TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

9 Skandal Doping Besar yang Ubah Wajah Olahraga Dunia

Coreng nama "Sportivitas"

ilustrasi obat doping (pixabay.com/jorono)

Penggunaan doping dalam kompetisi olahraga adalah hal yang sudah pasti mencoreng nama dan prestasi sang atlet. Tetapi, doping sebenarnya adalah "lagu lama" dalam dunia olahraga. Ada yang menggunakan "jamur", buah, hingga darah hewan agar performa atlet jadi tokcer!

Beberapa kasus terkenal adalah pada Olimpiade Musim Panas 1904, saat pelari Amerika, Thomas Hicks, diberikan campuran strychnine, brendi, dan telur mentah sampai hampir mati! Bahkan, pada 1937, klub Premier League, Wolverhampton Wanderers F. C., memberikan ekstrak kelenjar monyet untuk memperkuat para pemainnya.

Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, doping pun semakin modern. Biasanya, doping terdiri dari steroid, obat hormon, dan berbagai substansi lain. Konsumsi terlalu berlebihan bisa mengakibatkan bahaya dan kecaman! Inilah beberapa skandal penggunaan doping terkenal dari sejarah olahraga.

1. Tom Simpson

Tom Simpson di Tour de France 1966 (cyclingnews.com)

Pada perhelatan Tour de France pada musim panas Juli 1967, pesepeda asal Inggris, Tom Simpson, meninggal dunia saat mengayuh di tanjakan Mont Ventoux. Simpson dinyatakan meninggal karena gagal jantung akibat kelelahan. Namun, laporan post-mortem menyatakan hal sebaliknya.

Pada baju Simpson, terdapat tabung amfetamin dan saat jasadnya diotopsi, terdapat jejak amfetamin. Obat tersebut membuatnya kelelahan dan dehidrasi. Tadinya diperbolehkan, kematian Simpson membuat Uni Sepeda Internasional/Union Cycliste Internationale melarang penggunaan amfetamin untuk doping.

2. Atlet dari Jerman Timur

atlet renang putri Jerman Timur, (kiri-kanan): Petra Thümer, Barbara Krause, Caren Metschuck (wikimedia.org)

Pada 1970an - 1980an, pemerintah komunis Jerman Timur memberikan doping berupa steroid kepada atletnya. Bukan secara sukarela, pemerintah memaksa para atletnya atau mereka dieksekusi mati.

Pada Olimpiade Musim Panas 1976 di Montreal, tim renang putri Jerman Timur 11 menggaet 11 medali emas dan meraih total 40 medali emas. Meskipun dicurigai, Jerman Timur tetap melanjutkan dan berhasil menutupi program doping. Total, sekitar 10.000 atlet diberi doping!

Pada 1956 - 1988, Jerman Timur kumpulkan 203 medali emas, 192 perak dan 177 perunggu. Setelah Jerman bersatu pada 1990, pelaku doping kemudian diadili dan dinyatakan bersalah! Meskipun begitu, atlet doping pun mengalami penyakit jantung, kemandulan, kanker, hingga gangguan psikologis sebagai konsekuensinya.

3. Ben Johnson

Ben Johnson memenangkan ajang lari 100 meter di Seoul pada 1988. (espn.co.uk)

Atlet lari cepat asal Kanada, Ben Johnson, berhasil memenangkan medali emas untuk lari 100 meter dengan rekor 9,79 detik di Olimpiade Musim Panas Seoul, Korea Selatan, pada September 1988. Pada 1978 - 1988, Ben Johnson menyandang gelar "Manusia Tercepat di Dunia".

Tetapi, status juara Johnson hanya tiga hari saja! Saat tes urine, Johnson diketahui menggunakan doping steroid stanozolol. Alhasil, medalinya diserahkan pada tempat kedua yaitu pelari asal AS, Carl Lewis. Sempat mengaku, Johnson kemudian mengklaim bahwa ada yang menyabotase minumannya hingga terdapat stanozolol!

Ternyata, Johnson pun menggunakan stanozolol pada 1987, sehingga gelarnya dicabut! Insiden doping Johnson pun mengagetkan dunia yang sebelumnya menyangka doping hanya sebagai masalah blok komunis.

Baca Juga: Disangka Pakai Doping Saat Puasa, Pogba: Allah Tolong Saya

4. Diego Maradona

Diego Maradona menjuarai Piala Dunia tahun 1986. (cbssports.com)

Legenda pesepak bola Argentina, Diego Maradona, sempat memimpin timnas Argentina mengangkat trofi Piala Dunia 1986 di Meksiko. Namun, pesepak bola yang terkenal dengan gol kontroversial Hand of God-nya ini harus diskors 15 bulan pada 1991-1992 karena kedapatan mengonsumsi kokain.

