertama kali bertemu di kancah seni London 1940-an, mereka langsung menjalin persahabatan yang sangat intens. Lalu, mereka sering bertemu hampir setiap hari. Namun, ketika Freud dan Bacon melukis potret satu sama lain, mereka saling mengkritik pekerjaan satu sama lain. Saat karier mereka berkembang, persaingan mereka semakin tegang.

Pada tahun 1982, Bacon mengatakan bahwa karya terakhir Freud terlihat 'konyol.' Dia juga menambahkan bahwa karya seni yang dimiliki oleh Freud tidak pernah ditempatkan di museum atau galeri, bahkan untuk pertunjukan retrospektif besar karya Bacon. Setelah mengetahui perkataan itu, Freud menyebut bahwa karya Bacon juga sangat 'mengerikan'.

6. David Hockney dan Damien Hirst

7 Rivalitas Seniman dalam Sejarah Seni, Ada Leonardo da Vincipotret Damien Hirst (kiri) dan David Hockney (commons.wikimedia.orgyoutube.com/ Connaissance des Arts)

Selama berabad-abad lamanya, seorang seniman memiliki asisten studio, tulis ArtNet. Bahkan artis terkenal seperti Michelangelo dan da Vinci memiliki asisten untuk membantu pekerjaan mereka. Namun, hal itu meninggalkan kita dengan pertanyaan pelik, siapa sebenarnya yang mengerjakan seninya?

David Hockney menghubungkan masalah ini dengan seniman Damien Hirst. Sebagaimana yang dijelaskan Hyperallergic, dia mengklaim bahwa Hirst menggunakan asisten untuk mengerjakan banyak karyanya, dia pun berpendapat bahwa nama asistennya layak untuk ditempatkan di label galeri.

Hockney sendiri adalah seorang pelukis dan fotografer yang terkenal di tahun 1960-an. Namun, Hockney lebih suka bekerja sendirian. Sementara itu, Hirst mendapatkan ketenarannya berkat karya konseptual seperti tahun 1991, The Physical Impossibility of Death in the Mind of Someone Living, di mana tiga potong hiu disuspensikan dalam larutan formaldehida. Mengutip laporan The Guardian, mereka akhirnya mengadakan pameran tunggal karena duel mereka yang semakin panas.

7. Jean-Auguste-Dominique Ingres dan Eugène Delacroix

7 Rivalitas Seniman dalam Sejarah Seni, Ada Leonardo da Vincipotret Jean-Auguste-Dominique Ingres (kiri) dan potret pelukis Prancis Henry-Eugène Delacroix (commons.wikimedia.org/Bibliothèque nationale de Francecommons.wikimedia.org/Anonymous)

Jean-Auguste-Dominique Ingres adalah seniman pengantu Neoklasikisme. Dia sangat menentang romantisme yang dianut Eugène Delacroix. Kaum Romantis merupakan kelompok yang cukup progresif, sedangkan kaum Neoklasik cenderung lebih konservatif.

Hubungan Delacroix dan Ingres menjadi tegang di salah satu pesta tahun 1883. Ingres berteriak ke Delacroix, 'menggambar adalah kejujuran!', lalu ia menumpahkan kopi ke badannya sendiri, dan melarikan diri. Delacroix kemudian berbicara kepada orang banyak tentang keahlian Ingres.

Pada kesempatan lain, yang diceritakan oleh Majalah Pall Mall pada tahun 1901, Ingres dengan pedas mengatakan bahwa Delacroix 'bau belerang' dan tidak mau melihat lukisan saingannya.

Persaingan seni sangatlah nyata. Seniman bekerja keras untuk menghasilkan karya terbaiknya, mereka juga kebanyakan hanya memiliki lingkaran pertemanan yang kecil, dan terkadang dapat menjadi sasaran kecemburuan seniman lain. Ditambah lagi, lingkaran seni itu juga dipenuhi dengan kritikus, komentator, dan gosip yang bisa menciptakan kompetisi antar sesama seniman.

Baca Juga: 7 Karya Seni Ini Bukti G-Dragon Kolektor Sejati!

Amelia Solekha Photo Verified Writer Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya