TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

8 Kisah Invansi Mongolia ke Jawa, Gagal karena Zona Alam dan Tipu Daya

Sebelum sampai ke Jawa, mereka sudah kelelahan dahulu

arcasian.org

"Lebih baik melihatnya langsung meskipun sekali, daripada mendengarnya ratusan kali." — Pepatah Mongolia.

Peradaban Mongolia selalu dibicarakan hingga sekarang oleh para pakar sejarah. Ingatan tersebut terus disimpan dikarenakan pencapaian yang mereka lakukan: hampir menaklukkan dunia. Iya, satu-satunya bangsa yang tercatat memiliki wilayah kekuasaan terluas dan hampir menjadi penguasa tunggal dunia adalah bangsa Mongolia ini.

Dalam penaklukkan yang dipimpin oleh Khan itu, bangsa Mongolia mampu menjatuhkan dan menundukkan negara-negara lain untuk mengikuti aturannya. Salah satu negara yang sempat dicoba ditaklukkan kala itu adalah Indonesia, atau tepatnya Nusantara.

Menariknya, catatan sejarah menuliskan bangsa Mongolia tidak berhasil menumbangkan kerajaan di negeri ini. Sebenarnya apa yang terjadi? Berikut ini adalah beberapa info yang berhasil digali.

1. Mongolia mendatangi Nusantara pada abad ke-13

historytoday.com

Jika berbicara tentang penaklukkan bangsa Mongolia ke dunia, maka mau tidak mau kita akan berbicara tentang abad ke-13. Pada masa itu, bangsa Mongolia sudah akan menaklukkan Tiongkok dan menyebarkan kekuasaannya hingga Eropa sehingga nama Khan dan kerajaannya sangatlah terkenal.

Dalam memperlebar penaklukkannya itu, kerajaan Mongolia tersebut pun mulai merambat masuk ke Asia Tenggara. Di nusantara sendiri, mereka baru menjejakkan kakinya pada 1289, tepatnya di kerajaan Singosari.

2. Kedatangan kerajaan Mongolia tidak disambut baik oleh kerajaan Singosari

notesplusultra.com

Kerajaan Mongolia bukanlah bangsa yang bodoh dalam hal strategi menaklukkan bangsa lain. Mereka tidak serta merta datang menyerbu dan membabi buta menghabisi lawannya, tetapi mengirimkan pesan terlebih dahulu untuk menyerah dengan damai mengingat ketenaran kerajaan tersebut sudah terdengar ke mana-mana. Hal itu diberlakukan kepada kerajaan Singosari melalui utusan Mongolia.

Utusan itu diterima dan disambut oleh Raja Kertanegara, raja yang memimpin Singosari saat itu. Namun saat utusan Mongolia datang, Raja Kertanegara merasa tersinggung mengingat pesan yang disampaikan berisikan keputusan untuk menyerahkan diri kepada bangsa Mongolia dan memberikan sejumlah upeti.

Balasan dari Raja Kertanegara adalah dia memberikan hukuman kepada utusan itu dengan memotong kupingnya, menatonya atau mencapnya dengan besi panas sebagai pesan penolakan sebelum mengutus pembawa pesan itu kembali ke Yuan.

3. Mongolia tidak bisa menerima perlakuan itu dan mulai melakukan serangan

thenational.ae

Pesan lewat perlakuan raja Kertanegara itu dipahami oleh Kubilai Khan, penguasa Mongolia saat itu. Dengan rasa tidak terima, Kubilai Khan pun mengutus 20 ribu hingga 30 ribu pasukan untuk melakukan ekspedisi ke tanah Jawa untuk melakukan serangan. Dibutuhkan waktu sekitar tiga tahun demi persiapan penaklukkan Mongolia akan Jawa.

Baca Juga: Keren sih, tapi 8 Hal Ini Akan Membuatmu Malas Hidup di Zaman Kerajaan

4. Perjalanan bangsa Mongolia sudah terlalu melelahkan hingga mereka sudah lemas ketika mendarat di Jawa

koreanheroes.net

Dalam ekspedisinya ke Jawa tersebut, bangsa Mongolia harus melewati beberapa wilayah Asia Tenggara. Salah satunya adalah Vietnam. Dikatakan dalam perjalanannya itu, mereka pun mendapat hadangan dari Vietnam yang cukup menyusahkan dan itu sudah lebih dari menguras tenaga.

Belum lagi ekspedisi Mongolia itu harus mengambil jalan memutar mengingat ada kabar kerajaan Singosari sudah mempersiapkan pasukan demi menghadang anak buah Kubilai Khan.

Pada akhirnya pasukan ekspedisi Mongolia itu tiba di Tuban, Jawa Timur pada 1293 dengan kondisi cukup mengenaskan. Semuanya sudah kelelahan akibat perjalanan dan mereka pada titik terlemah.

5. Pasukan Mongolia dapat sambutan kabar raja Kertanegara yang sudah meninggal

baohomnay.net

Demi menghindari risiko berlebih, anggota ekspedisi Mongolia ini mengontak utusannya yang sudah ada di Jawa terlebih dahulu untuk mengetahui kondisi sekitar. Menariknya, info yang disampaikan kala itu tak hanya tentang medan setempat, tetapi juga info mengenai raja Kertanegara yang sudah meninggal dan terbunuh oleh pemimpin baru Singosari, Jayakatwang.

6. Anak raja Kertanegara mencoba menggandeng pasukan Mongolia untuk bisa kembali menduduki takhta

theglobal-review.com

Info terbunuhnya raja Kertanegara terbilang cukup menguntungkan bagi pasukan Mongolia. Yang pertama, itu berarti mereka tak perlu lagi berurusan dengan raja itu. Yang kedua, ternyata mereka didatangi menantu raja Kertanegara, Raden Wijaya dari Majapahit, yang ingin membentuk aliansi demi menduduki kembali takhta ayahnya tersebut dengan embel-embel Singosari akan bersumpah setia kepada Khan jika berhasil melakukan ini.

Hal tersebut dianggap sebagai kesempatan besar. Sang komandan prajurit menyetujui hal ini dan dia pun menyuruh pasukannya untuk berpindah ke area Surabaya.

Di sana mereka berperang dengan beberapa pasukan Jawa untuk mencuri kapal. Dengan keyakinan invasi ke Jawa bisa berjalan lancar akibat aliansi tersebut, sang komandan pun memutuskan beberapa pasukannya ada yang dikirim ke Sumatra untuk menaklukkan area sana.

7. Rencana pendudukan Singosari berhasil dengan mulus

daimca.com

Bersama dengan Raden Wijaya, pasukan Mongolia membangun strategi dua serangan demi mengalahkan Jayakatwang. Anak buah Kubilai Khan itu menyerang dari Sungai Brantas yang mana dari utara, sedangkan pasukan Raden Wijaya menyerang dari timur.

Serangan itu efektif dan berhasil menumpas sekaligus menangkap Jayakatwang. Pada akhirnya Jayakatwang dieksekusi pada saat itu pula.

Baca Juga: 8 Fakta Unik Kerajaan Mongolia, Penyelamat Pedagang di Jalur Sutra

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya