Musik Keras Rusak Telinga Lebih dari 1 Miliar Remaja Dunia!
Yuk, jangan cocok telinga terus
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Siapa yang suka mendengarkan musik di HP atau digital audio player (DAP)? Baik untuk konsentrasi atau agar tidak mendengar bising kendaraan, musik mengalihkan pikiran kita dari bising dunia. Makin keras, makin asyik, 'kan?
"Jangan terlalu keras, nanti lama-lama budek!"
Peringatan tersebut sering kamu dengar, dan tak jarang kita menanggapinya dengan enteng. Nyatanya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengiyakan bahwa paparan audio keras seiring waktu bisa menyebabkan gangguan pendengaran. Parahnya, kemungkinan besar, 1 miliar remaja dan dewasa muda terdampak telinganya.
Baca Juga: Lepas Headphone, 5 Cara Menjaga Kualitas Kesehatan Telinga
Libatkan belasan ribu partisipan remaja dan dewasa muda
Dimuat dalam jurnal BMJ Global Health pada awal Oktober 2022, sebuah penelitian gabungan di AS, Meksiko, Swedia, dan Swiss ingin mengetahui hubungan paparan audio keras dan risiko gangguan pendengaran di seluruh dunia. Hal ini mencakup volume saat mendengarkan musik dan paparan audio di tempat hiburan.
Berbekal 3 database yang sudah peer-review, para peneliti mencari artikel di periode 2000–2021 yang melaporkan praktik mendengarkan audio tak sehat usia 12–34 tahun dari 20 negara. Hasilnya, para peneliti mendapatkan 33 studi yang melibatkan 19.046 partisipan.
Baca Juga: Hi-Res Audio: Gimmick atau Sungguhan? Ini Fakta yang Perlu Kamu Tahu