Sempat naik timbangan, El Pibe de Oro membakar sekitar 12 kilogram untuk bisa fit kembali ke timnas Argentina pada Piala Dunia 1994 di AS. Sempat menjebol gawang Yunani dan Nigeria, Maradona malah harus angkat koper lebih awal. Kenapa? Ternyata, Maradona kedapatan menggunakan doping efedrina!

Setelah kejadian tersebut, Maradona menyatakan pensiun dari membela Argentina dan memilih bermain untuk klub Newell Old Boys dan Boca Juniors hingga 1997. Sempat menjadi pelatih sepak bola, Diego Maradona tutup usia pada November 2020 lalu.

5. Tim sepeda Festina

Pesepeda Prancis, Richard Virenque diwawancarai setelah skandal Festina pada Tour de France 1998. (cyclist.co.uk)

Pada perhelatan Tour de France 1998, tim Festina tersandung skandal doping. Saat penggeledahan di Lille, soigneur tim Festina, Willy Voet, kedapatan mengangkut amfetamin, eritropoietin (EPO), dan steroid.

Seluruh tim Festina, dari atlet hingga dokter tim, ditahan dan 7 kedapatan mengonsumsi doping lalu didiskualifikasi. Salah satu atlet pesepeda Festina, Richard Virenque, sempat menyangkal bahkan merilis buku Ma Vérité sebagai kesaksiannya. Akhirnya, pada 2000, Virenque mengaku juga!

Insiden doping Tour de France 1998 tersebut menjadi salah satu dasar dari pembentukan World Anti-Doping Agency (WADA) pada 1999. Festina masih sempat beroperasi hingga akhirnya gulung tikar pada 2001.

6. BALCO

Marion Jones di Olimpiade Musim Panas 2000 Sydney (news.amomama.com)

Pada Oktober 2003, penyelidikan doping AS mengatakan bahwa steroid beberapa atlet menggunakan doping steroid anabolik tetrahidrogestrinon (THG) yang memang tidak bisa dideteksi. Ternyata, THG dan doping lainnya diproduksi oleh Bay Area Laboratory Co-operative (BALCO) dan pendirinya, Victor Conte.

Hal ini dibeberkan oleh mantan atlet trek dan lapangan, Marion L. Jones, yang memenangkan 5 medali (3 emas dan 2 perunggu) pada Olimpiade Musim Panas Sydney pada 2000. Pada 2007, Jones mengaku dan mengembalikan 5 medali tersebut, lalu dihukum 6 bulan penjara.

Selain Jones, pemain bisbol San Francisco Giants, Barry Bonds, juga adalah klien BALCO! Memecahkan rekor home run pada 2007, Bonds mengklaim bahwa ia tak tahu bahwa BALCO menjual doping. Bahkan, Bonds lolos dari hukuman karena tak tuduhan doping tak terbukti.

7. Lance Armstrong

Lance Armstrong di Tour de France 2004 (nytimes.com)

Pesepeda Amerika, Lance Armstrong, sempat booming karena memenangkan tujuh Tour de France berturut-turut pada 1999 - 2005! Selain itu, karena ia adalah penyintas kanker, reputasi Armstrong pun terus naik. Meskipun banyak spekulasi bahwa Armstrong menggunakan doping, hal tersebut tak pernah dibuktikan.

Reputasi tersebut bertahan hingga 2010, saat mantan rekan Armstrong yang juga tersandung kasus doping, Floyd Landis, mengklaim keterlibatan Armstrong! Berbekal tes darah pada 2009 - 2010, U.S Anti-Doping Agency (USADA) pun mendakwa Armstrong atas tuntutan menggunakan doping.

Akhirnya, Armstrong pun mengaku dan 7 gelar Tour de France-nya pun dicabut serta ia dilarang mengikut ajang bersepeda. Armstrong juga kehilangan sponsor hingga US$75 juta (sekitar Rp1 triliun)!

8. Biogenesis

Alex Rodriguez bermain untuk New York Yankees. (si.com)

Pada 2013, tersiar kabar kalau klinik rejuvenasi Biogenesis memasok obat doping dan hormon pertumbuhan/GH untuk beberapa pemain bisbol di Major League Baseball/MLB. Jadi, petinggi MLB mengadakan investigasi dan menghukum lebih dari selusin pemain!

Sebagian besar dihukum absen di 50 pertandingan. Ryan Braun dari Milwaukee Brewers disanksi 65 pertandingan, dan Alex Rodriguez dari New York Yankees menerima skorsing 162 pertandingan (dari sebelumnya 211). Rodriguez awalnya tidak mau mengaku, sampai dijanjikan imunitas dari tuntutan hukum.

Skandal Biogenesis menunjukkan kalau doping juga adalah masalah nyata di MLB. Oleh karena itu, MLB bersumpah untuk memberlakukan hukuman yang lebih berat dan lebih sering mengadakan pengujian doping.

Baca Juga: Kenali 7 Ahli Kimia Paling Berjasa Sepanjang Sejarah

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya