TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kurang Dikenal, 10 Pahlawan Perang Dunia II Ini Berjasa

Tak semua berakhir manis, beberapa berujung kematian tragis

Marcel Pinte (kanan) dianggap sebagai pahlawan perlawanan masa perang termuda di Prancis (ibtimes.com)

Kita pasti sudah tidak asing dengan tokoh-tokoh dunia yang terkenal selama Perang Dunia II, seperti Franklin D. Roosevelt dan Winston Churchill. Namun, itu hanya dua nama di antara jutaan. Banyak orang yang terlibat dalam Perang Dunia II dan jasanya sama pentingnya dengan nama-nama dari tokoh terkenal.

Britannica memperkirakan bahwa sekitar 70 juta tentara mengambil bagian dalam Perang Dunia II, yang berarti, ada banyak kepahlawanan oleh mereka yang menghadapi beberapa situasi dan skenario paling mengerikan selama masa perang. Mereka menyelamatkan nyawa sesama tentara dan warga sipil selama perang berlangsung.

Jadi, mari kita ulas tentang beberapa nama yang mungkin belum pernah kamu dengar sebelumnya, tetapi jasanya sangat berkesan bagi sejarah. Siapa saja mereka?

1. Seorang laki-laki yang membebaskan satu desa dari pendudukan Jerman seorang diri

Léo Major (warhistoryonline.com)

Léo Major adalah seorang petani berusia 19 tahun dari Quebec yang bergabung untuk memperjuangkan Inggris. Seperti yang ditulis New York Times, karier militernya dimulai sebagai penembak jitu, sayangnya, ia kehilangan satu penglihatannya karena granat tepat setelah D-Day. Lalu, tiga tulang belakang, lengan, dan kedua pergelangan kakinya patah karena ranjau darat.

Dia masih ditugaskan ke kota Zwolle di Belanda, dan pada 13 April 1945, dia dan rekannya Willie Arsenault dikirim ke kota berpenduduk 50.000 orang dalam misi pengintaian. Arsenault terbunuh, Major lalu menembakkan senjatanya dan melemparkan semua granat yang dia punya. Major juga membakar markas Gestapo, yang membuat tentara Jerman melarikan diri.

2. Penyelamat tahanan 

Henry Mucci di Filipina (wikipedia.org/Signal Corps)

Setelah pasukan Amerika menderita salah satu kekalahan militer terbesar di Pertempuran Bataan di Filipina, pasukan Jepang yang menang menggiring tawanan mereka ke kamp, di mana sepanjang jalan mereka mengalami siksaan. Perjalanan ini dikenal sebagai Bataan Death March, dan antara 10.000 hingga 20.000 orang tewas di sepanjang jalan.

Di situlah Letnan Kolonel Henry Mucci masuk. Seorang yang selamat dari Pearl Harbor, dia memimpin Batalyon Ranger ke-6. Unit itu bertugas menyelamatkan 511 tahanan dari mars kematian dan tahanan di sebuah kamp dekat Cabanatuan.

Mucci menjadi pahlawan di kota kelahirannya Bridgeport, Connecticut, dan selama bertahun-tahun tinggal di Singapura sebelum pensiun ke Florida. Dia meninggal pada tahun 1997, dalam usia 88 tahun.

3. Pied Piper of Saipan

Guy Gabaldon (kanan) berpose dengan kelompok yang mencakup tahanan Jepang pada tahun 1944. (commons.wikimedia.org/US Marine)

Guy Gabaldon adalah seorang prajurit Marinir yang pernah bertempur untuk Saipan pada bulan Juni 1944. Gabaldon dibesarkan di Los Angeles, dan berkat persahabatannya dengan keluarga Jepang-Amerika, dia pun bisa bahasa Jepang.

Keterampilannya ini dia gunakan dalam pertempuran untuk Saipan, bagian dari Kepulauan Mariana. Sering kali, dia pergi sendirian ke wilayah musuh untuk meyakinkan Jepang agar menyerah.

Gabaldon berjanji bahwa Jepang akan diperlakukan dengan baik sebagai tawanan perang. Gabaldon yang saat itu baru berusia 18 tahun akhirnya berhasil meyakinkan lebih dari 1.000 tentara dan warga sipil Jepang untuk mengikutinya kembali ke kamp dan menyerah, termasuk 800 orang pada Juli 1944. Berkat hal ini, ia pun dijuluki Pied Piper of Saipan.

4. Penyelamatan di balik misi yang cemerlang

George Vujnovich adalah seorang perwira Angkatan Darat yang bertugas di Kantor Layanan Strategis tahun 1944, cikal bakal Central Intelligence Agency. Dia memimpin misi untuk menyelamatkan sekitar 500 penerbang Sekutu yang pesawatnya tertembak saat melakukan misi pengeboman yang menargetkan kilang minyak Jerman di wilayah Serbia Yugoslavia.

Vujnovich pun memimpin Operasi Halyard. Vujnovich meminta tiga petugas untuk menyamar seperti penduduk lokal Serbia, lalu membantu penduduk desa dan penerbang yang terdampar untuk menunggu pesawat penyelamat di pegunungan. Sebanyak 512 penerbang Sekutu berhasil dievakuasi.

Baca Juga: 7 Peristiwa Penting dalam Perang Dunia II yang Terjadi di Akhir Tahun

5. Seorang laki-laki yang berhasil menghentikan bom atom Nazi

Joachim Ronneberg (americanscandinavian.org)

Pada tahun 1942, pabrik Hidro Norsk di Norwegia telah membuat air berat (air yang memiliki isotop H-2) untuk industri pertanian selama sekitar delapan tahun, tapi pabrik tersebut telah diambil alih oleh Nazi yang menggunakan air berat dalam program senjata atom Jerman.

Sebuah tim komando Inggris yang ingin menyabotase pabrik, hilang. Namun, sukarelawan Norwegia mengambil alih. Setelah pelatihan, tim yang terdiri dari 10 orang Norwegia yang dipimpin oleh Joachim Ronneberg terjun menggunakan parasut ke area tersebut, dan mencapai pabrik pada 27 Februari 1943.

Mereka menyeberangi jembatan es di atas sungai untuk sampai ke pabrik, menyelinap masuk, memasang bahan peledak, dan mengaktifkan pengatur waktu selama 30 detik. Mereka melarikan diri sebelum pabrik meledak dan melakukan perjalanan sejauh 450 km ke perbatasan Swedia yang aman, dengan 2.800 tentara Jerman yang mengejar mereka.

6. Letnan yang memiliki banyak penghargaan berkat keberaniannya 

Letnan Kolonel Matt Louis Urban setelah menerima Medal of Honor dari Presiden Jimmy Carter (commons.wikimedia.org/Find A Grave)

Letnan Kolonel Matt Urban dianugerahi penghargaan seperti tujuh Purple Hearts, Medal of Honor, Croix de Guerre dari Prancis, dan 29 medali untuk keberaniannya. Penduduk asli Buffalo, New York ini, bergabung pada tahun 1941, dan terus melayani dalam tujuh kampanye selama Perang Dunia II.

War History Online mengatakan bahwa Urban sering terluka, karena dia tipe komandan yang memimpin langsung anak buahnya ke atas bukit dan menyerang tentara Jerman, di situlah tenggorokannya tertembak di Belgia. Bahkan setelah insiden itu, dia masih berada di garis depan sampai Sekutu mengamankan penyeberangan di Sungai Meuse.

7. Remaja yang dieksekusi karena menyampaikan kebenaran

Helmuth Hubener (gedenkstaetten-in-hamburg.de/Detlef Garbe)

Nazi tahu persis betapa pentingnya propaganda, dan untuk mempermudah penyebaran doktrinnya, mereka menciptakan Volksempfänger atau radio rakyat. Radio ini dirancang dengan harga yang cukup murah sehingga semua orang bisa memilikinya.

Sayangnya untuk Nazi, radio ini juga bisa mendengarkan siaran internasional. Seperti yang dilansir JSTOR, mendengarkan siaran internasional adalah kejahatan, tetapi itu tidak menghentikan Helmuth Hubener untuk mendengarkan BBC pada tahun 1941.

Dia pun terkejut dengan apa yang dia dengar, fakta itu tidak sama seperti yang diceritakan orang Jerman di saluran nasional. Hubener sudah keluar dari Pemuda Hitler setelah kengerian yang terjadi di Kristallnacht.

Dia mulai menulis apa yang dia dengar di siaran berita internasional dan menyebarkan pamfletnya ke seluruh kota Hamburg. Sayangnya, dia dibawa ke Pengadilan Rakyat oleh rekan kerjanya. Dia dihukum karena pengkhianatan tingkat tinggi, dan dipenggal pada 27 Oktober 1942 di usia yang baru 17 tahun.

8. Tim yang mencegah kebanjiran besar di London akibat serangan bom

Pada tahun 1940, perang datang ke Inggris. BBC menjelaskan bahwa Blitz dimulai pada 7 September 1940, dan London menjadi sasaran dari serangkaian pengeboman yang terjadi setiap malam selama 57 hari. Selain itu, tanggul di Sungai Thames yang dimaksudkan untuk pertahanan banjir rusak akibat serangan bom Luftwaffe.

Untungnya, Sir Thomas Peirson Frank, seorang insinyur sipil yang mengawasi pertahanan banjir sungai dan tim tanggap cepat, ditempatkan di pos-pos di sepanjang sungai. Pos terdepan dijaga 24/7, dan di mana pun ada serangan di sepanjang Sungai Thames, tim dikirim untuk memperbaikinya.

Dilansir Thames Discovery, tembok sungai mengalami kerusakan akibat pengeboman dalam 121 insiden antara tahun 1940 dan 1945, dan dalam setiap kasus, tim Frank mampu memperkuat tembok sebelum air bisa menerobos dan membanjiri kota.

9. Petugas pertahanan terkecil di Prancis

Marcel Pinte (kanan) dianggap sebagai pahlawan perlawanan masa perang termuda di Prancis (ibtimes.com)

Marcel Pinte dilahirkan dalam keluarga pejuang perlawanan. Rumah pertanian keluarganya menjadi lokasi serangan udara Sekutu untuk mendukung perlawanan Prancis, dan keluarga itu juga menerima pesan berkode dari Inggris yang mereka sampaikan kepada anggota perlawanan lainnya.

Di situlah Pinte kecil masuk. Dijuluki Quinquin, anak itu bertindak sebagai kurir. Karena tubuhnya yang mungil, dia dapat belari di belakang garis musuh, membawa pesan yang terselip di pakaiannya.

Pada 19 Agustus 1944, tentara perlawanan diterjunkan ke daerah tersebut, dan satu senapan mesin mereka secara tidak sengaja ditembakkan, Pinte tertembak dan meninggal di usianya yang baru 6 tahun.

Dia diberi promosi anumerta menjadi sersan pada tahun 1950, dan pengakuan resmi dari Kantor Nasional Mantan Pejuang dan Korban Perang pada tahun 2013.

Baca Juga: 5 Veteran Perang Dunia II Tertua yang Saat Ini Masih Hidup

Verified Writer

Amelia Solekha

Write to communicate. https://linktr.ee/ameliasolekha

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya